Headline
RI-AS membuat protokol keamanan data lintas negara.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani menyebut penurunan suku bunga acuan The Fed merupakan faktor pendukung bagi Bank Indonesia (BI) untuk juga turut menurunkan suku bunga acuannya.
"Namun, perlu diperhatikan bahww BI tidak membuat keputusan terkait suku bunga acuan hanya karena faktor suku bunga acuan The Fed saja. Ini berarti BI bisa saja tidak ikut menurunkan suku bunga acuan di dalam negeri karena mempertimbangkan faktor lain, khususnya faktor fluktuasi nilai tukar," kata Shinta pada Sabtu (9/11).
Lebih lanjut, Shinta menerangkan bahwa mata uang rupiah yang sebelumnya memiliki tren penguatan yang cukup stabil kembali menjadi melemah pasca kemenangan Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) yang akan datang. Selain itu, Shinta mengingatkan fakta bahwa tingkat pertumbuhan ekonomi nasional yang cenderung terus melambat hingga kuartal III mengindikasikan bahwa Indonesia perlu berhati-hati dengan pergerakan suku bunga acuan.
"Saya rasa BI akan sangat memperhatikan fluktuasi nilai tukar, pertumbuhan ekspor dan investasi, perubahan rasio utang pemerintah serta potensi pertumbuhan ekonomi di kuartal IV ini sebelum menentukan akan menurunkan suku bunga acuan atau tidak di samping faktor arah kebijakan The Fed," terang Shinta.
Di sisi lain, Shinta mecatatkan data ketenagakerjaan yang cukup menggembirakan bulan ini di mana tingkat pengangguran turun dan pekerjaan di sektor formal mengalami peningkatan.
"Kita juga mendekati “holiday season” akhir tahun yang biasanya mendongkrak pertumbuhan ekonomi kuartal IV. Karena itu, bila nilai tukar mengalami tren penguatan yang stabil, ekspor dan investasi juga mengalami pertumbuhan kinerja yang positif, kami rasa BI akan lebih confident untuk menurunkan suku bunga acuan," pungkasnya. (Fal)
Presiden Donald Trump mengatakan sangat kecil kemungkinan untuk memecat ketua The Fed Jerome Powell.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), pada Kamis 10 Juli 2025, diperkirakan bergerak menguat Penguatan bisa terjadi karena didorong sentimen global.
BANK Indonesia memperkirakan Federal Reserve (The Fed) akan melonggarkan kebijakan moneternya secara bertahap dalam dua tahun mendatang.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin, 30 Juni 2025, dibuka menguat 34,91 poin atau 0,51% ke posisi 6.932,31.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), pada perdagangan Kamis 26 Juni 2025, dibuka menguat 9,71 poin atau 0,14% ke posisi 6.841,85.
IHSG hari ini, Rabu 25 Juni 2025, berpeluang bergerak menguat. Sentimen utamanya tidak lain karena seiring meredanya konflik Iran vs Israel di kawasan Timur Tengah.
Jadi, sebutnya, kegiatan ini sangat penting agar ke depan perumusan kebijakan di daerah secara umum terkait ekonomi, terutama terkait inflasi dapat dilakukan akurat.
PT Dupoin Futures Indonesia secara resmi terdaftar sebagai Pelaku Derivatif Pasar Uang dan Pasar Valuta Asing (PUVA) di bawah pengawasan Bank Indonesia.
Pelaksanaan ERB 2025 secara resmi ditandai dengan pelepasan KRI Hasan Basri-382 dari Pelabuhan Batu Ampar, Batam, Senin (22/7).
GUBERNUR Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyatakan pihaknya melihat ruang untuk melanjutkan penurunan suku bunga acuan (BI Rate) guna mendorong pertumbuhan kredit.
Pemangkasan suku bunga acuan BI dari 5,5% menjadi 5,25% pada Juli 2025 adalah langkah tepat untuk menggerakkan konsumsi domestik dan investasi.
Bank Indonesia atau BI menilai keputusan tarif impor Amerika Serikat memberikan dampak positif terhadap pasar keuangan Indonesia, terutama karena memberikan kepastian bagi para investor
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved