Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
BANK Indonesia menilai pelemahan nilai tukar rupiah banyak dipengaruhi oleh faktor ketidakpastian global yang masih cukup tinggi. Itu terutama setelah Donald J. Trump kembali menjadi Presiden Amerika Serikat dan kebijakannya yang mengutamakan kepentingan domestik (inward looking).
Direktur Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas BI Fitra Jusdiman mengatakan, kebijakan tarif tinggi, arah kebijakan The Federal Reserve (The Fed) yang berpotensi agresif (hawkish), dan gejolak politik yang terus memanas mempengaruhi pergerakan nilai tukar rupiah.
"Hal ini membuat US dollar kembali menguat terhadap sebagian besar mata uang lain dan yield UST (US Treassury) kembali meningkat," jelasnya saat dihubungi, Selasa (25/3).
Selain faktor ketidakpastian global itu, kata Fitra, hal lain yang memengaruhi pergerakan rupiah belakangan ini ialah ada kebutuhan valuta asing. Itu terutama dari koprorasi sejalan dengan pembayaran atau repatriasi deviden menjelang libur Lebaran.
Kendati begitu, bank sentral memastikan bakal terus memantau dan berada di pasar untuk melakukan berbagai langkah stabilisasi. Upaya yang bakal ditempuh ialah melalui triple intervention, yakni, spot, domestic non deliverable forward (DNDF), dan surat berharga negara (SBN).
"Itu akan dilakukan secara bold dan terukur untuk memastikan stabilitas nilai tukar dan keseimbangan demand/supply valas, sehingga dapat menjaga market confidence," tutur Fitra.
Lebih lanjut BI juga meyakini fundamen perekonomian dalam negeri masih cukup solid dan baik. Hal itu terlihat dari angka pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi di tengah ketidakapstian dunia.
"Merujuk hasil asesmen BI dalam RDG Maret lalu, pertumbuhan ekonomi Indonesia terjaga baik di tengah ketidakpastian yang masih tinggi," pungkas Fitra.
Diketahui, nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan Selasa sore melemah sebesar 44 poin atau 0,27 persen menjadi 16.612 per dolar AS dari sebelumnya 16.568 per dolar AS. (I-2)
Nilai tukar rupiah pada perdagangan Senin, 30 Juni 2025, dibuka melemah sebesar 2 poin atau 0,01% menjadi Rp16.197 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.195 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah pada perdagangan Kamis, 26 Juni 2025, dibuka menguat sebesar 10 poin atau 0,06% menjadi Rp16.290 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.300 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah pada perdagangan Rabu, 25 Juni 2025, menguat sebesar 98 poin atau 0,60% menjadi Rp16.256 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.354 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah pada perdagangan Selasa, 24 Juni 2025, menguat sebesar 111 poin atau 0,67% menjadi Rp16.381 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.492 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah pada perdagangan Senin, 23 Juni 2025, dibuka melemah sebesar 58 poin atau 0,35% menjadi Rp16.455 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.397 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah pada perdagangan Kamis, 19 Juni 2025, dibula melemah sebesar 39 poin atau 0,24% menjadi Rp16.352 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.313 per dolar AS.
TANTANGAN global yang ditandai tren proteksionisme dan faktor sentimen domestik menekan nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS.
Terjaganya nilai tukar rupiah tak luput dari berbagai upaya Bank Indonesia dalam melakukan stabilisasi nilai tukar.
Mengacu data Bloomberg, Kamis, 19 Desember 2024, rupiah melemah 135 poin atau 0,84 persen menjadi Rp16.233 per USD.
Angka ini membuat rupiah anjlok 0,92% dibandingkan dengan penutupan hari sebelumnya yang berada di Rp 16.098 per dolar AS
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved