Headline
Reformasi di sisi penerimaan negara tetap dilakukan
Operasi yang tertunda karena kendala biaya membuat kerusakan katup jantung Windy semakin parah
DISPARITAS harga yang tinggi antara minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) dengan solar yang menjadi bahan baku biodiesel mendorong terjadinya kenaikan dana produksi. Alhasil Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) harus mengubah alokasi dana pembiayaan pada program mandatori tersebut.
"BPDPKS tadi sudah terkait dengan anggaran," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto usai melakukan rapat koordinasi bersama BPDPKS di kantornya, Jakarta, Rabu (23/7).
Ihwal anggaran tersebut, imbuh Airlangga, merupakan pembahasan utama dalam rakor. Itu diikuti dengan sejumlah pembicaraan lain yang menyangkut program sawit dan berbagai proposal dari Kementerian Perdagangan dan Kementerian Luar Negeri terkait penelitian dan pengembangan.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Eniya Listiani Dewi menuturkan, saat ini terjadi disparitas harga yang cukup tinggi antara CPO dengan solar sebagai bahan baku biodiesel. Karenanya penambahan dana dari BPDPKS diperlukan.
"Itu disparitasnya sampai Rp5.400, bahkan bulan lalu sampai Rp6.400, di situ diperlukan tambahan anggaran, itu nanti diambil dari BPDPKS. Ini hanya alokasi saja," ujarnya.
Sementara itu Direktur Utama BPDPKS Eddy Abdurrachman menuturkan, dana yang dikelola oleh BPDPKS saat ini masih mencukupi untuk digunakan sebagai tambahan mendukung produksi biodiesel tersebut. Itu juga dinilai diperlukan lantaran kebutuhannya jauh lebih besar dari yang direncanakan sebelumnya.
"Masih matching, dan yang lain-lainnya itu tetap kita pertahankan. Dan kebetulan ketersediaan dana kita masih memenuhi (untuk) itu," jelasnya.
Lebih lanjut, Eddy menyampaikan, pemerintah juga sedang menyusun rencana untuk melakukan pungutan ekspor dan bea keluar atas komoditas kakao. Itu didasari oleh regulasi yang telah memandatkan BPDPKS untuk mengelola kakao dan kelapa, selain kelapa sawit.
Pungutan ekspor dan bea keluar atas komoditas kakao bakal dikelola BPDPKS untuk menjalankan program penanaman kembali, pengadaan sarana dan prasarana, hingga pendidikan dan pelatihan kepada petani kakao.
"Sudah diputuskan sama Komrah. Pokoknya proses, itu kan harus penerbitan PMK. Itu kan prosesnya harus uji publik dulu, kemudian harmonisasi dan sebagainya. Diupayakan tidak lebih dari dua bulan," tutur Eddy. (Mir/M-3)
Kesepakatan IEU CEPA lebih banyak menyasar penghapusan hambatan tarif, sementara tantangan utama ekspor sawit Indonesia ke Eropa justru berasal dari hambatan non-tarif.
Tanpa mau belajar dari pengalaman negara lain, kita akan terjerumus ke dalam lubang menganga yang sudah kita ketahui sebelumnya.
KOMISI VI DPR RI melakukan Kunjungan Kerja Spesifik ke salah satu sub Holding Perkebunan PTPN III (Persero), PTPN IV PalmCo.
RENCANA penguatan kerja sama perdagangan antara Indonesia dan Rusia di sektor minyak kelapa sawit (CPO), pupuk, dan daging dinilai menjanjikan.
dua kriteria sumber daya alam yang berpotensi dimanfaatkan untuk pendanaan Indonesia mendapai Net Zero Emission pada 2060.
Lebih dari 300 ekshibitor dari 30 negara hadir dan memberikan solusi teknologi terbaru dalam menjawab tantangan yang ada dalam industri minyak kelapa sawit.
Program Shines bertujuan untuk mendorong perubahan dalam industri minyak kelapa sawit dengan merangkul tanggung jawab bersama dan mendorong inklusivitas di seluruh rantai nilai.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved