Headline
Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.
Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.
GUBERNUR Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memperkirakan bank sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) akan memangkas suku bunga acuan (federal funds rate/FFR) akan sebanyak dua kali pada tahun ini. Prediksi ini berbeda dari sebelumnya yang menyebutkan penurunan suku bunga hanya akan terjadi satu kali pada 2025.
"Kami perkirakan FFR akan turun dua kali yaitu sekitar bulan September sekali dan di bulan Desember," ucap dalam konferensi pers RDG Mei secara daring, Rabu (21/5).
Penurunan FFR ini dikaitkan dengan kondisi global yang menunjukkan perkembangan positif, khususnya kesepakatan antara Amerika Serikat dan Tiongkok untuk menurunkan tarif impor selama 90 hari. Hal ini dianggap menjadi indikator yang menggembirakan setelah sebelumnya kedua negara terlibat dalam perang dagang dengan saling menaikkan tarif.
“Selama sebulan terakhir, kami melihat perkembangan positif dari negosiasi kedua negara tersebut,” ujar Perry.
Gubernur BI menyebut dampak dari rencana penurunan FFR ini tidak hanya dirasakan oleh negara-negara dengan aset aman (safe haven), tetapi juga mengarah ke pasar negara berkembang (emerging markets), termasuk Indonesia. Ini mencerminkan pergeseran arus modal global yang lebih seimbang.
Selain itu, kondisi tersebut turut meredakan tekanan terhadap nilai tukar global, termasuk terhadap rupiah. Bank Indonesia juga terus melakukan langkah stabilisasi melalui intervensi di pasar valuta asing, termasuk penggunaan instrumen non-deliverable forward (NDF) di pasar luar negeri seperti Hong Kong, Eropa, dan Amerika secara berkesinambungan selama 24 jam.
“Semua ini kami lakukan untuk menjaga stabilitas nilai tukar dan mendukung ketahanan ekonomi nasional,” pungkas Perry. (E-4)
Suku bunga bank sentral itu telah dipertahankan sejak sejak pertemuan pada Januari dan Maret tahun ini.
Mengacu data Bloomberg, Kamis, 19 Desember 2024, rupiah melemah 135 poin atau 0,84 persen menjadi Rp16.233 per USD.
BANK Indonesia(BI) mempertahankan suku bunga acuan atau BI rate di angka 5,50%. Keputusan itu diambil melalui Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 17-18 Juni 2025
LEMBAGA Penyelidik Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) menilai Bank Indonesia perlu mempertahankan tingkat suku bunga acuan, BI Rate
Keputusan Bank Indonesia (BI) yang menurunkan suku bunga acuan (BI rate) menjadi 5,5% akan disambut positif sektor perbankan dan sektor riil.
Menurutnya, perbankan juga perlu menyesuaikan struktur biaya dana, termasuk dana pihak ketiga dan bunga kredit, agar penyaluran kredit semakin efektif.
DALAM Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada Selasa-Rabu, 20-21 Mei 2025 memutuskan untuk memangkas suku bunga acuan atau BI-Rate sebesar 25 basis points (bps) menjadi 5,5%.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved