Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
ANALIS pasar mata uang Lukman Leong menilai Presiden Joko Widodo telat mengantisipasi pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Selama empat minggu terakhir rupiah terdepresiasi dan kini sudah menembus Rp16.430 per dolar AS.
Kepala Negara baru mengundang Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) ke Istana Negara, Jakarta Pusat, pada Kamis (20/6), untuk membahas pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. KSSK terdiri atas Menteri Keuangan selaku Ketua KSSK, lalu Gubernur Bank Indonesia (BI), Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
"Sekarang mungkin sudah agak telat. Pemerintah perlu mencari cara lain selain intervensi untuk meredam gejolak rupiah," ungkap Lukman kepada Media Indonesia, Kamis (20/6).
Baca juga : Impor Indonesia Naik, Pengamat Sebut hanya Musiman
Dia berpandangan masalah ambruknya rupiah tidak sepenuhnya disebabkan oleh kekuatan dolar AS dan membaiknya data perekonomian AS. Melainkan adanya sentimen negatif investor asing pada bursa ekuitas.
"Walau mata uang negara-negara lain masih tertekan, namun sentimen investor di Indonesia terlihat lebih negatif," tudingnya.
Kedepannya pemerintah diminta membatasi investor jangka pendek di bursa ekuitas dan pasar Surat Berharga Negara (SBN) karena uanga yang dibawa mereka dianggap tidak akan menguntungkan. Selain itu aktivitas yang menguras devisa juga mesti diawasi seperti kegiatan impor.
Baca juga : Rupiah Menguat ketika Imbal Hasil Obligasi AS Menurun
"Kemudian pemerintah perlu mengambil langkah kontrol devisa," tegasnya.
Dihubungi terpisah, analis pasar uang Ariston Tjendra menyebut pemanggilan Jokowi terhadap KSSK untuk mencari solusi yang tepat terkait pengendalian rupiah. Menurutnya, untuk menjaga nilai rupiah stabil terhadap dolar AS, suplai mata uang asing itu di dalam negeri harus mencukupi.
"Jadi, BI harus menarik dolar AS untuk masuk ke Indonesia dengan berbagai instrumen yang menarik dari sisi imbal hasil," jelasnya.
Arsiton juga berpendapat rupiah yang melemah terlalu cepat terhadap dolar AS bisa menurunkan kepercayaan investor dan dapat meningkatkan biaya-biaya ekonomi ke depannya. (Z-8)
Pembelian SBN dari pasar sekunder itu telah memperhitungkan kebutuhan permintaan likuiditas karena kenaikan uang primer, baik dalam bentuk uang kartal, rekening giro bank di BI, maupun SRBI.
PRESIDEN Joko Widodo sempat menyentil Bank Indonesia dan menyampaikan para pengusaha mengeluhkan seretnya perputaran uang di segmen bawah. Dia meminta agar dana di perbankan
Bank Indonesia (BI) melaporkan aliran modal asing yang masuk ke Tanah Air pada pekan pertama Agustus mencapai Rp5,33 triliun.
MENTERI Keuangan Sri Mulyani Indrawati optimistis dapat menekan penarikan utang melalui Surat Berharga Negara (SBN) hingga Rp350 triliun
PEMERINTAH akan melakukan lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk Negara pada Selasa (20/9) ditargetkan memperoleh sebesar Rp9 triliun.
Pengamat pasar uang Ibrahim Assuaibi, menyampaikan pada hari ini, Kamis (14/8), rupiah dibuka menguat tajam sebesar 102 poin ke level Rp16.100 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah, pada perdagangan Rabu 6 Agustus 2025, dibuka melemah sebesar 1 poin atau 0,01% menjadi Rp16.391 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.390 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah pada perdagangan Selasa, 5 Agustus 2025, dibuka menguat sebesar 31 poin atau 0,19% menjadi Rp16.370 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.401 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah, pada perdagangan Senin 4 Agustus 2025, dibuka menguat sebesar 104 poin atau 0,63% menjadi Rp16.409 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.513 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah pada perdagangan Kamis, 31 Juli 2025, dibuka melemah sebesar 23 poin atau 0,14% menjadi Rp16.428 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.405 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah pada perdagangan Senin, 28 Juli 2025, mengalami pelemahan sebesar 9 poin atau 0,06% menjadi Rp16.329 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.320 per dolar AS.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved