Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
BADAN Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksikan beberapa kota di tanah air tidak bisa menghindari prediksi gempa megatrust yang akan terjadi.
Meski demikian, pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera) telah mengantisipasi dengan pembangunan hunian tahan gempa di beberapa lokasi.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono pun memperingatkan gempa dari dua zona megathrust, yakni Megathrust Selat Sunda dan Megathrust Mentawai-Siberut, tinggal tunggu waktu.
Baca juga : BMKG Sebut Masyarakat Perlu Siapkan Skenario Terburuk Hadapi Gempa Megathrust
Alasannya, dua zona itu sudah lama tak mengalami gempa atau ada seismic gap, yakni lebih dari dua abad. Biasanya, gempa besar punya siklusnya sendiri dalam rentang hingga ratusan tahun.
“BMKG sendiri belum dapat memastikan kapan bencana alam itu akan terjadi,” ungkap Daryono beberapa waktu lalu
Menanggapi hal ini, Presiden Direktur PT Graha Perdana Indah (GPI) Aditya Sutanto menyampaikan, pembangunan salah satu klaster di kawasan Gardens at Sawangan mengaptasi teknologi tahan gempa dengan menanamkan tiang pancang sedalam 10 meter.
Baca juga : BRIN Siapkan Data Terbaru Soal Lokasi Megatrhust
Diberi nama klaster Morizono, pembangunan hunian ini dikembangkan dengan teknologi baru.
“Kami menggandengan perusahaan asal Jepang, Sumitomo Forestry Indonesia untuk mengadopsi teknologi ini,” ungkap Aditya.
Menurut dia, teknologi yang diterapkan Sumitomo di Klaster Morizono belum pernah diterapkan di proyek lain. Tiap hunian pada kalster tersebut adalah semua unit dibangun dengan tiang pancang hingga 10 meter.
Baca juga : Hadapi Potensi Megathrust, Mitigasi Bencana Harus Dikuatkan
“Tiang pancang setingggi itu ditujukan untuk menahan gempa,” kata ujarnya.
Aditya menambahkan, pihaknya juga mengimplemnatasikan teknologi sehingga beban biaya dengan tinggi tiang pancang tersebut tidak naik terlalu besar.
Ia menyebut, harganya hanya lebih tinggi 10% dibanding dengan ketinggian tiang pancang biasa.
Baca juga : BMKG: Informasi Potensi Gempa di Zona Megathrust Selat Sunda bukan Peringatan Dini
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa Morizono mengusung konsep Green Living inovatif yang dikelilingi dengan kawasan asri dan berwawasan lingkungan serta dilengkapi berbagai perangkat pendukung Smart Home system seperti Solar Panel dan Smart Door Lock.
Penggunaan Solar Panel ditambah dengan Smart Home System dan pemilihan sanitair menjadi kelebihan utama di cluster Morizono ini, sehingga konsumen dapat menikmati efisiensi energi hingga sebesar 68%.
Motion Sensor dipergunakan untuk mendeteksi adanya gerakan dan memberikan notifikasi ke aplikasi serta memicu sistem otomasi yang dapat diatur melalui aplikasi smart home. Dengan demikian, perangkat pendeteksi gerakan ini juga dapat membuat penggunaan listrik di rumah menjadi lebih efisien.
“Hal lainnya yang membanggakan, Morizono telah mengantongi Sertifikat EDGE Advanced (Excellence in Design for Greater Efficiencies) , yaitu sertifikat yang diberikan oleh International Finance Corporation (IFC) untuk bangunan yang telah memenuhi syarat desain dan konstruksi berkelanjutan,” jelas Aditya.
Aditya mengungkapkan, penjualan klaster Morizono cukup baik.
Dalam enam bulan, pihaknya sudan berhasil menjual sekitar 10-15% dari total unit yang akan dibangun di klaster ini. Nilai marketing salesnya mencapai sekitar Rp70 miliar.
President Director of Sumitomo Forestry Indonesia Fumihide Nakatsu mengatakan, pihaknya akan menghadirkan proyek tersebut dengan fokus pada kualitas.
“Kami siap mempercepat progress pembangunan dan berkomitmen kepada konsumen agar hasilnya tepat waktu dengan kualitas yang terjamin. Produk ini dirancang dengan detail dan standar kualitas tinggi, serta menawarkan harga yang sepadan dengan nilai tersebut,” kata dia
Hunian di klaster ini menawarkan konsep gaya hidup berasal dari Jepang yang diaplikasikan mulai dari fasad dan layout bangunan, seperti tatami (ruang serbaguna) dan engawa (teras), yang terhubung dengan taman belakang rumah.
“Hunian ini didesain secara orisinil oleh Arsitek Jepang Takahiro Fuwa,” tandas dia. (Z-10)
BMKG membuat sistem peringatan dini tsunami Indonesia (InaTEWS) yang resmi beroperasi sejak 11 November 2008.
BMKG memprakirakan hujan lebat hingga sangat lebat akan melanda beberapa wilayah Indonesia pada Sabtu, 16 Agustus 2025.
Untuk kota-kota besar di Indonesia, akan mengalami potensi berawan, berawan tebal, cerah berawan, hujan ringan, hujan sedang, hingga hujan disertai petir
BMKG kini menempatkan diri sebagai lembaga strategis berbasis sains dan teknologi yang menjadi salah satu ujung tombak pembangunan dan kebijakan nasional.
Warga DKI Jakarta hari ini, Kamis 14 Agustus 2025, bisa menyiapkan agenda luar ruang tanpa khawatir hujan.
Berdasarkan BMKG, gempa bumi tektonik magnitudo 4.7 terjadi Rabu (13/8) sekitar pukul 08.32 WIB terletak di koordinat 7.66 LS dan 107.15 BT.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved