Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
SEBUAH studi baru yang diterbitkan di JAMA Open Network mengungkapkan Generasi X memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker dibandingkan generasi sebelumnya.
Studi ini dilakukan oleh para peneliti dari National Cancer Institute yang meneliti catatan kesehatan dari 3,8 juta penderita kanker ganas di AS antara tahun 1992 hingga 2018. Fokus penelitian adalah membandingkan risiko kanker pada Generasi X (kelahiran 1965-1980) dan baby boomer (kelahiran 1946-1964).
Hasil pemodelan menunjukkan pada 2025, ketika sebagian besar Generasi X memasuki usia 60-an, mereka akan lebih mungkin didiagnosis dengan kanker invasif dibandingkan generasi sebelumnya.
Baca juga : Peningkatan Risiko Kanker di Kalangan Milenial Gen X, Apa Penyebabnya dan Bagaimana Mengatasinya?
Para peneliti menemukan peningkatan kejadian kanker yang menonjol, seperti kanker kolorektal, tiroid, ginjal, serta leukemia, lebih besar pada Generasi X daripada generasi-generasi sebelumnya yang lahir dari tahun 1908 hingga 1964.
Penelitian ini mengejutkan para ilmuwan, mengingat berbagai inisiatif pencegahan kanker yang telah dilakukan selama beberapa dekade, seperti kampanye anti-merokok dan peningkatan pemeriksaan dini untuk kanker usus besar, rektum, dan payudara.
Meski demikian, beberapa faktor diyakini berkontribusi terhadap lonjakan angka kanker di Generasi X, termasuk obesitas, gaya hidup yang tidak banyak bergerak, dan deteksi dini yang lebih tinggi.
Baca juga : Tren Kanker Paru-paru di Kalangan Bukan Perokok Meningkat, Apa Pemicunya?
Selain kanker kolorektal, yang menjadi perhatian besar akhir-akhir ini, penelitian ini juga menunjukkan perempuan Generasi X diperkirakan akan mengalami peningkatan risiko kanker rahim, pankreas, ovarium, dan limfoma non-Hodgkin. Sementara itu, pria Generasi X diperkirakan akan mengalami peningkatan risiko kanker prostat.
Menurut Dr. F. Perry Wilson, direktur Clinical and Translational Research Accelerator di Yale University, risiko kanker yang lebih tinggi ini mengindikasikan generasi saat ini terpapar faktor risiko yang berbeda dibandingkan generasi sebelumnya.
“Seorang pria berusia 50 tahun saat ini terpapar pada serangkaian karsinogen yang secara fundamental berbeda dari seseorang yang berusia 50 tahun pada tahun 1980,” jelas Wilson.
Baca juga : Indonesia Luncurkan Rencana dan Pengendalian Nasional untuk Penanganan Kanker
Temuan ini menggarisbawahi pentingnya deteksi dini dan pencegahan yang lebih aktif, terutama di kalangan Generasi X yang menunjukkan peningkatan risiko kanker di berbagai kategori.
Meski beberapa inisiatif telah berhasil menekan angka kanker, faktor gaya hidup modern, seperti pola makan yang tidak sehat, kurangnya aktivitas fisik, dan paparan zat-zat karsinogenik yang lebih beragam, menjadi tantangan baru dalam upaya melawan kanker.
Penelitian ini menegaskan bahwa, meskipun usia adalah faktor risiko utama untuk kanker, perbedaan paparan terhadap karsinogen dan gaya hidup antar generasi memegang peranan besar dalam menentukan risiko penyakit ini. Oleh karena itu, meningkatkan kesadaran akan perubahan gaya hidup dan mendorong pemeriksaan kesehatan yang rutin menjadi kunci dalam mengurangi angka kejadian kanker pada Generasi X. (webmd/cancer/Z-3)
Proses menggoreng menghasilkan senyawa berbahaya, termasuk senyawa karsinogenik yang berpotensi meningkatkan risiko kanker jika dikonsumsi dalam jangka panjang.
Biopsi sangat penting dilakukan pada penderita kanker payudara, karena dengan biopsi, dokter akan dapat memeriksakan penanda tumor dan menentukan tipe-tipe kanker payudara.
Tak disangka, beberapa makanan dan minuman sehari-hari. Simak 6 jenis konsumsi yang perlu dihindari untuk melindungi kesehatan Anda.
DOKTER Spesialis Penyakit dalam sekaligus Konsultan Hematologi-Onkologi Medik mengatakan deteksi dini kanker kandung kemih sangat penting untuk meningkatkan peluang kesembuhan.
Prioritas kesehatan nasional saat ini menyasar pada pengendalian penyakit tidak menular.
GEORGIA O'Connor, seorang petinju wanita profesional telah meninggal dunia karena kanker di usia 25 tahun. O'Connor meninggal dunia beberapa bulan usai dirinya mengumumkan menderita kanker.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved