Jadi Anggota Penuh BRICS, Indonesia Dapat Galang Kekuatan Bersama

Naufal Zuhdi
07/1/2025 18:11
Jadi Anggota Penuh BRICS, Indonesia Dapat Galang Kekuatan Bersama
BRICS.(Al Jazeera)

DIREKTUR Eksekutif Center of Reform on Economics (CoRE) Mohammad Faisal menilai bahwa dengan bergabungnya Indonesia ke BRICS berarti masuk kelompok negara yang punya karakteristik mirip serta bisa menggalang kekuatan untuk kepentingan bersama. 

"Dengan karakteristik mirip, yang saya maksudkan BRICS ialah sama-sama negara berkembang, tetapi yang punya pengaruh yang lebih besar atau bisa dikatakan paling besar dalam perekonomian dunia, menyaingi negara-negara maju. Karena punya besaran ekonomi yang besar dan pasar dalam negeri, termasuk juga dalam hal posisi tawar," kata Faisal saat dihubungi, Selasa (7/1).

Di samping itu, karena anggota BRICS merupakan negara-negara berkembang, hal tersebut bisa memberikan daya tawar yang besar termasuk bagi Indonesia untuk merepresentasikan kepentingan Indonesia dan kepentingan bersama BRICS selaku negara-negara yang berkembang dalam kancah perekonomian dunia global. "Kita tahu bahwa sering kali sebetulnya aturan dan tata kelola perekonomian global lebih banyak didikte oleh negara-negara maju, salah satunya misalnya negara-negara G7," imbuhnya.

Dengan bergabungnya Indonesia ke BRICS, Faisal menilai bahwa kekuatan BRICS menjadi jauh lebih besar. "Karena kita dari sisi kekuatan ekonomi juga salah satu yang terbesar di antara BRICS. Kita memang lebih kecil daripada Tiongkok, India, dan Rusia, tetapi kita relatif lebih besar dibandingkan Afrika Selatan misalnya," cetus Faisal.

Di sisi lain, Faisal menilai bahwa masuknya Indonesia menjadi anggota penuh BRICS memiliki tantangan yang cukup banyak. 

"Salah satunya di antaranya dari sisi soliditas. Kekompakan antara negara-negara BRICS itu tidak betul-betul kompak sebetulnya. Sebut saja misalnya antara Tiongkok dan India yang sering kali justru malah berseberangan posisi dalam banyak hal, termasuk ekonomi, aliansi. India lebih dekat ke Amerika misalnya. Sementara Tiongkok lebih sering kali justru malah oposisinya Amerika," ungkap Faisal.

Oleh karenanya, Indonesia yang resmi masuk ke dalam BRICS, memiliki salah satu tugas yang tidak mudah, yaitu menyatukan kesamaan kepentingan.

"Karena BRICS itu tadi, pertama soliditas masih relatif tidak terlalu kuat dan di dalam beberapa hal mungkin juga ada perbedaan dari sisi kepentingan, karena perbedaan karakteristik," paparnya. (Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya