Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Indonesia Perlu Diversifikasi Produk dan Negara Tujuan Ekspor

Faustinus Nua
16/7/2024 15:45
Indonesia Perlu Diversifikasi Produk dan Negara Tujuan Ekspor
Operator crane memindahkan peti kemas dari mapal kargo ke truk di Terminal Teluk Lamong, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (11/7/2024).(Antara/Didik Suhartono)

PENURUNAN ekspor maupun impor yang terjadi di Juni 2024 secara month to month (mtm) merupakan catatan penting bagi sektor perdagangan Indonesia. Meski masih surplus, dampak ketidakpastian ekonomi global mulai terasa dan perlu langkah strategis untuk mengatasinya.

Pengamat ekonomi dari Center of Reform on Economic (CORE) Eliza Mardian mengatakan bahwa Indonesia perlu melakukan diverifikasi produk ekspor. Sebab, ekspor Indonesia mayoritas masih bahan mentah, sehingga harga komoditas memengaruhi.

"Secara volume mungkin relatif tetap tetapi kalau secara value atau harga rendah, nilai ekspor kita jadi rendah. Perlu diversifikasi produk yang diekspor yakni hasil manufaktur yang memiliki added value lebih tinggi," ujarnya kepada Media Indonesia, Selasa (16/7).

Baca juga : Mengenal Komoditas Impor dan Ekspor Indonesia

Selain itu, kata Eliza, Indonesia perlu diversifikasi negara tujuan ekspor. Selama 10 tahun terakhir mitra dagang utama Indonesia nyaris tidak berubah.

Untuk itu, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) perlu melakukan riset pasar untuk mengidentifikasi produk potensial ekspor yakni produk yang bisa diproduksi Indonesia. Kemenlu perlu mencari negara tujuan baru untuk ekspor produk Indonesia, sehingga tidak bergantung pada mitra dagang utama seperti Tiongkok dan Amerika Serikat.

"Informasi market intelligence tersebut harus sampai ke pelaku usaha di dalam negeri agar memproduksi barang yang spesifikasi dan marketnya jelas," imbuhnya. "Ekspor turun secara mtm karena penurunan harga komoditas dan turunnya impor Tiongkok dan Amerika Serikat selaku mitra dagang utama Indonesia," tambah Eliza.

Terkait impor, lanjutnya, impor barang konsumsi turun secara mtm karena high base effect dari Mei sebelumnya. Untuk bahan baku penolong karena pelemahan PMI manufaktur. "Impor turun sejalan dengan aktivitas ekonomi. Ketika manufaktur ekspansif dan investasi asing masuk, impor akan kembali naik," tandasnya. (Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya