Headline
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
KOLABORASI strategis perlu dilakukan perguruan tinggi dan kalangan industri untuk memperkuat jembatan antara sains dan dunia industri.
Dengan kolaborasi, juga mendorong transparansi industri, meningkatkan literasi pangan di masyarakat, serta memperkuat kontribusi sektor swasta terhadap pembangunan berkelanjutan.
“Kami percaya edukasi publik lewat kolaborasi dengan akademisi amat penting untuk meluruskan misinformasi seperti terkait MSG. Dengan proses fermentasi aman dan standar mutu tinggi, kami ingin menunjukkan MSG adalah bagian dari solusi rasa yang bertanggung jawab,” ujar Plant Head PT Sasa Inti Gending Setio Adi Susanto saat menerima kunjungan 14 dosen Teknik Mesin Universitas Indonesia (UI) dalam Tour de Java 2025, di pabrik Gending, Probolinggo, Jawa Timur, Jumat (8/8).
Ia mengatakan kunjungan itu jadi momen penting untuk membuka wawasan ilmiah tentang proses produksi MSG berbasis fermentasi dan memperkuat pemahaman mengenai praktik industri pangan yang bertanggung jawab melalui penerapan prinsip environmental, social, and governance (ESG).
Dalam kunjungan ini, dosen yang sebagian besar adalah guru besar itu diajak ke dapur produksi Sasa MSG di pabrik Gending. Mereka menyusuri area produksi, melihat teknologi fermentasi mutakhir, serta mendalami standar mutu dan keberlanjutan secara konsisten pada setiap tahapan.
Peserta juga mengikuti sesi olahraga dan menikmati eksplorasi rasa melalui demo masak serta jamuan bersama Chef Kong untuk membangun pemahaman dari proses hingga pemanfaatan produk. Selain plant tour, mereka berkunjung ke Bromo untuk menikmati keindahan alam Indonesia.
Prof Yudan Whulanza, guru besar Teknik Mesin UI mengatakan kunjungan ini sebagai bentuk kolaborasi perguruan tinggi dan industri untuk membuka perspektif baru tentang proses industri pangan yang selama ini luput dari pandangan masyarakat terutama soal teknologi fermentasi dan prinsip ESG secara konkret.
Prof Gandjar Kiswanto, guru besar Teknik Mesin UI lainnya mengutarakan dengan melihat langsung proses industri yang mengutamakan inovasi dan keberlanjutan bisa memperkuat jembatan sains dan industri di kampus. Chief Human Resources Officer Rodamas Group Ita Farina menambahkan kunjungan ini membuka ruang lebih luas untuk kolaborasi strategis dalam edukasi, teknologi, dan pengembangan talenta.
"Kami melihat peluang menjalin kemitraan rekrutmen dengan universitas-universitas teknik, termasuk UI, guna memperkuat pipeline tenaga kerja yang siap pakai, khususnya sektor manufaktur pangan yang berbasiskan keberlanjutan," ucap Ita.
Chief Manufacturing Officer PT Sasa Inti Snowerdi Sumardi berharap kegiatan ini bisa mempererat hubungan personal, menciptakan ruang refleksi, serta menunjukkan bahwa keberlanjutan juga berarti selaras dengan lingkungan dan budaya. (H-2)
Kementerian Perindustrian menyatakan bahwa industri pengolahan (manufaktur) mencatat kinerja impresif pada triwulan II 2025.
Minimnya literasi teknologi, khususnya dalam hal infrastruktur jaringan, masih menjadi hambatan besar bagi banyak perusahaan di Indonesia.
Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan bahwa pada triwulan I 2025, sektor industri manufaktur memperoleh surplus pedagangan sebesar US$10,4 miliar atau sekitar Rp.163 triliun.
Keterbukaan terhadap ide dan kolaborasi lintas sektor merupakan kunci dalam mewujudkan visi Indonesia menuju 2045.
Pentingnya reindustrialisasi yang berfokus pada sektor-sektor padat karya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved