Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
PENELITI dari Center of Reform on Economic (CoRE) Indonesia Yusuf Rendy Manilet menilai, kinerja konsumsi rumah tangga dan industri pengolahan mendorong pelambatan pertumbuhan ekonomi triwulan III 2024.
"Beberapa indikator utama, terutama yang berkaitan dengan konsumsi rumah tangga, memang menunjukkan tanda-tanda perlambatan. Misalnya, deflasi yang terjadi selama lima bulan berturut-turut, kontraksi di sektor manufaktur, serta adanya pemutusan hubungan kerja (PHK) yang masih berlangsung di beberapa provinsi, semua ini menunjukkan kondisi ekonomi yang tidak begitu baik," ujarnya saat dihubungi, Senin (5/11).
Yusuf menjelaskan, dalam konteks konsumsi rumah tangga, mereka yang terkena PHK cenderung melakukan penyesuaian pengeluaran. Sementara itu, bagi mereka yang tidak terimbas PHK, belum ada stimulus yang cukup untuk mendorong konsumsi secara signifikan.
"Di triwulan ketiga, tidak ada pola maksimal yang bisa mendorong konsumsi lebih tinggi. Ini menjadi tantangan besar bagi perekonomian yang bergantung pada daya beli masyarakat," tutur Yusuf.
Selain faktor konsumsi rumah tangga, perlambatan juga terjadi di sektor industri pengolahan. Dia mengatakan, PMI manufaktur yang terkontraksi pada beberapa bulan di triwulan ketiga mengindikasikan sektor industri menahan produksi karena permintaan yang melambat.
"Ini juga tercermin dari laju pertumbuhan yang lebih rendah jika dibandingkan dengan triwulan pertama dan kedua," jelas Yusuf.
Namun demikian, Yusuf mendorong agar pemerintah bisa mengambil langkah untuk menopang perekonomian di triwulan IV 2024. Itu dapat dilakukan melalui percepatan realisasi belanja pemerintah.
"Pemerintah perlu mempercepat realisasi belanja, baik di level pusat maupun daerah, untuk mendorong aktivitas ekonomi. Selain itu, menjaga stabilitas inflasi juga sangat penting untuk menghindari penurunan daya beli masyarakat lebih lanjut," pungkas Yusuf. (Mir/M-4)
capaian pertumbuhan ekonomi Indonesia meningkat menjadi 5,12 persen. Itu dinilai ekonom didorong oleh investasi dan konsumsi rumah tangga
Tulus Abadi menuding angka pertumbuhan ekonomi yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) tidak tidak mencerminkan kondisi masyarakat di lapangan.
Data pertumbuhan ekonomi triwulan II 2025 yang baru dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS) penuh kejanggalan dan tanda tanya.
MENTERI Sekretaris Negara Prasetyo Hadi menyampaikan, capaian pertumbuhan ekonomi sebesar 5,12% pada triwulan II 2025 tak lepas dari campur tangan pemerintah.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, Indonesia membutuhkan pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan investasi yang tinggi guna mencapai target pertumbuhan ekonomi.
KEPALA Pusat Makroekonomi dan Keuangan Institute for Development of Economics and Finance (Indef) M. Rizal Taufikurahman mengungkapkan rumah tangga Indonesia semakin tertekan.
Fokusnya bukan hanya menjual produk, tetapi membangun pengalaman tidur sehat melalui bahan bebas logam berat, desain ergonomis, dan inovasi berkelanjutan.
Perkuat Pasar Indonesia, Cognex Hadirkan Pusat Layanan & Demo Teknologi di Bekasi
Pabrik ini diharapkan dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru dan menjadi pusat inovasi industri gula yang dapat meningkatkan ekonomi masyarakat.
SINERGI antara teknologi dan kesadaran kolektif industri dalam menghadapi tantangan krisis energi dan perubahan iklim dinilai penting.
PAMERAN Indonesia International Electronics and Smart Appliances Expo (IEAE) 2025 kembali digelar pada 6-8 Agustus 2025.
INDUSTRI kosmetik dan skincare tanah air yang terus mencatatkan pertumbuhan positif menjadi alasan bagi para manufaktur maklon melahirkan inovasi bagi UMKM.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved