Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengakui Purchasing Manager’s Index (PMI) manufaktur Indonesia saat ini memang dalam kondisi lemah. Salah satu penyebabnya adalah kegiatan impor ilegal yang masih marak dilakukan para pelaku usaha.
Kementerian Perdagangan sedianya sudah berupaya membendung barang-barang impor ilegal dengan menetapkan peraturan impor yang sebelumnya post border menjadi border. Namun, aturan tersebut ternyata masih memiliki kelemahan.
"Kadang-kadang dokumennya tidak sesuai dengan apa yang diisi. Misalnya satu kontainer barangnya sesuai tapi volumenya nggak sesuai. Misalnya isinya 100 ribu di catatan, tapi kenyataannya isinya bisa 500 ribu," ujar Zulkifli.
Baca juga : Kemendag Ungkap Impor Sejadah dan Permadani Ilegal Senilai Rp10 Miliar
Selain karena kegiatan impor illegal, PMI Manufaktur yang lemah juga diakibatkan pabrik-pabrik yang kini sudah tidak lagi kompetitif. Perpindahan pabrik dari satu daerah ke daerah lain juga menjadi salah satu factor lainnya.
Zulhas membeberkan, alasan-alasan pabrik manufaktur yang berpindah dari Jawa Barat dan Banten ke Jawa Tengah karena biaya yang lebih murah dan tenaga kerja yang dikenal jauh lebih tenang.
"Tenaga kerjanya itu orang Jawa Tengah kan tahu sendiri, tenang. Serikat pekerjanya itu dalam satu industri yang punya 20 ribu pegawai cuma satu, kadang-kadang malah tidak bikin (serikat pekerja). Jadi suasana pekerjaan lebih kondusif. Di sini (Tangerang), di Karawang, satu industri, serikat pekerjanya bisa 10," jelas Zulhas.
Sebagaimana diketahui, S&P Global mengungkap aktivitas manufaktur Indonesia mengalami pelemahan ke angka 48,9 pada Agustus 2024. Sebelumnya, PMI Manufaktur Indonesia sudah mengalami kontraksi pada Juli yang berada di angka 49,3.
Di tengah membesarnya gelombang pengangguran, geliat aktivitas investasi langsung di sektor manufaktur yang bersifat padat karya.
Diketahui pada Oktober 2022, PMI manufaktur Indonesia berada di level 51,8. Meski masih di zona ekspansif, angka tersebut menurun dibandingkan posisi September 2022, yakni 53,7.
Menurut S&P Global, sektor manufaktur Indonesia tercatat selalu konsisten di atas tanda dan tidak ada perubahan, yakni 50,0.
Adapun penguatan level PMI manufaktur Indonesia didorong oleh kinerja output industri pengolahan, serta permintaan baru yang terus bertumbuh.
Perekonomian dalam negeri dinilai tetap kuat di tengah pelemahan ekonomi dunia. Hal itu tercermin dari posisi Purchasing Manager's Index (PMI) manufaktur Indonesia yang mencapai 51,9.
Data cadangan devisa, IKK, survei penjualan ritel serta inflasi AS dan FOMC Minutes Meeting atau pertemuan Gubernur Bank Sentral AS bakal menentukan sentimen pasar pekan ini.
Petugas Bea Cukai Juanda, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, memusnahkan barang-barang impor ilegal senilai Rp2,4 miliar, Selasa (20/8).
PENETAPAN bea masuk sebesar 200% untuk produk impor ilegal dinilai tidak tepat sasaran. Ini alasan Sekjen Hippindo Haryanto Pratantara.
KETUA Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja menyayangkan peraturan dari pemerintah yang tidak bisa menyelesaikan permasalahan impor ilegal.
Permendag Nomor 8 Tahun 2024 dinilai membuat kekhawatiran pada sektor ritel brand global yang masuk Indonesia secara resmi.
Penetapan bea masuk 200% terhadap produk impor yang saat ini sedang dikaji merupakan salah satu kebijakan yang bisa melindungi industri tekstil dalam negeri, tapi itu bukan kebijakan yang paten
KEMENTERIAN Perdagangan (Kemendag) akan membentuk satuan tugas (satgas) bersama Kamar Dagang dan Industri (Kadin) untuk menghadang banjirnya produk impor ilegal.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved