Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Tren Kebiasaan Jam Datang dan Pulang Karyawan

Wisnu Arto Subari
11/5/2024 18:15
Tren Kebiasaan Jam Datang dan Pulang Karyawan
Ilustrasi.(Freepik)

JAM masuk (clock in) dan keluar (clock out) menjadi ritual yang dilakukan karyawan saat tiba dan pulang dari tempat kerja. Walau terlihat sederhana, clock in dan clock out sangat berpengaruh pada absensi dan penggajian, selain produktivitas. Sebab itu, perusahaan dan bisnis harus membuat proses dan sistem clock in dan clock out yang mudah tetapi akurat saat digunakan untuk merekam kehadiran karyawan.

Head of Business Mekari Talenta, penyedia solusi human resource (HR), Stevens Jethefer mengatakan bahwa sistem clock in dan clock out ialah bagian kritis dari manajemen tenaga kerja setiap perusahaan dan bisnis. Sistem clock in dan clock out yang bagus merekam dengan akurat kehadiran karyawan untuk menjaga kedisiplinan kerja dan terintegrasi juga ke sistem absensi serta payroll untuk mempermudah perhitungan penggajian.

"Sebab itu, sistem clock in dan clock out tidak bisa disepelekan karena berdampak langsung pada pengaturan human resource (HR) dan produktivitas kerja. Semakin banyak sumber daya manusia (SDM) dan semakin kompleks pengaturan jam kerja sebuah perusahaan atau bisnis, semakin penting pula menerapkan sistem clock in dan clock out yang otomatis, efisien, dan mudah digunakan oleh perusahaan maupun karyawan," katanya.

Baca juga : Raih Nilai Tertinggi, Trakindo Dinobatkan Sebagai Best Employers 2023

Ia menambahkan bahwa berbagai perusahaan kini sudah beralih ke teknologi untuk mendukung kelancaran clock in dan clock out. Ia membagikan tren menarik terkait kebiasaan clock in dan clock out karyawan berdasarkan data Mekari Talenta selama kuartal pertama 2024.

Disiplin waktu

Setiap perusahaan dan bisnis memiliki pola pengaturan jam kerja tersendiri. Ada perusahaan, khususnya di industri manufaktur, yang menggunakan sistem sif dan ada perusahaan, seperti di industri layanan profesional, yang menggunakan sistem flextime.

Apapun pengaturan jam kerja, data menunjukkan bahwa secara umum, karyawan melakukan clock in rata-rata 9 menit lebih awal dari jam masuk dan clock out rata-rata 18 menit setelah jam pulang. "Bisa dilihat, kebanyakan karyawan cukup disiplin dalam menaati jadwal masuk dan pulang yang ditetapkan perusahaan," katanya.

Baca juga : Pemprov DKI Berikan Sanksi Tegas pada Perusahaan di Jakarta Jika Tidak Bayar THR

Pulang tenggo

Mayoritas karyawan, atau sama dengan 31%, melakukan clock in di antara jam 07.00-07.59. Di ujung hari kerja, kebanyakan, atau sama dengan 24%, dari karyawan melakukan clock out di antara jam 17.00-17.59. "Karyawan, khususnya mereka yang ngantor, memilih untuk datang lebih pagi agar mereka punya waktu untuk menyiapkan diri untuk bekerja," katanya.

Serap tenaga kerja

Perusahaan-perusahaan di industri manufaktur berada di peringkat pertama pengguna sistem clock in dan clock out terbesar, mengingat jumlah karyawan yang banyak. Khusus perusahaan manufaktur, hingga 12% dari clock in dan clock out terpusat di Jakarta Barat dan 8% terpusat di Tangerang.

"Ketepatan tiba dan pulang dari tempat kerja sangat berdampak pada tingkat produktivitas perusahaan manufaktur. Oleh sebab itu, mereka mengedepankan penggunaan sistem clock in dan clock out yang bagus agar mereka bisa mengatur jadwal kerja ratusan karyawan sesuai dengan unit dan fungsi masing-masing," katanya.

Baca juga : Sejumlah Perusahaan di Jakarta Belum Bayar THR Karyawan, Ada 80 Aduan

Sif pagi

Untuk industri manufacturing, sif yang paling populer ialah pagi berdasarkan mayoritas (35%) clock in di jam 08.00. "Hal ini sesuai dengan sif pertama yang biasanya jatuh antara jam 08.00-17:00," katanya.

Stevens menambahkan bahwa ke depan teknologi mutakhir akan semakin banyak diadopsi oleh perusahaan dan bisnis untuk memudahkan clock in dan clock out bagi karyawan. Salah satu teknologi terkini ialah touchless portal sehingga karyawan tidak perlu lagi menggunakan sidik jari untuk melakukan absensi.

"Kami melihat bahwa perusahaan-perusahaan sudah mulai mencoba touchless portal dengan facial recognition yang bisa memindai wajah karena nilai tambah yang ditawarkan teknologi tersebut, yaitu tingkat keamanan lebih tinggi. Facial recognition mengurangi kemungkinan penyalahgunaan identitas antarkaryawan untuk melakukan absensi. Di waktu yang bersamaan, teknologi tersebut mempercepat clock in dan clock out karena karyawan tidak perlu lagi berhenti untuk menekan sidik jari atau kartu ke mesin absensi," tutupnya. (Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya