BKPM: Indonesia Negara Pertama Bangun Ekosistem Baterai Mobil Terintegrasi

Fetry Wuryasti
03/7/2024 14:55
BKPM: Indonesia Negara Pertama Bangun Ekosistem Baterai Mobil Terintegrasi
Ilustrasi.(Freepik)

INVESTASI Korea Selatan ke Indonesia dalam kurun waktu 5 tahun terakhir sejak 2019-2023 sekitar US$14 miliar atau setara Rp229,51 triliun. Angka investasi ini lebih banyak mengarah ke sektor hilirisasi.

Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengklaim bahwa Indonesia menjadi yang pertama di dunia untuk membangun ekosistem baterai mobil listrik. "Setelah kami diskusi, kami tanya apakah di dunia sudah ada belum membangun ekosistem baterai mobil yang terintegrasi dari hulu, dari tambang sampai ke mobil, ternyata belum ada. Indonesia yang pertama untuk melakukan hal ini," kata Bahlil pada peresmian ekosistem baterai dan kendaraan listrik Korea Selatan (Korsel) PT Hyundai LG Indonesia (HLI) Green Power Karawang, Jawa Barat, Rabu (3/7/2024).

Dia menceritakan awal mula mengundang Korea Selatan untuk berinvestasi di sektor hilirisasi ke Indonesia pada 2019 dalam beberapa pertemuan di Busan dan kota lain. Salah satu investasi dari Korea Selatan, antara lain Lotte Chemical dengan nilai US$4 miliar di Cilegon, yang pada 2016 sempat mangkrak, akan melakukan produksi pada Maret 2025.

Baca juga : Konsorsium Hyundai Bangun Pabrik Sel Baterai Kendaraan Listrik di Indonesia

Kedua, proyek investasi hilirisasi di Kabupaten Batang Jawa Tengah, pabrik kaca Korea Selatan KCC Glass yang akan mulai produksi di Agustus 2024. "Itu salah satu proyek-proyek investasi yang ada di Indonesia dari Korea Selatan," kata Bahlil.

Peresmian pabrik ekosistem baterai EV cell terintegrasi dengan total investasi US$9,8 miliar. Apabila diakumulasi dengan investasi dari Hyundai untuk mobil listrik menjadi sekitar US$11 miliar-US$12 miliar. Menurutnya, ini investasi terbesar satu ekosistem di Indonesia secara khusus ekosistem baterai kendaraan listrik.

"Hari ini nilai investasinya US$1,2 miliar-US$1,5 miliar selesai. Akan dilakukan lagi tahap dua yaitu US$2 miliar," ungkapnya. (Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya