Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

KSSK Sebut Depresiasi Rupiah tak Sedalam Mata Uang Lain

M Ilham Ramadhan Avisena
24/1/2025 19:14
KSSK Sebut Depresiasi Rupiah tak Sedalam Mata Uang Lain
Karyawan memperlihatkan uang rupiah dan dolar AS di salah satu tempat penukaran mata uang asing di Jakarta.(MI/Usman Iskandar)

MENTERI Keuangan sekaligus Ketua Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) Sri Mulyani Indrawati menyebut nilai tukar rupiah masih terjaga dengan baik meski terus mengalami tekanan dari dolar AS. Menurutnya, turunnya nilai tukar rupiah masih lebih baik ketimbang yang dialami mata uang banyak negara.

"Kalau kita bandingkan dengan mata uang negara lain, seperti Korea, Meksiko, Brasil, Jepang, dan Turki, perkembangan rupiah, meski depresiasi, masih lebih baik," kata dia dalam konferensi pers KSSK Triwulan IV 2024, Jakarta, Jumat (24/1).

Terjaganya nilai tukar rupiah, kata Sri Mulyani, tak luput dari berbagai upaya Bank Indonesia dalam melakukan stabilisasi nilai tukar.
Upaya-upaya yang dilakukan bank sentral itu berbuah pada depresiasi yang terbilang cukup moderat, yakni di level 4,3% atau di angka Rp16.905 per dolar AS hingga akhir 2024.

Nilai tukar rupiah juga disebut terus terjaga di awal 2025. Hal itu terindikasi pada kondisi rupiah yang mengalami depresiasi 1,14% hingga 23 Januari 2024.

"Nilai tukar rupiah kita menguat terhadap mata uang kelompok negara maju di luar AS. Dan nilai tukar rupiah kita relatif stabil terhadap mata uang kelompok negara berkembang. Itu sejalan dengan kebijakan stabilisasi BI, juga didukung oleh aliran masuk mdal asing yang masih berlanjut," terangnya.

Perempuan yang karib disapa Ani itu menambahkan, stabilitas nilai tukar rupiah itu juga didorong oleh poissi cadangan devisa yang cukup tinggi, yakni US$155,7 miliar di akhir 2024. Nilai tersebut setara dengan 6,7 bulan impor atau 6,5 bulan impor plus pembayaran utang luar negeri.

"Angka itu berada di atas standar kecukupan yang digunakan secara internasional yaitu tiga bulan impor," pungkas Ani. (Mir/E-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Mirza
Berita Lainnya