Headline
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
TOKOCRYPTO mengungkapkan kekhawatiran terhadap masih rendahnya pemahaman masyarakat terkait aset digital, di tengah lonjakan jumlah investor kripto di Indonesia yang mencapai lebih dari 14 juta orang per April 2025.
CEO Tokocrypto, Calvin Kizana, menyampaikan bahwa tren meningkatnya minat masyarakat terhadap investasi kripto harus diimbangi dengan peningkatan pengetahuan agar risiko yang ditimbulkan dapat diminimalkan.
"Kami melihat antusiasme masyarakat Indonesia terhadap aset kripto terus meningkat, tetapi ini harus dibarengi dengan edukasi yang memadai. Literasi kripto yang minim berpotensi meningkatkan risiko, terutama bagi investor pemula," ujar Calvin dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.
Calvin menekankan bahwa inklusi tanpa pemahaman yang cukup justru akan memperbesar potensi kerugian.
Tokocrypto, lanjutnya, terus mendorong berbagai inisiatif edukasi untuk menyentuh berbagai kalangan, termasuk komunitas lokal, institusi pendidikan, dan wilayah terpencil. Tujuannya adalah menciptakan ekosistem kripto yang berkelanjutan dan aman.
Data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat jumlah investor kripto di Indonesia naik dari 13,71 juta pada Maret menjadi 14,16 juta per April 2025. Nilai transaksi pun melonjak dari Rp32,45 triliun menjadi Rp35,61 triliun.
Namun, menurut Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2025, belum tersedia indikator khusus untuk mengukur tingkat literasi kripto secara spesifik. Dalam SNLIK terbaru, kripto baru dikategorikan sebagai bagian dari lembaga jasa keuangan lainnya di bawah Data Nasional Keuangan Inklusif (DNKI).
Sementara itu, indeks literasi keuangan nasional mencapai 66,64 persen, tertinggal jauh dibanding indeks inklusi keuangan yang menyentuh angka 92,74 persen. Kondisi serupa juga terjadi di sektor keuangan syariah, yang hanya mencatat literasi sebesar 43,42 persen.
Calvin menilai kolaborasi lintas sektor menjadi kunci dalam membangun ekosistem edukasi kripto yang efektif.
"Membangun ekosistem edukasi kripto yang kuat memerlukan kolaborasi erat antara sektor swasta, pemerintah, dan institusi pendidikan. Dengan bersinergi, berbagai pihak dapat mengembangkan program pelatihan yang relevan dan mudah diakses," tambahnya.
Ia mencontohkan pendekatan negara lain seperti Singapura yang telah lebih maju dalam hal pendidikan kripto. Universitas ternama seperti National University of Singapore (NUS) dan Nanyang Technological University (NTU) menawarkan program komprehensif terkait blockchain dan aset digital. Dukungan dari otoritas keuangan Singapura, Monetary Authority of Singapore (MAS), juga memperkuat integrasi teknologi ini dalam sistem pendidikan nasional.
"Sangat penting bagi Indonesia untuk belajar dari pendekatan edukasi kripto yang sukses di negara lain. Dengan jumlah investor kripto yang terus bertumbuh, kita memiliki tanggung jawab besar untuk memastikan bahwa pertumbuhan ini diiringi dengan pemahaman yang mendalam mengenai aset digital," sebut Calvin. (Ant/I-3)
Peningkatan performa Pintu Futures karena aksesibilitas yang semakin mudah lewat aplikasi maupun website pintu.co.id dan pilihan token lebih dari 90.
Industri aset digital Indonesia berhasil menunjukkan eksistensinya sebagai aset diversifikasi investasi.
PT Pintu Kemana Saja, aplikasi kripto all-in-one di Indonesia, memberikan insentif kepada setiap pengguna yang berhasil mengajak rekannya berinvestasi menggunakan aplikasi tersebut.
Ketika Bitcoin tengah berusaha bangkit dari tekanan jual selama ini, perkembangan Ethereum sebagai aset crypto terbesar kedua setelah Bitcoin, kondisinya sangat mengkhawatirkan.
Penetrasi asuransi masih rendah di kisaran 1,4%-2,7%. Kesenjangan perlindungan tetap menjadi tantangan besar, terutama di daerah perdesaan dan terpencil.
Transcosmos Indonesia (TCID), penyedia layanan omni channel contact center dan digital marketing, merayakan 12 tahun kiprahnya di Indonesia.
ADA sejumlah tantangan digitalisasi yang dihadapi oleh dewan kemakmuran masjid (DKM), seperti belum optimalnya pemanfaatan website dan terbatasnya literasi digital pengurus DKM.
DI tengah dunia yang semakin sibuk dan bising, kemampuan untuk mendengarkan menjadi keterampilan yang makin langka dan sering kali diabaikan.
Langkah ini merupakan strategi Aleph untuk memperkokoh posisi sebagai pemimpin transformasi digital yang menghubungkan pasar global dengan kawasan Asia Pasifik.
Salah satu langkah strategis yang kini mulai diadopsi adalah penggunaan barcode atau QR code sebagai identitas digital untuk menjamin keaslian barang.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved