Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Kilang Pertamina Internasional Mulai Produksi B40

Insi Nantika Jelita
14/1/2025 22:39
Kilang Pertamina Internasional Mulai Produksi B40
Kilang Pertamina Internasional (KPI) mulai memproduksi bahan bakar minyak (BBM) jenis solar dengan campuran bahan bakar nabati biodiesel berbasis minyak sawit sebesar 40% atau B40 per 1 Januari 2025.(Dok. Pertamina)


KILANG Pertamina Internasional (KPI) sebagai Subholding Refining & Petrochemical Pertamina mulai memproduksi bahan bakar minyak (BBM) jenis solar dengan campuran bahan bakar nabati biodiesel berbasis minyak sawit sebesar 40% atau B40 per 1 Januari 2025.

Implementasi program mandatori B40 itu tertuang dalam Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) No 341.K/EK.01/MEM.E/2024 tentang Pemanfaatan Bahan Bakar Nabati Jenis Biodiesel Sebagai Campuran Bahan Bakar Minyak Jenis Minyak Solar Dalam Rangka Pembiayaan oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit sebesar 40 Persen.

"KPI mulai menjalankan mandatori pemerintah untuk program Biodiesel 40% sebagai bahan bakar nabati (BBN) guna mendukung swasembada energi," ujar Direktur Utama KPI Taufik Aditiyawarman dalam keterangan resmi, Selasa (14/1).

Ia menjelaskan B40 yang dipasarkan Pertamina merupakan campuran bahan bakar nabati berbasis CPO atau sawit, yaitu fatty acid methyl esters (FAME) dengan kandungan 40% dan BBM jenis solar 60%.

B40 sementara ini diproduksi di Kilang Plaju Sumatra Selatan dan Kilang Kasim Papua Barat Daya. Kesiapan sarana dan fasilitas di 2 kilang itu mendukung dijalankannya mandatori produksi B40.

Produksi B40 dari Kilang Plaju ditargetkan sebesar 119.240 kilo liter (KL) per bulan. Sementara untuk Kilang Kasim sebanyak 15.898 KL per bulan. Hari ini KPI melaksanakan penyaluran perdana BBM Biosolar B40 produksi dari Kilang Plaju di Sumatra Selatan sebanyak 5.000 KL dan Kilang Kasim di Papua Barat Daya sebanyak 4.600 KL.

Taufik menekankan kesiapan kilang dalam memproduksi B40 sebagai bentuk komitmen KPI untuk penyediaan energi yang lebih baik dari aspek lingkungan, aspek ekonomi, aspek sosial, dan juga aspek keberlanjutan.

"Produksi Biosolar B40 ini juga akan menjadi kontribusi KPI dalam pencapaian net zero emission 2060 atau lebih cepat," pungkasnya.

Produksi biosolar diimplementasikan sejak program implementasi Biosolar B20 pada Januari 2019 lalu, yang terus ditingkatkan komposisinya secara bertahap menjadi B30 pada 2019, meningkat lagi menjadi B35 pada 2023. Baru di awal 2025 menjadi B40. Ke depan, pemerintah menyiapkan rencana peningkatan lebih lanjut ke B50 pada 2026. (Ins/E-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Mirza
Berita Lainnya