Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
MEMBICARAKAN masalah keuangan adalah hal yang cukup kompleks. Orang-orang mau bercerita soal membeli barang dengan kredit, tapi tidak tentang cara membayarnya. Di sisi lain, saat menghadapi hal penting seperti pendidikan atau pensiun, tak sedikit yang mengakui uang masih jadi masalah.
Sebuah survei digelar oleh Jakpat dan Lintar Financial untuk mengetahui tingkat literasi keuangan di tiap generasi. Laporan yang melibatkan 1.295 responden itu menunjukkan apa saja kredit yang dimiliki, keikutsertaan kelas keuangan, dan rencana masa depan.
Secara umum, kebanyakan responden tidak memiliki kredit, didominasi oleh Generasi Z (70%) dan Generasi X (60%).
Baca juga : OJK: Gen Z dan Milenial Rentan Terjerat Pinjol
Sementara itu, sebanyak 45% Milenial memiliki kredit seperti kartu kredit (CC), Kredit Tanpa Agunan (KTA), hingga kredit kendaraan bermotor.
Lebih spesifik, 3 dari 10 Milenial memiliki angsuran CC/KTA di bawah Rp500 ribu per bulan. Sebanyak 32% laki-laki dan 14% perempuan memiliki cicilan CC/KTA sebesar Rp1-1,25 juta.
Sementara, 40% responden mempunyai cicilan kendaraan sebesar Rp500 ribu-Rp1 juta, yang didominasi Gen Z dan Gen X. Kebanyakan Millenial mempunyai cicilan kendaraan sebesar Rp1-1,25 juta.
Baca juga : Wariskan Pancasila ke Gen Z, Jokowi: Sosialisasikan dengan Teladan
Selain angsuran, pos keuangan lain juga diperhatikan. Sebanyak 63% responden mengalokasikan pendapatan per bulan untuk ditabung.
Sementara itu, 27% melakukan investasi dan 17% menyisihkan uang untuk asuransi.
Lebih detail, 4 dari 10 orang menabung dengan nominal kurang dari Rp500 ribu per bulan. Hanya 10% yang bisa menabung di atas Rp2,5 juta.
Baca juga : Relawan Milenial Dorong Ketua DPRD Andra Soni Maju Pilkada Banten
Kemudian, sebanyak 70% responden berinvestasi di bawah Rp1 juta tiap bulan. Ada 9% responden yang mengaku berinvestasi dengan jumlah di atas Rp5 juta.
"Berdasarkan studi kami, kesadaran Gen Z dalam mengalokasikan uang untuk investasi, tabungan, dan asuransi masih lebih rendah dibandingkan kelompok lainnya. Ini mungkin karena pendapatan yang lebih rendah dan kurangnya pengalaman dalam mengelola keuangan. Apalagi mereka juga memiliki cicilan seperti cicilan kendaraan, sehingga edukasi mengenai alokasi keuangan perlu ditingkatkan,” tutur Lead Researcher Jakpat, Farida Hasna.
Berbicara mengenai persiapan masa depan, persentase menikah (59%) dan berkeluarga (64%) hampir dua kali lipat dibandingkan melanjutkan pendidikan tinggi (28%) dan mendanai pensiun (37%). Hal ini berlaku untuk kedua jenis kelamin.
Baca juga : Mayoritas Milenial belum Memiliki Perencanaan Jangka Panjang
Rinciannya, 2 dari 3 laki-laki siap membangun keluarga dan hanya seperempat perempuan yang siap secara finansial untuk melanjutkan pendidikan tinggi.
Tiga dari 10 orang mengklaim diri mereka terampil mengelola keuangan, artinya mereka dapat menyisihkan dana untuk biaya-biaya tertentu. Angka ini selaras dengan keikutsertaan dalam kelas keuangan.
Hanya 19% responden yang mengaku pernah mengikuti kelas keuangan. Ini berarti masih banyak masyarakat Indonesia yang belum teredukasi mengenai pentingnya perencanaan keuangan dalam kehidupan sehari-hari, yang berdampak besar jika mereka dalam posisi tidak siap menghadapi kondisi keuangan yang buruk.
"Salah satu perencanaan keuangan yang penting adalah persiapan dana pensiun. Meskipun mayoritas Gen Z dan Milenial mengaku belum siap pensiun, faktanya sebanyak 56% Generasi X yang secara usia lebih matang juga merasa belum siap untuk pensiun. Hal ini menunjukkan perlunya edukasi keuangan yang lebih intensif,” kata Hasna. (Z-1)
Beberapa tantangan yang akan dihadapi Generasi Alpha dan Beta di antaranya adalah dominasi dunia digital yang berdampak pada kecanduan teknologi.
Banyak anak muda memilih menggunakan uang untuk hal-hal yang dirasa dapat membuat mereka melupakan tekanan hidup, misalnya dengan belanja online.
Dalam unggahannya, Arie Untung menjelaskan betapa hebatnya berada di generasi milenial. Hal tersebut dikarenakan banyak generasi milenial yang menjadi saksi sejarah hidup.
Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) mencatat penyaluran Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) telah mencapai lebih dari 50% dari target 220.000 unit.
Peran para KOL sebagai jembatan informasi sangat strategis dalam menyebarluaskan pemahaman tentang fungsi dan peran LPS dalam sistem keuangan nasional.
Dengan GTA, Minecraft, dan Call of Duty sebagai gim yang paling banyak dieksploitasi, jelas bahwa penjahat dunia maya secara aktif mengikuti tren gim untuk mencapai target mereka.
Riset ini mengungkap perbedaan mencolok dalam cara Gen X dan Millennial mengelola pendidikan, kesejahteraan emosional, pengeluaran, dan waktu bersama keluarga.
Setiap generasi sudah pasti memiliki perspektif, gaya, dan harapan masing-masing dengan keunikan sendiri. Begitu pula dengan tantangan-tantangan komunikasi.
Sebuah studi terbaru yang dipublikasikan dalam JAMA Open Network mengungkap Generasi X memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker dibandingkan baby boomer.
Alarm berbunyi di dunia medis! Penelitian terbaru mengungkapkan lonjakan signifikan dalam kasus 17 jenis kanker di kalangan generasi milenial dan Gen X, menurut studi terbaru.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved