Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
PENELITI dari Center of Reform on Economic (CoRE) Indonesia Yusuf Rendy Manilet menilai, kinerja konsumsi rumah tangga dan industri pengolahan mendorong pelambatan pertumbuhan ekonomi triwulan III 2024.
"Beberapa indikator utama, terutama yang berkaitan dengan konsumsi rumah tangga, memang menunjukkan tanda-tanda perlambatan. Misalnya, deflasi yang terjadi selama lima bulan berturut-turut, kontraksi di sektor manufaktur, serta adanya pemutusan hubungan kerja (PHK) yang masih berlangsung di beberapa provinsi, semua ini menunjukkan kondisi ekonomi yang tidak begitu baik," ujarnya saat dihubungi, Senin (5/11).
Yusuf menjelaskan, dalam konteks konsumsi rumah tangga, mereka yang terkena PHK cenderung melakukan penyesuaian pengeluaran. Sementara itu, bagi mereka yang tidak terimbas PHK, belum ada stimulus yang cukup untuk mendorong konsumsi secara signifikan.
"Di triwulan ketiga, tidak ada pola maksimal yang bisa mendorong konsumsi lebih tinggi. Ini menjadi tantangan besar bagi perekonomian yang bergantung pada daya beli masyarakat," tutur Yusuf.
Selain faktor konsumsi rumah tangga, perlambatan juga terjadi di sektor industri pengolahan. Dia mengatakan, PMI manufaktur yang terkontraksi pada beberapa bulan di triwulan ketiga mengindikasikan sektor industri menahan produksi karena permintaan yang melambat.
"Ini juga tercermin dari laju pertumbuhan yang lebih rendah jika dibandingkan dengan triwulan pertama dan kedua," jelas Yusuf.
Namun demikian, Yusuf mendorong agar pemerintah bisa mengambil langkah untuk menopang perekonomian di triwulan IV 2024. Itu dapat dilakukan melalui percepatan realisasi belanja pemerintah.
"Pemerintah perlu mempercepat realisasi belanja, baik di level pusat maupun daerah, untuk mendorong aktivitas ekonomi. Selain itu, menjaga stabilitas inflasi juga sangat penting untuk menghindari penurunan daya beli masyarakat lebih lanjut," pungkas Yusuf. (Mir/M-4)
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, Indonesia membutuhkan pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan investasi yang tinggi guna mencapai target pertumbuhan ekonomi.
KEPALA Pusat Makroekonomi dan Keuangan Institute for Development of Economics and Finance (Indef) M. Rizal Taufikurahman mengungkapkan rumah tangga Indonesia semakin tertekan.
Direktur Ekonomi Center of Economic and Law Studies (Celios), Nailul Huda menyatakan bahwa gaji ke-13 bagi ASN bisa mendorong konsumsi rumah tangga meskipun terbatas.
Pemerintahan Presiden terpilih Prabowo Subianto bersiap meluncurkan enam program bantuan dan insentif ekonomi mulai 5 Juni 2025.
PEMERINTAH berencana akan kembali menyalurkan Bantuan Subsidi Upah (BSU) kepada para pekerja mulai Juni 2025.
CoRE mengatakan bahwa dampak dari paket-paket stimulus yang akan diberikan pemerintah untuk mendongkrak daya beli baru akan terlihat di kuartal III tahun ini.
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus melaksanakan program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN).
Pemerintah Amerika Serikat telah menetapkan tarif baru sebesar 19% terhadap produk ekspor asal Indonesia, jauh lebih rendah dari rencana sebelumnya sebesar 32%.
ANGGOTA Komisi VI DPR RI, Rachmat Gobel, sangat mendukung amendemen terhadap Undang-Undang Perlindungan Konsumen.
Obligasi ini dijamin sepenuhnya, tanpa syarat, dan tidak dapat dibatalkan oleh CGIF selaku lembaga penjamin kredit dengan kekuatan finansial tingkat tertinggi (idAAA/stabil).
Tanpa mau belajar dari pengalaman negara lain, kita akan terjerumus ke dalam lubang menganga yang sudah kita ketahui sebelumnya.
Dari sisi fiskal dan makroekonomi, Anggota Komisi XI DPR RI, Puteri Komarudin, mengingatkan bahwa kebijakan ini dapat menghambat target pertumbuhan ekonomi nasional.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved