Headline
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
DALAM sepuluh tahun terakhir, sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia telah mengalami transformasi yang signifikan, terutama dalam perannya sebagai pilar ekonomi nasional.
Sektor ini terbukti tangguh dalam menghadapi berbagai krisis, termasuk pandemi covid-19, di mana UMKM mampu terus bertahan dan bahkan berkembang.
UMKM menyumbang sekitar 60,5% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional dan menyerap 96,9% dari total tenaga kerja, menjadikannya komponen penting dalam menjaga stabilitas ekonomi negara.
Baca juga : Dukung Pertumbuhan Ekonomi, Kriyanusa 2024 Jadi Pusat Inovasi Produk Kriya
Salah satu tonggak penting dalam perjalanan UMKM adalah keberhasilan menembus pasar global.
Produk-produk lokal seperti masker batik dan alat pelindung diri (APD) yang diproduksi selama pandemi tidak hanya memenuhi kebutuhan dalam negeri, tetapi juga diekspor ke luar negeri.
Hal ini membuktikan bahwa produk-produk UMKM Indonesia memiliki potensi besar untuk bersaing di pasar internasional.
Baca juga : Peningkatan Produktivitas UMKM Butuh Dukungan Semua Pihak
Untuk mendukung perluasan pasar UMKM, pemerintah Indonesia telah menerapkan berbagai kebijakan dan program yang bertujuan meningkatkan daya saing serta memperkuat posisi UMKM dalam rantai nilai global.
Salah satu kebijakan penting adalah pemberlakuan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 177/PMK.04/2016 yang memberikan kemudahan impor untuk tujuan ekspor (KITE) bagi Industri Kecil dan Menengah (IKM).
Kebijakan ini memungkinkan UMKM untuk mengimpor barang, bahan, dan mesin tanpa dikenakan bea masuk dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN), sehingga dapat menurunkan biaya produksi dan meningkatkan daya saing produk UMKM di pasar internasional.
Baca juga : Pemerintah Dorong Pemerataan Ekonomi dan Perkuat Ketahanan Pangan di Manado
Sejak diluncurkannya fasilitas KITE IKM oleh Presiden Joko Widodo pada tahun 2017 di Boyolali, jumlah perusahaan penerima fasilitas ini terus meningkat.
Hingga kuartal II tahun 2024, terdapat 125 perusahaan yang memanfaatkan fasilitas ini, dengan kontribusi ekspor mencapai USD42,36 juta.
Meskipun kontribusi UMKM terhadap total ekspor nasional manufaktur masih tergolong kecil, tren peningkatan setiap tahunnya menunjukkan adanya potensi besar yang dapat terus dikembangkan.
Baca juga : Sukses Bawa UMKM Go Global, Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024
Dalam upaya lebih lanjut untuk memperluas pasar UMKM ke luar negeri, pemerintah juga menjalankan program Klinik Ekspor. Program ini berperan sebagai pusat konsultasi dan pelatihan yang membantu UMKM mempersiapkan diri untuk menghadapi pasar internasional.
Melalui program ini, UMKM mendapatkan pendampingan teknis terkait proses perizinan, koneksi pasar, dan berbagai fasilitas fiskal yang tersedia. Pemerintah juga mendorong kolaborasi dengan perbankan dan diplomasi untuk memfasilitasi UMKM dalam menjajaki pasar luar negeri.
Program Klinik Ekspor telah menghasilkan berbagai kisah sukses. Pada tahun 2023, Kelompok Tani Wanoja berhasil mengekspor tujuh ton kopi arabika ke Arab Saudi, sementara PT Saricotama mengekspor 54 ton frozen coconut juice ke Tiongkok.
Selain itu, dari industri kerajinan, CV Bunga Melati mengekspor hampir 10.000 pot hias sabut kelapa ke Jepang.
Produk kecantikan tradisional khas Bugis dari UMKM Henny Beauty, seperti bedda lotong, juga telah menembus pasar Asia dan Australia.
Meskipun berbagai keberhasilan telah diraih, masih banyak tantangan yang harus dihadapi UMKM untuk dapat lebih berdaya saing di pasar global.
Salah satunya adalah meningkatkan kualitas produk dan memenuhi standar internasional. Namun, dengan dukungan kebijakan yang tepat dan program-program pemberdayaan yang terus berjalan, UMKM Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi pemain utama di pasar global.
Pemerintah Indonesia, melalui sinergi antar-kementerian dan lembaga, berkomitmen untuk terus memberikan dukungan yang diperlukan agar UMKM dapat terus berkembang dan meningkatkan kontribusinya terhadap perekonomian nasional.
Satu dekade perjalanan UMKM ini membuktikan bahwa dengan kebijakan yang tepat, produk-produk lokal Indonesia mampu bersaing dan menembus pasar global, sekaligus memperkuat citra positif Indonesia di mata dunia. (RO/Z-10)
Rahyang Coffee berkolaborasi dengan Voya dan menghadirkan Deni Dermanto, founder The Espresso Embassy, untuk menyajikan minuman mocktail berbasis kopi
Bea Cukai Jambi menghadiri acara pelepasan ekspor 36 ton biji pinang milik PT Export Tani Nusantara yang akan diberangkatkan menuju Bangladesh
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BRI) kembali menghadirkan BRI UMKM EXPO(RT) 2025, sebuah acara tahunan yang kini memasuki tahun keenam pelaksanaannya.
SALAH satu merek modest fesyen lokal Mybamus, berhasil menembus internasional. Label yang memulai perjalanannya sebagai bisnis rumahan menghadirkan produk dengan rancangan kekinian
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono, mengajak petani kopi di Kabupaten Badung, Bali, untuk menjaga kualitas kopi lokal agar dapat bersaing dengan produk kopi dari luar negeri.
Jokowi menekankan pentingnya adaptasi terhadap era digital dalam memasarkan produk-produk Indonesia. Hal ini seiring dengan tantangan kondisi ekonomi global yang belum stabil.
EFEKTIVITAS Bantuan Subsidi Upah (BSU) sebagai instrumen peningkatan daya beli masyarakat kembali dipertanyakan. Sebab program tersebut tidak memberikan kontribusi signifikan.
PT Vale Indonesia (Tbk) berhasil mempertahankan kinerja yang kuat dan terus menegaskan posisinya sebagai pemimpin industri dalam bidang keberlanjutan, inovasi, dan kemajuan.
PEMERINTAH mengklaim berhasil mencetak tonggak sejarah baru dalam penguatan ketahanan pangan nasional.
Cikarang kini menjadi saksi lahirnya babak baru industri pendingin udara nasional. DAIKIN resmi memulai operasi pabrik AC hunian skala penuh pertama di Indonesia
REI tegaskan properti sebagai pengungkit ekonomi nasional lewat pendekatan Propertinomic, dimulai dari Kalimantan Timur, jantung Ibu Kota Negara (IKN).
Pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan I 2025 hanya 4,87%, terendah dalam 4 tahun. Simak 7 fakta penting penyebab perlambatannya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved