Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
INDEKS Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (27/5) berpeluang menguat terbatas. Ini terjadi di tengah pelaku pasar bersikap wait and see terhadap pidato para pejabat Federal Open Market Committee (FOMC).
IHSG dibuka melemah 2,39 poin atau 0,03% ke posisi 7.219,97. Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 turun 0,84 poin atau 0,09% ke posisi 894,99.
"IHSG berpeluang menguat terbatas pada hari ini," sebut Tim Riset Lotus Andalan Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta. Dari dalam negeri, pada pekan lalu Bank Indonesia (BI) memutuskan menahan suku bunga acuannya menjadi 6,25% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 21-22 Mei 2024.
Baca juga : IHSG Menguat Seiring Bank Sentral Tiongkok Turunkan Suku Bunga
Pada hari ini, akan digelar konferensi pers rilis APBN KiTa edisi Mei 2024. Menarik ditunggu Menteri Keuangan Sri Mulyani akan menyampaikan kebijakan baru atau perkembangan terbaru mengenai ekonomi global dan nasional.
Selain itu, pada hari ini juga akan dirilis data uang beredar periode April 2024 dari BI. Uang beredar diperkirakan masih tinggi karena pada periode tersebut terdapat momen Lebaran yaitu pada 10 April 2024.
Dari mancanegara, beberapa pejabat The Fed, termasuk Ketua The Fed Jerome Powell dan Gubernur The Fed Christopher Waller, sejak pertemuan terakhir mengatakan bahwa mereka masih meragukan langkah selanjutnya yang akan diambil ialah penaikan suku bunga. Saat ini, peluang penurunan suku bunga semakin menyusut.
Baca juga : The Fed Belum Akan Turunkan Suku Bunga, BI Rate Diperkirakan Bertahan di 6 Persen
Pasar memperkirakan 51,4% penurunan suku bunga The Fed sebesar 25 basis poin (bp) pada September dan pada Desember 2024. Namun, diperkirakan pemangkasan suku bunga tidak akan terjadi.
Pada pekan ini, terdapat beberapa pidato dari para pejabat Federal Open Market Committee (FOMC) mengenai kisi-kisi kebijakan The Fed. Ini sebagai acuan bagi para pelaku pasar untuk memprediksi keputusan suku bunga AS periode berikutnya.
Sementara itu, bursa saham Wall Street sepanjang pekan lalu cenderung bervariasi di tengah ketidakpastian terkait berakhirnya era suku bunga tinggi bank sentral AS The Fed pada tahun ini. Indeks Dow Jones ditutup naik tipis 0,01%; S&P 500 menguat 0,7%; dan Nasdaq berakhir menguat 1,1%.
Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain indeks Nikkei menguat 83,89 poin atau 0,22% ke 38.730,00; indeks Hang Seng menguat 78,13 poin atau 0,42% ke 18.687,07; indeks Shanghai menguat 17,43 poin atau 0,56% ke 3.106,31; dan indeks Straits Times menguat 4,27 poin atau 0,13% ke 3.320,83. (Ant/Z-2)
PT BNI Sekuritas mengumumkan pencetakan rekor dari Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri) sebagai Perusahaan Sekuritas yang Melakukan Perdagangan Langsung Saham dengan Nasabah Terbanyak.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatat sejarah dengan menembus level psikologis 8.000 pada perdagangan Jumat (15/8).
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), pada perdagangan Kamis 14 Agustus 2025, dibuka menguat 29,63 poin atau 0,38% ke posisi 7.922,54.
Tren positif indeks harga saham gabungan (IHSG) berlanjut dengan melonjak 2,4% ke level 7.792 pada penutupan perdagangan Selasa (12/8).
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), pada perdagangan Rabu 13 Agustus 2025, dibuka menguat 54,39 poin atau 0,70% ke posisi 7.846,09.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin, 11 Agustus 2025, dibuka menguat 62,16 poin atau 0,83% ke posisi 7.595,55.
The Fed mempertahankan suku bunga dengan kisaran 4,25%-4,5%, meski ada tekanan dari Presiden AS Donald Trump.
Keputusan BI mempertahankan suku bunga acuan di level 5,50% dipandang sebagai langkah konservatif yang tepat di tengah ketidakpastian global dan perlambatan ekonomi domestik.
Keputusan Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga acuan, atau BI Rate di level 5,50% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) 17-18 Juni 2025 dinilai sebagai langkah yang tepat.
Fixed Income Research PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia Karinska Salsabila Priyatno menilai ruang bagi Bank Indonesia (BI) untuk menurunkan suku bunga dalam waktu dekat sangat terbatas.
KETIDAKPASTIAN arah kebijakan moneter Amerika Serikat kembali menjadi perhatian setelah desakan terbuka Presiden Donald Trump agar Federal Reserve memangkas suku bunga acuan.
BTN mempertegas posisinya sebagai pemimpin pembiayaan perumahan nasional dengan menggelar Akad Kredit Massal KPR Non-Subsidi secara serentak di lima kota besar
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved