Headline
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
ANGGOTA Komisi VI DPR RI, Firnando Hadityo Ganinduto mendukung rencana Presiden Prabowo Subianto untuk menghilangkan kuota impor, yang selama ini ditenggarai menjadi permainan para pencari fee impor.
Namun, ia menekankan dalam pengimplementasian kebijakan tersebut, pemerintah perlu melakukan kajian pada dampak dari pembukaan keran impor untuk komoditas yang diproduksi oleh masyarakat Indonesia sendiri atau produk asli.
"Pemerintah harus memperhatikan komoditas-komoditas apa saja yang bisa dibebaskan. Karena ada komoditas-komoditas yang kita produksi dalam negeri, kalau kita kebanjiran impor, itu juga tidak baik juga," kata Firnando dalam keterangan yang diterima, Kamis (10/4).
Menurutnya, untuk menjaga pasar lokal, perlu ada upaya pemerintah untuk melakukan pembatasan atas beberapa komoditas tertentu.
"Menurut saya cara yang terbaik, adalah dengan penetapan tarif. Saya rasa itu bisa menjadi solusi terbaik untuk komoditas-komoditas di Indonesia. Karena dengan adanya tarif itu, kita semua bisa terbuka, bisa transparan, jadi akan menjadi baik juga bagi pemerintah Indonesia," pungkasnya.
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto menyatakan keinginannya untuk menghapus pembatasan kuota impor terhadap komoditas yang berkaitan dengan hajat hidup orang banyak, seperti pangan.
"Justru itu yang kita harapkan nanti dengan kepentingan hulu dan hilir itu yang nanti harus seimbang. Jadi nanti manakala itu untuk kepentingan hulu, untuk kepentingan industri, kepentingan produksi dalam negeri itu yang harus dipertimbangkan, dihitung betul-betul," jelas dia.
Prabowo ingin membuka keran impor daging dan komoditas lainnya sebebbas-bebasnya di tengah beban tarif impor tinggi 32 persen dari AS.
Mulanya, ia mengkritik keberadaan persetujuan teknis (pertek) yang menghambat gerak pengusaha. Prabowo menegaskan semua pertek tak boleh lagi tanpa ada restu presiden. (P-4)
Peneliti dari Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Hasran berpandangan dengan adanya wacana penghapusan kuota impor dapat membuat proses impor pangan lebih efisien.
Relaksasi kebijakan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dan juga penghapusan kuota impor harus dilakukan secara hati-hati dan dengan kalkulasi yang matang.
Pemerintah akan memberikan perlindungan terhadap para petani dan peternak di dalam negeri seiring dimunculkannya rencana kebijakan penghapusan kuota impor oleh Presiden Prabowo Subianto.
Pakar UGM Hempri Suyatna, mengatakan rencana penghapusan kuota impor perlu ditinjau ulang untuk mengetahui seberapa jauh dampak positif dan negatif bagi pelaku UMKM.
PRESIDEN Prabowo Subianto telah memerintahkan penghapusan kuota impor, terutama untuk komoditas yang berkaitan langsung dengan hajat hidup orang banyak seperti daging, bawang putih dan lainnya.
ANGGOTA Komisi IV DPR RI, Daniel Johan menilai rencana menghapus kuota impor komoditas strategis yang digagas oleh Presiden RI Prabowo Subianto perlu dipikirkan secara matang.
Yang bisa bermain dalam kuota impor hanyalah mereka yang punya uang cash sangat besar.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved