Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
REALISASI investasi pada triwulan I 2025 mencapai Rp465,2 triliun atau setara 24,4% dari target penanaman modal tahun ini senilai Rp1.905,6 triliun. Realisasi tersebut didukung oleh kinerja penanaman modal asing (PMA) dan penanaman modal dalam negeri (PMDN) yang masin-masing mengalami pertumbuhan signifikan.
Data Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menunjukkan realisasi investasi PMA mencapai Rp230,4 triliun atau setara 49,5% dari total investasi yang masuk di triwulan I 2025. Sementara realisasi investasi PMDN sebesar Rp234,8 triliun atau setara 50,5 persen.
"Pada triwulan pertama ini memang PMDN-nya kontribusinya lebih tinggi dari PMA. Itu kalau kita lihat 50,5 persen PMDN atau Rp234,8 triliun dan PMA-nya Rp230,4 triliun atau 49,5%," kata Menteri Investasi dan Hiliriasi/Kepala BKPM Rosan Perkasa Roeslani dalam konferensi pers, Selasa (29/4).
Dia menambahkan, realisasi investasi paling banyak berasal dari luar Jawa mencapai Rp235,9 triliun atau setara 50,7% dari total realisasi investasi. Sedangkan untuk investasi di pulau Jawa mencapai Rp229,3 triliun atau realisasi ini mencapai 49,3% dari total realisasi investasi.
Adapun lima besar subsektor realisasi investasi pada triwulan I 2025 yaitu industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya mencapai Rp67,3 triliun atau 14,5% dari total investasi.
Kemudian sektor transportasi, gudang, dan telekomunikasi sebesar Rp66,5 triliun atau 14,3%; sektor pertambangan senilai Rp48,6 triliun atau 10,4%; sektor jasa lain Rp41,0 triliun atau 8,8%; dan sektor perumahan, kawasan industri, dan perkantoran Rp37,5 triliun atau 8,1%; serta lainnya sebesar 56,1%.
Lebih lanjut, Rosan menyampaikan jumlah serapan tenaga kerja dari investasi yang masuk di triwulan I 2025 mencapai 594.104 orang. Jumlah penyerapan tersebut tumbuh 8,5% dibandingkan penyerapan tenaga kerja di periode yang sama pada tahun lalu. (I-2)
HINGGA akhir April 2025, data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) menunjukkan jumlah investor saham di pasar modal hampir menyentuh angka 6,9 juta investor.
investasi yang gagal masuk ke Indonesia senilai Rp1.500 triliun pada 2024. Itu disebabkan antara lain oleh permasalahan pelayanan perizinan, kemudahan berusaha, hingga daya saing.
Investor reksa dana mencatatkan pertumbuhan hingga Mei 2025 menjadi 15,6 juta, naik hampir 30% daripada periode sama 2024 sebesar 12,1 juta investor,
KEK Industropolis Batang menutup semester pertama 2025 dengan membukukan nilai investasi sebesar Rp1,1 triliun. Angka itu diperoleh dari masuknya dua tenant strategis.
Survei YouGov di Indonesia tentang resolusi tahun baru 2025 mengungkapkan 74% responden ingin mengelola keuangan dengan lebih baik.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, Indonesia membutuhkan pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan investasi yang tinggi guna mencapai target pertumbuhan ekonomi.
Pada 2024, Jawa Barat menargetkan Rp250 triliun investasi baik dari dalam maupun luar negeri dan terealisasi Rp251 triliun
Garut memiliki prospek pertumbuhan yang positif dan terus berkembang.
INDONESIA sejatinya dipandang sebagai negara tujuan investasi yang menarik. Namun aspek kepastian dan prediktabilitas iklim usaha kerap mengganjal penanaman modal asing di dalam negeri.
Kawasan Berikat (KB) telah menjadi salah satu pilar penting dalam meningkatkan kinerja industri dan ekspor Indonesia sejak perumusan awalnya
Pintu gerbang Jakarta sebagai magnet kegiatan ekonomi dan investasi akan semakin terbuka dengan pembangunan transportasi publik di Jakarta yang semakin maju
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved