Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Daya Beli belum Membaik, PMI Manufaktur Melejit Karena Faktor Musiman

M Ilham Ramadhan Avisena
03/1/2025 15:45
Daya Beli belum Membaik, PMI Manufaktur Melejit Karena Faktor Musiman
Pengunjung melihat barang yang dijual di salah satu gerai fesyen di pusat perbelanjaan Kuningan City, Jakarta, Jumat (20/12/2024). Pemerintah bersama gabungan organisasi pengusaha ritel menggelar pesta diskon bertajuk Belanja di Indonesia Aja (Bina) Diskon(ANTARA/Fauzan)

KAMAR Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menilai perbaikan level Purchasing Manager's Index (PMI) manufaktur Indonesia disebabkan oleh faktor musiman karena adanya perayaan Natal dan Tahun Baru, serta Lebaran yang sudah di depan mata. Menghadapi momentum perayaan yang waktunya berdekatan itu, pelaku usaha mulai meyiapkan stok hingga tiga bulan ke depan.

Wakil Ketua Umum Bidang Pengembangan Otonomi Daerah Kadin Indonesia Sarman Simanjorang menuturkan, libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) menjadi salah satu faktor peningkatan level PMI manufaktur Indonesia pada Desember 2024.

"Menjelang Nataru, banyak kebutuhan-kebutuhan masyarakat kita yang naik, mungkin bisa dua atau tiga kali lipat. Terutama manufaktur-manufaktur yang berkaitan dengan food and beverage," kata dia saat dihubungi, Jumat (3/1).

Membaiknya kinerja industri manufaktur itu diprediksi akan berlangsung selama triwulan I 2025 karena masih ada momen hari besar keagamaan Imlek, Ramadan, dan Lebaran di triwulan I 2025. Momen-momen tersebut, kata Sarman, mendorong ekpektasi yang baik dari pelaku usaha terhadap kondisi bisnis ke depan.

"Jadi, momen-momen itu yang membuat manufaktur kita lagi produktif untuk menyiapkan stok-stok barang untuk kebutuhan, terutama Idulfitri nanti. Apalagi di Idulfitri itu liburnya cukup panjang, banyak libur bersamanya," terang Sarman.

"Misalnya food and beverage. Kita tahu nanti kebutuhan masyarakat  menjelang Idulfitri itu bisa naik 2-3 kali lipat dalam hal ini," tambahnya.

Namun Sarman juga mengingatkan peluang PMI manufaktur untuk melemah dan kembali ke zona kontraksi masih terbuka, utamanya selepas faktor musiman tersebut berakhir. Karenanya, dia menekankan pemerintah bisa mengeluarkan kebijakan yang dapat mendukung daya beli masyarakat.

"Setelah kita memasuki bulan-bulan Mei ke depan, kemungkinan manufaktur bisa melandai, bahkan penurunan. Ini semua tergantung pada daya beli masyarakat dan juga permintaan barang dari luar negeri," ujar Sarman. (Mir/E-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Mirza
Berita Lainnya