Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
INDONESIA sejatinya dipandang sebagai negara tujuan investasi yang menarik. Namun aspek kepastian dan prediktabilitas iklim usaha kerap mengganjal penanaman modal asing di dalam negeri. Karenanya diperlukan reformasi struktural dan birokrasi yang berkelanjutan untuk mengatasi permasalahan itu.
"Dengan adanya pemerintah baru, tentunya ini kesempatan untuk membangun kembali kepercayaan investor dengan membenahi aspek certainty, predictability dan efisiensi iklim usaha nasional bila kita ingin ada lebih banyak investor AS yang beralih ke Indonesia atau memprioritaskan Indonesia sebagai negara tujuan investasinya," ujar Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani saat dihubungi, Selasa (12/11).
Hal itu terkait pertemuan Presiden Prabowo Subianto dengan Anggota Korporasi USINDO di Washington DC, AS. Kepala Negara diketahui mengajak para pebisnis di Negeri Paman Sam untuk terus berinvestasi di Indonesia dan turut serta dalam pembangunan.
Shinta menilai, potensi dari masuknya aliran investasi asing pascabertemu dengan Presiden Prabowo Subianto cukup terbuka. Boleh jadi, karena pertemuan itu para pebisnis mengalami peningkatan keyakinan untuk berinvestasi di Indonesia.
"Untuk itu, yang erlu diperhatikan di sini adalah seberapa jauh presiden dapat mengubah persepsi pelaku usaha dan investor AS terhadap Indonesia, khususnya terkait certainty, predictability, efficiensi dan daya saing iklim usaha/investasi Indonesia pada era kepemimpinan beliau," kata Shinta.
Dia menerangkan, pelaku usaha AS dan negara maju pada umumnya memandang Indonesia sebagai negara tujuan investasi yang menarik. Namun diperlukan perbaikan dari beberapa aspek.
Tata kelola bisnis di Indonesia, misalnya, masih dianggap kurang transparan, kerap berubah tanpa adanya konsultasi kebijakan yang memadai, dan sempitnya ruang transisi terhadap aturan baru yang dibuat.
Selain itu, birokrasi di Indonesia dinilai masihterlalu panjang, tidak harmonis satu sama lain. Belum lagi perihal tumpang tindih dan regulasi-regulasi yang tidak konsisten diimplementasikan di lapangan.
"Keseluruhan hal itu menyebabkan biaya investasi di Indonesia menjadi tidak terprediksi, cenderung sangat mahal dan kurang kompetitif bila dibandingkan dengan negara pesaing di kawasan yang juga dilirik investor AS," pungkas Shinta. (Mir/M-3)
REALISASI investasi pada triwulan I 2025 mencapai Rp465,2 triliun atau setara 24,4% dari target penanaman modal tahun ini senilai Rp1.905,6 triliun.
Pada 2024, Jawa Barat menargetkan Rp250 triliun investasi baik dari dalam maupun luar negeri dan terealisasi Rp251 triliun
Garut memiliki prospek pertumbuhan yang positif dan terus berkembang.
Kawasan Berikat (KB) telah menjadi salah satu pilar penting dalam meningkatkan kinerja industri dan ekspor Indonesia sejak perumusan awalnya
Pintu gerbang Jakarta sebagai magnet kegiatan ekonomi dan investasi akan semakin terbuka dengan pembangunan transportasi publik di Jakarta yang semakin maju
Realisasi investasi Qatar tersebut masih bergantung pada kesiapan Indonesia dalam menyiapkan proyek yang kredibel dan menarik secara komersial.
Era globalisasi akan meningkatkan potensi investor masuk ke Indonesia dan para investor membutuhkan konsultan hukum yang anti-mainstream.
KEHADIRAN Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) disebut membuka peluang pencapaian pertumbuhan ekonomi di angka 8% dan menjadi daya pikat bagi penanam modal asing
Danantara bakal mengelola aset-aset seluruh perusahaan pelat merah di dalam negeri, menjadi modal untuk menarik investasi asing masuk ke dalam negeri.
Penasihat Khusus Bidang Ekonomi Presiden Bambang Brodjonegoro menegaskan bahwa transisi energi berpotensi menarik investasi asing ke Indonesia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved