Headline
Bansos harus menjadi pilihan terakhir.
MENTERI Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menegaskan stok LNG masih mencukupi kebutuhan di dalam negeri, sehingga belum memerlukan impor dari Amerika Serikat (AS).
"Sampai dengan hari ini, kami menganggap bahwa kebutuhan masih tercukupi dari dalam negeri," ucapnya ketika ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (28/4).
Bahlil menyampaikan, berdasarkan perbincangannya dengan Presiden Prabowo Subianto, belum ada pembicaraan soal mengimpor LNG dari Amerika Serikat.
Oleh karena itu, hingga saat ini, Kementerian ESDM belum ada rencana untuk membuka keran impor LNG.
Pernyataan tersebut merespons Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati yang pada pekan lalu menyampaikan Pemerintah Indonesia tengah mengupayakan peningkatan impor sejumlah komoditas strategis dari Amerika Serikat, termasuk minyak, gas alam cair (LNG), serta produk pertanian seperti gandum, kedelai, dan jagung.
Menkeu menekankan, meski Indonesia merupakan negara penghasil minyak dan gas, kapasitas produksinya masih belum mencukupi kebutuhan dalam negeri. Oleh karena itu, Pemerintah Indonesia melihat peluang untuk meningkatkan impor energi, khususnya LNG, dari Amerika Serikat.
Akan tetapi, pada awal April, Bahlil telah menyampaikan bahwa pemerintah tidak berencana untuk mengekspor LNG. Saat ini, Kementerian ESDM hanya menghitung rencana impor LPG, bahan bakar minyak (BBM), dan minyak mentah (crude oil).
Rencana untuk menggenjot impor minyak mentah, BBM, dan LPG dari Amerika Serikat bertujuan untuk menyetarakan neraca perdagangan antara Indonesia dengan Amerika Serikat.
"Komoditas lainnya di sektor ESDM itu belum kami hitung karena belum ada kebutuhan juga. Jadi, soal (rencana impor) LNG, saya ngomongnya (impor) LPG saja," kata Bahlil pada Jumat (9/4). (Ant/E-1)
Kebijakan tarif terbaru ini dijadwalkan mulai berlaku pada 7 Agustus 2025.
Strategi tarif resiprokal yang diterapkan AS kepada 10 negara ASEAN bertujuan mengurangi defisit perdagangan AS melalui meningkatkan tarif impor.
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump menandatangani perintah eksekutif pada Kamis (31/7) yang mengubah tarif timbal balik terhadap puluhan negara.
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump secara resmi menandatangani perintah baru pada Kamis malam waktu setempat Jumat (1/8).
Pemerintah sedang mengusahakan produk-produk yang memang tidak bersaing langsung dengan AS mendapat fasilitas bebas tarif.
Jika AS menganggap Indonesia dan ASEAN sebagai mitra dagang, Trump seharusnya menghapus segala bentuk sweeping tariffs.
Tidak ada alasan mendesak untuk menggelar Munaslub. Kepemimpinan Bahlil dinilai masih mumpuni.
Target lifting minyak pada APBN 2025 diketahui mencapai 605 ribu barel per hari.
Kementerian ESDM tengah menetapkan langkah-langkah strategis, terutama dengan Pertamina, untuk menindaklanjuti kesepakatan dagang Indonesia-AS tersebut.
Indonesia memandang Brasil sebagai mitra strategis dalam mendorong transisi energi.
Meski ketegangan di Timur Tengah belum mereda, harga minyak dunia belum pernah mencapai di atas US$75 per barel dalam beberapa bulan terakhir.
Bahlil meminta masyarakat agar lebih bijak dan hati-hati dalam menerima serta menyebarkan informasi. Terutama yang berkaitan dengan isu lingkungan dan aktivitas industri.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved