Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
Kepala Ekonom Trimegah Sekuritas Fakhrul Fulvian meramalkan Bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed) akan mempertahankan suku bunga acuan fed fund rate (FFR) di bulan ini. Mei menjadi bulan yang amat penting untuk pasar keuangan. The Fed akan memberikan pengumuman rapat dewan kebijakan (Federal Open Market Committee/FOMC) setelah munculnya situasi perang dagang.
Fakhrul melihat saat ini The Fed sedang mengalami dilema. Perlambatan ekonomi menjadi urgensi untuk pemotongan suku bunga. Di sisi lain, inflasi yang menjadi indeks harga belanja personal (PCE) inti masih tinggi. Di kondisi seperti ini, pasar fed fund futures sudah mengekspektasikan pemotongan tingkat suku bunga acuan AS atau fed fund rate (FFR) sebanyak 100 basis poin sampai akhir tahun 2025.
"Namun, menurut pandangan kami, The Fed akan menahan tingkat suku bunga acuan sambil terus memperhatikan pasar tenaga kerja," ujar Fakhrul dalam keterangan resmi, Selasa (6/5).
Ia juga berpandangan kondisi rupiah yang sudah kuat membuat ruang Bagi untuk menurunkan suku bunga atau BI Rate. Pasalnya, jika BI masih belum menurunkan suku bunga atai BI Rate di bulan ini, itu akan menimbulkan kebingungan di pasar.
"Ini karena rupiah sudah stabil dan cenderung menguat," ucapnya.
Penguatan rupiah ke level 16.400 dinilai positif dan sudah kembali kepada fundamentalnya. Sementara, Fakhrul memandang untuk indeks harga saham gabungan (IHSG) yang bergerak ke level 6.900, cenderung overbought atau harga telah mencapai batas jenuh dari kenaikannya.
Untuk menjaga ekspektasi yang baik, ditengah kemungkinan gejolak karena kebijakan The Fed, Fakhrul menyarankan investor untuk mulai profit taking di IHSG secara umum.
"Namun, hal ini mesti melihat sektor terkait ekonomi primer, seperti poultry atau sektor yang banyak diminati oleh investor," pungkasnya. (E-3)
Rencana Trump diduga merupakan bagian dari strategi negosiasi dagang terhadap negara-negara yang belum menyepakati ketentuan tarif impor dengan AS.
Apindo menekankan pentingnya menjaga posisi tawar Indonesia agar tidak dipukul rata dengan negara-negara BRICS lainnya.
Kepala Ekonom Trimegah Sekuritas Indonesia Fakhrul Fulvian menegaskan bahwa pemerintah Indonesia harus memperkuat posisi tawar dagang di hadapan Amerika Serikat secara strategis.
AS dan Tiongkok mencapai kemajuan yang meredakan perang dagang.
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan akan digelarnya putaran baru pembicaraan perdagangan dengan Tiongkok untuk meredakan perang tarif.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi melemah terbatas, pada perdagangan Rabu 4 Juni 2025.
Keputusan BI mempertahankan suku bunga acuan di level 5,50% dipandang sebagai langkah konservatif yang tepat di tengah ketidakpastian global dan perlambatan ekonomi domestik.
Keputusan Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga acuan, atau BI Rate di level 5,50% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) 17-18 Juni 2025 dinilai sebagai langkah yang tepat.
Fixed Income Research PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia Karinska Salsabila Priyatno menilai ruang bagi Bank Indonesia (BI) untuk menurunkan suku bunga dalam waktu dekat sangat terbatas.
KETIDAKPASTIAN arah kebijakan moneter Amerika Serikat kembali menjadi perhatian setelah desakan terbuka Presiden Donald Trump agar Federal Reserve memangkas suku bunga acuan.
BTN mempertegas posisinya sebagai pemimpin pembiayaan perumahan nasional dengan menggelar Akad Kredit Massal KPR Non-Subsidi secara serentak di lima kota besar
Ketua Umum Apindo, Shinta Widjaja Kamdani, menyambut baik keputusan Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan ke 5,5%.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved