Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
PENURUNAN ekspor maupun impor yang terjadi di Juni 2024 secara month to month (mtm) merupakan catatan penting bagi sektor perdagangan Indonesia. Meski masih surplus, dampak ketidakpastian ekonomi global mulai terasa dan perlu langkah strategis untuk mengatasinya.
Pengamat ekonomi dari Center of Reform on Economic (CORE) Eliza Mardian mengatakan bahwa Indonesia perlu melakukan diverifikasi produk ekspor. Sebab, ekspor Indonesia mayoritas masih bahan mentah, sehingga harga komoditas memengaruhi.
"Secara volume mungkin relatif tetap tetapi kalau secara value atau harga rendah, nilai ekspor kita jadi rendah. Perlu diversifikasi produk yang diekspor yakni hasil manufaktur yang memiliki added value lebih tinggi," ujarnya kepada Media Indonesia, Selasa (16/7).
Baca juga : Mengenal Komoditas Impor dan Ekspor Indonesia
Selain itu, kata Eliza, Indonesia perlu diversifikasi negara tujuan ekspor. Selama 10 tahun terakhir mitra dagang utama Indonesia nyaris tidak berubah.
Untuk itu, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) perlu melakukan riset pasar untuk mengidentifikasi produk potensial ekspor yakni produk yang bisa diproduksi Indonesia. Kemenlu perlu mencari negara tujuan baru untuk ekspor produk Indonesia, sehingga tidak bergantung pada mitra dagang utama seperti Tiongkok dan Amerika Serikat.
"Informasi market intelligence tersebut harus sampai ke pelaku usaha di dalam negeri agar memproduksi barang yang spesifikasi dan marketnya jelas," imbuhnya. "Ekspor turun secara mtm karena penurunan harga komoditas dan turunnya impor Tiongkok dan Amerika Serikat selaku mitra dagang utama Indonesia," tambah Eliza.
Terkait impor, lanjutnya, impor barang konsumsi turun secara mtm karena high base effect dari Mei sebelumnya. Untuk bahan baku penolong karena pelemahan PMI manufaktur. "Impor turun sejalan dengan aktivitas ekonomi. Ketika manufaktur ekspansif dan investasi asing masuk, impor akan kembali naik," tandasnya. (Z-2)
PADA April 2025, kinerja ekspor Indonesia mengalami penurunan cukup tajam secara bulanan (month to month), meskipun secara tahunan masih mencatatkan pertumbuhan.
SURPLUS perdagangan Indonesia April 2025 tercatat hanya sebesar US$160 juta, penurunan tajam dipicu lonjakan signifikan nilai impor nonmigas,
Neraca perdagangan Indonesia pada April tercatat surplus sebesar US$160 juta. Kendati surplus, angka ini turun drastis dibandingkan capaian pada Maret 2025 yang mencapai US$4,33 miliar.
PRESIDEN RI Prabowo Subianto mengungkapkan besaran impor migas Indonesia bisa mencapai US$40 miliar per tahun.
Batas minimum tingkat komponen dalam negeri (TKDN) 25% memberikan karpet merah bagi produk-produk impor.
Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia memandang nilai perdagangan bilateral Indonesia dengan Amerika Serikat (AS) berpotensi menembus US$120 miliar.
DUTA Besar Turki untuk Indonesia Talip Kucukcan dan Anggota Parlemen Majelis Agung Turki Serkan Bayram menyambangi NasDem Tower, DPP Partai NasDem, Jakarta, pada Jumat, (13/6).
Kesepakatan IEU-CEPA menjadi peluang strategis bagi Indonesia melakukan pengalihan perdagangan di tengah dinamika kebijakan tarif impor Amerika Serikat (AS)
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bertemu United States Trade Representative Jamieson Greer dalam MCM OECD 2025 di Paris untuk memperkuat kerja sama perdagangan.
Investasi Indonesia ke Amerika Serikat bisa menjadi salah satu pilihan menghadapi kebijakan tarif resiprokal presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump.
Indonesia menempati peringkat ke-122 secara global dan paling rendah dalam keterbukaan perdagangan di kawasan Asia Tenggara.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved