Headline
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
PENGAMAT Sekuritas Fakhrul Fulvian meramalkan Bank sentral di Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed) akan mempertahankan suku bunga acuan AS atau fed fund rate (FFR) di bulan ini.
Mei menjadi bulan yang amat penting untuk pasar keuangan. The Fed akan memberikan pengumuman rapat dewan kebijakan The Fed (Federal Open Market Committee/FOMC) setelah munculnya situasi perang dagang.
Fakhrul menuturkan saat ini The Fed sedang mengalami dilema. Perlambatan ekonomi menjadi urgensi untuk pemotongan suku bunga. Sementara, inflasi yang menjadi indeks harga belanja personal (PCE) inti masih tinggi. Dus, kondisi perang dagang yang bisa membuat inflasi tetap tinggi. Di kondisi saat ini, pasar fed fund futures sudah mengekspektasikan pemotongan tingkat suku bunga acuan AS atau fed fund rate (FFR) sebanyak 100 basis poin sampai akhir tahun 2025.
"Namun, menurut pandangan kami, The Fed akan menahan tingkat suku bunga acuan sambil terus memperhatikan pasar tenaga kerja," ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (6/5).
Fakhrul kemudian berpandangan, kondisi rupiah yang sudah kuat membuat ruang Bagi untuk menurunkan suku bunga atau BI Rate. Pasalnya, jika BI masih belum menurunkan suku bunga atai BI Rate di bulan ini, akan menimbulkan kebingungan di pasar.
"Ini karena rupiah sudah stabil dan cenderung menguat," ucapnya.
Penguatan rupiah ke level 16.400 dinilai positif dan sudah kembali kepada fundamentalnya. Sementara, Fakhrul memandang untuk indeks harga saham gabungan (IHSG) yang bergerak ke level 6.900, cenderung overbought atau harga telah mencapai batas jenuh dari kenaikannya.
Untuk menjaga ekspektasi yang baik, ditengah kemungkinan gejolak karena kebijakan The Fed, Fakhrul menyarankan investor untuk mulai profit taking di IHSG secara umum.
"Namun, hal ini mesti melihat sektor terkait ekonomi primer, seperti poultry atau sektor yang banyak diminati oleh investor," pungkasnya. (Ins/I-1)
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), pada perdagangan Kamis 26 Juni 2025, dibuka menguat 9,71 poin atau 0,14% ke posisi 6.841,85.
IHSG hari ini, Rabu 25 Juni 2025, berpeluang bergerak menguat. Sentimen utamanya tidak lain karena seiring meredanya konflik Iran vs Israel di kawasan Timur Tengah.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa, 24 Juni 2025, dibuka menguat 91,75 poin atau 1,35% ke posisi 6.878,89.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan Kamis, 19 Juni 2025, dibuka melemah 4,73 poin atau 0,07% ke posisi 7.103,06.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu, 17 Juni 2025, dibuka menguat 6,04 poin atau 0,08% ke level 7.161,89.
Fixed Income Research PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia Karinska Salsabila Priyatno menilai ruang bagi Bank Indonesia (BI) untuk menurunkan suku bunga dalam waktu dekat sangat terbatas.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved