Headline
Tingkat kemiskinan versi Bank Dunia semakin menjauh dari penghitungan pemerintah.
Tingkat kemiskinan versi Bank Dunia semakin menjauh dari penghitungan pemerintah.
Perluasan areal preservasi diikuti dengan keharusan bagi setiap pemegang hak untuk melepaskan hak atas tanah mereka.
KETUA Umum Apindo, Shinta Widjaja Kamdani, menyambut baik keputusan Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan ke 5,5%. Namun, ia menilai langkah ini masih terlalu kecil untuk memberi dorongan nyata bagi daya saing sektor usaha.
“Penurunan ini tentu positif, tapi masih terlalu terbatas. Belum cukup menjawab tantangan tingginya biaya pinjaman yang membebani pelaku usaha,” ujar Shinta kepada Media Indonesia, Rabu (21/5).
Ia menegaskan, penurunan BI Rate belum otomatis menurunkan suku bunga pinjaman riil di lapangan—terutama jika tren penurunan tak berlanjut atau tidak diikuti langkah konkret dari pemerintah dan sektor perbankan.
Menurutnya, BI perlu terus menurunkan suku bunga hingga setara, bahkan lebih rendah dari rata-rata kawasan ASEAN. Di sisi lain, pemerintah juga didesak untuk memperluas akses pembiayaan melalui relaksasi syarat kredit dan insentif yang bisa menurunkan bunga pinjaman riil.
“Tanpa dukungan kebijakan lanjutan, pelonggaran moneter ini hanya akan jadi simbolik dan minim dampak terhadap sektor riil,” tambah Shinta.
Ia juga mengakui keputusan BI cukup mengejutkan di tengah kehati-hatian bank sentral menghadapi ketidakpastian global. Meski begitu, ia berharap tren pelonggaran ini berlanjut demi mendorong pertumbuhan ekonomi nasional secara konkret. (Z-10)
BTN mempertegas posisinya sebagai pemimpin pembiayaan perumahan nasional dengan menggelar Akad Kredit Massal KPR Non-Subsidi secara serentak di lima kota besar
Bulan ini, Mei 2025, jadi waktu yang tepat bagi Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunga acuan (BI Rate). Pasalnya, nilai tukar rupiah mulai stabil.
Pasar properti residensial Indonesia awal 2025 tumbuh terbatas. Penjualan hanya naik 0,73% YoY, didorong oleh kenaikan harga di segmen rumah kecil-menengah.
Kepala Ekonom Trimegah Sekuritas Fakhrul Fulvian meramalkan Bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed) akan mempertahankan suku bunga acuan fed fund rate.
Keputusan Bank Indonesia (BI) yang menurunkan suku bunga acuan (BI rate) menjadi 5,5% akan disambut positif sektor perbankan dan sektor riil.
Menurutnya, perbankan juga perlu menyesuaikan struktur biaya dana, termasuk dana pihak ketiga dan bunga kredit, agar penyaluran kredit semakin efektif.
DALAM Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada Selasa-Rabu, 20-21 Mei 2025 memutuskan untuk memangkas suku bunga acuan atau BI-Rate sebesar 25 basis points (bps) menjadi 5,5%.
Bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve (The Fed) pada Rabu (7/5) waktu setempat, memutuskan mempertahankan suku bunga acuan (fed fund rate/FFR) tetap di level 4,25-4,50%.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved