Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Belum Ada Kebijakan Tepat untuk Dorong Sektor Pertanian

Naufal Zuhdi
24/5/2024 23:12
Belum Ada Kebijakan Tepat untuk Dorong Sektor Pertanian
Ilustrasi(Antara)

Sektor pertanian di Indonesia sejatinya menyimpan potensi yang luar biasa besar. Sayangnya, pemerintah dianggap belum mampu memanfaatkan potensi tersebut dengan sebaik-baiknya.

Chief Executive Officer Center for Indonesia Policy Studies (CIPS), Anton Rizki Sulaiman mengungkapkan kebijakan pemerintah sejauh ini belum mampu mendorong produktivitas pertanian. Itu terlihat dari hasil panen, terutama padi, yang masih jauh dari capaian negara-negara tetangga.

"Kalau kita dibandingkan dengan Vietnam, produktivitas kita jauh lebih rendah. Di Vietnam kalau tidak salah produktivitasnya itu 50% di atas Indonesia. Kita hanya rata-rata 4,7 ton per haktare. Di Vietnam sudah 6,1 ton per hektare. Tiongkok bahkan sudah menyentuh 7 ton per hektare," kata Anton di Kantor Media Indonesia, Jakarta, Jumat (24/5).

Baca juga : Perlu Kebijakan yang Tangguh untuk Atasi Dinamika Cuaca dan Perubahan Iklim di Sektor Pertanian

Di sisi lain, fenomena iklim seperti El Nino juga turut membuat sektor pertanian di Tanah Air tidak optimal. Perubahan pola panen dan dan puso akibat kemarau menjadi hambatan nyata yang harus dicari solusinya.

"Pemerintah harus mulai fokus memodernkan pertanian dan mencari cara bagaimana untuk meningkatkan produktivitas di tengah kondisi tersebut," imbuhnya.

Modernisasi pertanian yang dibutuhkan, lanjut Anton, tidak hanya dari segi peralatan saja, tetapi juga dari pola tanam para petani.

Baca juga : Pacu Produksi Padi dan Jagung Nasional, Kementan Siapkan SDM Unggul

"Mitra kami punya program. Mereka menerapkan bagaimana cara menanam yang baik, bagaimana cara mengelola, mempertahankan kondisi tanah, bagaimana cara bertani yang lebih modern di zaman sekarang. Itu bisa meningkatkan produksi sampai dua kali lipat," jelasnya.

Di sisi lain, terkait program pupuk bersubsidi yang selama ini dilaksanakan pemerintah, CIPS menilai itu tidak membantu meningkatkan produksi. Pasalnya, kualitas pupuk tersebut kurang bagus untuk tanaman. Petani sebagai penerima, ucapnya, tidak memiliki pilihan lain.

Sementara itu, saat ini, Kementerian Pertanian terus berupaya meningkatkan produktivitas padi dengan melaksanakan program pompanisasi dan optimalisasi lahan rawa. "Mimpi kita ke depan adalah mewujudkan Indonesia menjadi lumbung pangan dunia. Ingat, dulu kita pernah swasembada tiga kali berturut-turut dan yang melakukan akselerasi adalah kita semua," ucap Menteri Pertanian Amran Sulaiman. (Z-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Andhika
Berita Lainnya