Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
KENAIKAN impor Indonesia di Mei bisa dimaklumi. Pasalnya, di pertengahan tahun biasanya terjadi kenaikan impor, khususnya terkait bahan pangan.
"Kita harus melihat juga secara keseluruhan, karena memang biasanya di Mei dan Juni itu impor naik. Jadi apakah ini hanya sementara atau musiman, karena dilihat dari rilis BPS memang impor pangan naik ya meski tidak signifikan," ujar Direktur Eksekutif Center for Strategic and International Studies (CSIS), Yose Rizal Damuri, kepada Media Indonesia, Rabu (19/6).
Yose menegaskan bahwa impor tidak perlu ditekan meski nilai rupiah terus melemah. Selama masih surplus dengan ekspor yang meningkat, ekonomi Indonesia masih tumbuh positif.
Baca juga : Harga Pangan dan Energi Melonjak, BPS: Dampak ke Inflasi Masih Minim
"Yang harus diperhatikan itu apakah impor yang dilakukan bisa berdampak pada peningkatan ekspor enggak? Misalnya ekspor bahan baku untuk produksi yang kemudian diekspor lagi. Jadi selama kita jual lebih besar daripada beli itu enggak masalah ya," imbuhnya.
Impor juga disebutnya berbarengan dengan masuknya investasi asing. Jadi makin banyak investor yang masuk juga akan memengaruhi impor Indonesia, misalnya impor alat produksi atau manufaktur yang naik.
Untuk itu, dia berharap pemerintah terus mendorong peningkatan ekspor sehingga bisa memperkuat devisa negara di tengah melemahnya rupiah. Selain itu perlu langkah-langkah strategis untuk terus meningkatkan produksi dalam negeri.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai impor Indonesia pada Mei mencapai US$19,40 miliar. Nilai ini naik 14,82% dibandingkan April 2024 dengan sektor nonmigas menjadi penyumbang terbesar senilai US$16,65 miliar atau naik 19,70% dibandingkan April 2024.
Ekspor Indonesia juga meningkat sebesar 13,82% secara bulanan (month to month/mtm) menjadi US$22,33 miliar dibanding April 2024 sebesar US$19,62 miliar. (Z-2)
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat total nilai ekspor Indonesia periode Januari hingga Mei 2025 mencapai US$111,98 miliar, naik 6,98% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
BADAN Pusat Statistik (BPS) mencatat total nilai impor Indonesia sepanjang Januari hingga Mei 2025 mencapai US$96,60 miliar.
NERACA perdagangan Indonesia kembali mencatatkan surplus pada Mei 2025 sebesar US$4,30 miliar.
BPS memperkirakan produksi beras Indonesia sepanjang Januari hingga Agustus 2025 mencapai 29,97 juta ton, naik 14,09%.
INFLASI bulanan pada Juni 2025 tercatat sebesar 0,19%, ditandai dengan kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 108,07 pada Mei menjadi 108,27.
Ketua Dewan Energi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan pemerintah akan merevisi data angka kemiskinan nasional.
Nilai tukar rupiah pada perdagangan Kamis, 10 Juli 2025, dibuka menguat sebesar 42 poin atau 0,26% menjadi Rp16.216 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.258 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah pada perdagangan Rabu, 9 Juli 2025, dibuka melemah sebesar 43 poin atau 0,27% menjadi Rp16.249 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.206 per dolar AS.
Ancaman tarif sepihak dari AS menambah tekanan terhadap neraca eksternal Indonesia dan nilai tukar rupiah.
Nilai tukar rupiah pada perdagangan Senin, 7 Juli 2025, dibuka melemah sebesar 33 poin atau 0,20% menjadi Rp16.218 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.185 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah pada perdagangan Senin, 30 Juni 2025, dibuka melemah sebesar 2 poin atau 0,01% menjadi Rp16.197 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.195 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah pada perdagangan Kamis, 26 Juni 2025, dibuka menguat sebesar 10 poin atau 0,06% menjadi Rp16.290 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.300 per dolar AS.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved