Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
Penarikan investasi asing atau foreign direct investment (FDI) penting bagi Indonesia untuk mengerek level pertumbuhan ekonomi. Namun FDI yang masuk selama ini relatif belum begitu berhasil memberi dampak lebih pada perekonomian nasional.
"Secara ideal, FDI semestinya menjadi jawaban untuk meningkatkan daya serap tenaga kerja baru di Indonesia, untuk menyonsong era bonus demografi. Namun selama ini progresnya kurang memuaskan, sehingga kualitas pertumbuhan kita terbilang kurang bagus," ujar Analis Senior Indonesia Strategic and Economic Action Institution (ISEAI) Ronny P Sasmita saat dihubungi, Selasa (12/11).
Kualitas pertumbuhan ekonomi yang kurang baik itu, lanjutnya, karena investasi asing yang masuk tidak ditopang oleh sektor-sektor produktif penyerap tenaga kerja baru. Incremental Labour Output Ration (ILOR) rendah. Walhasil, kelas menengah makin mengecil dan konsumsi rumah tangga terkontraksi cukup dalam.
Akar permasalahan hal itu, imbuh Ronny, ialah tingkat Incremental Capital Output Ration (ICOR) Indonesia yang terlalu tinggi. Salah satu pendorong biaya investasi tinggi di Indonesia karena suburnya pungutan liar dan korupsi, sulitnya pembebasan lahan, mahalnya biaya energi untuk industri, ruwetnya perihal birokrasi, hingga rendahnya kepastian hukum.
Sederet persoalan itu, khususnya bagi penanam modal dari Amerika Serikat dan Eropa, amat sulit diterima dan menggeser investasinya ke nagara dengan level ICOR yang rendah.
"Hanya investor-investor tertentu yang berani berinvestasi dalam kondisi demikian, salah satunya investor asing dari Tiongkok, ditambah dengan investor domestik," jelas Ronny.
Akan lebih menantang jika penarikan investasi asing itu diupayakan kepada USINDO (United States – Indonesia Society). Sebab, selain ihwal ICOR, urusan lingkungan juga menjadi salah satu hal yang harus dipenuhi oleh Indonesia. Standar tata kelola, lingkungan, dan sosial (ESG/Environmental, Social, and Governance) menjadi hal yang sukar untuk ditawar.
Presiden Prabowo, kata Ronny, bisa saja memberikan diskresi khusus dengan tujuan tertentu untuk memenuhi standar itu sehingga investor dari AS mau menanamkan modalnya di Tanah Air. Hanya, hal itu bakal menunjukkan kesan diskriminatif dan kurang baik bagi iklim usaha ke depan.
"Jadi jalan terbaik bagi Prabowo adalah menurunkan ICOR kita secara keseluruhan, bukan hanya sektoral dan kasus-kasus tertentu. Prabowo juga harus memberikan jaminan bahwa faktor lingkungan akan menjadi concern pentingnya ke depan, agar visi pemerintahan catch up dengan visi para investor dari Amerika dan negara-negara barat lainya," pungkas Ronny.
Diketahui sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto mengajak para pengusaha di Amerika Serikat untuk terus menanamkan modal dan turut serta dalam pembangunan Indonesia. Hal itu merupakan benang merah dari pertemuan Kepala Negara dengan Anggota Korporasi USINDO, Washington DC, AS.
"Sudah lama mereka di Indonesia dan mereka terus percaya dengan ekonomi Indonesia. Saya juga mendorong mereka untuk terus melakukan investasi, ikut serta dalam rencana pembangunan kita," kata Presiden Prabowo seperti dikutip dari tayangan Youtube Sekretariat Presiden, Selasa. (Z-11)
Di tengah ketidakpastian ekonomi global, masyarakat dan pelaku usaha diprediksi akan menghadapi berbagai tantangan.
PENGAMAT ekonomi Universitas Mataram (Unram), Firmansyah mengatakan, relaksasi ekspor konsentrat di NTB tidak perlu dilakukan, jika hanya untuk memperbaiki data pertumbuhan ekonomi.
Pemerintah terus berupaya mendorong intensitas perdagangan demi mengatasi gejolak perekonomian global. Demi memuluskan upaya tersebut, industri maritim logistik juga harus diperkuat.
Pentingnya reindustrialisasi yang berfokus pada sektor-sektor padat karya.
Menteri-menteri ekonomi di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto perlu segera dievaluasi terutama terkait kegagalan efek stimulus dan memanfaatkan momentum di triwulan I 2025.
SETELAH membuka sejumlah gerai di Bengkulu, Kraving kini bersiap memperluas jangkauan ke Jakarta dan BSD City pada 2026.
Dari daur ulang hingga kopi, pelaku kreatif di pinggiran Jakarta mengubah keterbatasan menjadi harapan. Inilah wajah baru ekonomi kreatif dari akar rumput.
Regulasi ini dinilai berpotensi memperburuk kondisi ekonomi nasional, terutama di sektor pertanian dan industri padat karya.
Ekonomi Indonesia diperkirakan akan tumbuh melambat pada 2025.
Industri agro merupakan salah satu sektor strategis yang juga berperan penting menopang perekonomian nasional.
Menurut Lestari, nilai-nilai yang ditanamkan para pendahulu bangsa bisa menjadi dasar pertimbangan bagi generasi kini.
PRESIDEN Prabowo Subianto memanggil Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, ke Istana Merdeka, Jakarta, pada Selasa, (18/3).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved