Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
KEPALA Pusat Makroekonomi dan Keuangan Institute for Development of Economics and Finance (Indef) M. Rizal Taufikurahman mengungkapkan rumah tangga Indonesia semakin tertekan. Hal ini tercermin dari hasil Survei Konsumen Bank Indonesia (BI) pada Mei 2025 yang menunjukkan adanya kenaikan proporsi pendapatan konsumen yang digunakan untuk membayar utang, dari 10,5% pada April menjadi 10,8% di bulan Mei 2025.
Dia menilai ketika porsi pembayaran utang meningkat sementara, tidak diimbangi kenaikan pendapatan, ini mengindikasikan pola konsumsi rumah tangga yang mulai bergeser ke arah utang sebagai penopang gaya hidup.
"Rumah tangga Indonesia semakin tertekan, bukan hanya oleh harga barang kebutuhan pokok, tetapi juga oleh kewajiban keuangan yang membesar," ungkap Rizal kepada Media Indonesia, Kamis (12/6).
Menurutnya, kondisi tersebut menjadi perhatian serius dalam perspektif ekonomi rumah tangga, karena konsumsi merupakan pilar utama pertumbuhan ekonomi nasional. Namun, kini konsumsi mulai dibayangi oleh tingginya beban utang.
Lebih lanjut, Rizal menuturkan kondisi rumah tangga di Indonesia diperparah oleh biaya kredit konsumsi yang masih tinggi akibat suku bunga acuan Bank Indonesia yang juga belum turun secara signifikan. Hal tersebut membuat akses pembiayaan menjadi mahal, terutama bagi kelompok rentan.
Secara kasat mata, lanjut Rizal, meski ekonomi Indonesia tampak stabil dengan inflasi yang terkendali di kisaran 2,84% (yoy), namun di bawah permukaan, terdapat sejumlah indikasi bahwa ekonomi belum benar-benar pulih secara inklusif.
Penurunan rata-rata proporsi konsumsi terhadap pendapatan dari 74,8% menjadi 74,3% pada Mei 2025 mencerminkan pelemahan daya beli, terutama pada kelompok menengah bawah yang paling sensitif terhadap fluktuasi harga.
"Jika konsumsi masyarakat mulai terkikis dan digantikan oleh pembiayaan melalui utang, maka pemulihan ekonomi menjadi bersifat semu dan rentan," jelas Rizal.
Tantangan struktural ekonomi nasional masih membayangi. Apabila tekanan eksternal seperti melemahnya ekspor dan depresiasi rupiah terus berlangsung, maka ketahanan ekonomi nasional akan semakin teruji.
Rizal menekankan strategi pemerintah ke depan tidak cukup hanya mengandalkan stimulus jangka pendek. Diperlukan kebijakan yang mampu memperkuat daya beli secara struktural, seperti penciptaan lapangan kerja formal, perluasan perlindungan sosial yang progresif, serta reformasi fiskal yang mendukung pertumbuhan inklusif dan berkelanjutan. (H-3)
Nama Acha Septriasa kembali mencuat ke publik, bukan karena karya terbarunya, melainkan kabar mengejutkan soal rumah tangganya
Seluruh infrastruktur yang dibangun ini dapat melayani hingga 12.900 pelanggan.
Tips mesra mengajak suami berhubungan intim sesuai syariat Islam! Rahasia keharmonisan rumah tangga, bikin suami makin sayang & hubungan makin bergairah. Klik sekarang!
FILM horor Godaan Setan yang Terkutuk akan tayang di bioskop mulai 15 Mei. Film ini akan menjadi ujian rumah tangga bagi Poppy Sovia, yang beradu peran dengan Donny Alamsyah.
Blibli kembali menghadirkan Blibli Pay Day pada 25–27 April 2025. Berbagai promo menarik dapat menjadi solusi belanja cerdas dalam situasi darurat rumah tangga pasca-Lebaran.
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menilai target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,4% pada RAPBN 2026 akan sangat berat dicapai jika tak diiringi dorongan besar.
capaian pertumbuhan ekonomi Indonesia meningkat menjadi 5,12 persen. Itu dinilai ekonom didorong oleh investasi dan konsumsi rumah tangga
Tulus Abadi menuding angka pertumbuhan ekonomi yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) tidak tidak mencerminkan kondisi masyarakat di lapangan.
Data pertumbuhan ekonomi triwulan II 2025 yang baru dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS) penuh kejanggalan dan tanda tanya.
MENTERI Sekretaris Negara Prasetyo Hadi menyampaikan, capaian pertumbuhan ekonomi sebesar 5,12% pada triwulan II 2025 tak lepas dari campur tangan pemerintah.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, Indonesia membutuhkan pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan investasi yang tinggi guna mencapai target pertumbuhan ekonomi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved