Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
UPAYA untuk memperkuat nilai tukar rupiah tak hanya menjadi tugas Bank Indonesia. Pemerintah juga dianggap bisa mendorong penguatan nilai tukar melalui kebijakan di sektor riil yang memengaruhi gerak dan ketahanan rupiah.
"Dukungan pemerintah tampak tidak terlihat. Yang ditunggu pasar adalah apa yang akan dikerjakan pemerintah, kementerian/lembaga untuk mendukung stabilisasi nilai tukar rupiah," ujar Ekonom Senior dan Associate Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Ryan Kiryanto saat dihubungi, Kamis (9/5).
Dari sisi industri, misalnya, melalui Kementerian Perindustrian, pemerintah dapat mengambil peran menjaga ketahanan nilai tukar rupiah dengan mendorong penggunaan komponen dalam negeri. Industri pengolahan dapat diminta untuk menambah Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) pada produk yang dihasilkan.
Baca juga : Banggar DPR dan Pemerintah Sepakati Asumsi Nilai Tukar Rupiah
Hal itu dinilai bisa menjaga ketahanan rupiah lantaran impor bahan baku oleh industri manufaktur dapat ditekan. Mestinya, kata Ryan, hal itu dapat tercermin dari posisi Purchasing Manager's Index (PMI) manufaktur Indonesia yang konsisten di zona ekspansif.
Sayangnya, PMI manufaktur yang ekspansif tersebut belum memberikan banyak kontribusi terhadap penguatan nilai tukar rupiah. "Dugaan saya, ketika ekonomi terus bertumbuh, PMI manufaktur bagus, itu jangan-jangan mayoritas bahan bakunya adalah impor," kata Ryan.
Perusahaan-perusahaan milik negara non keuangan juga dapat dijadikan pemantik oleh pemerintah untuk meningkatkan penggunaan produk dalam negeri. Banyaknya perusahaan BUMN mesti bisa dimanfaatkan oleh pengambil kebijakan untuk melakukan hal tersebut.
Baca juga : Bank Indonesia Tahan Suku Bunga Acuan di 3,5%
"Keperluan belanja barang modal, bahan baku, diupayakan menggunakan bahan lokal, dalam negeri. Itu bisa meningkatkan efisiensi penggunaan valuta asing atau dolar," tutur Ryan.
Selain itu, Kementerian Perdagangan juga memiliki peran vital dalam menjaga ketahanan rupiah. Dukungan melalui kemudahan ekspor dan menjaga tingkat ekspor di level yang tinggi menjadi salah satu peranan yang dapat dilakukan oleh Kemendag.
Kemudahan dan level ekspor yang tinggi, kata Ryan, dapat mendorong surplus nercara perdagangan. Hal itu akan berdampak pada ketahanan rupiah dari tekanan global. "Setiap bulan neraca dagang kita surplusnya naik turun, tidak stabil. Itu tidak berkelanjutan. Minimal suprlus itu bisa dijaga secara konsisten, jangan naik turun," ujarnya.
Baca juga : BI Yakin Cadangan Devisa Kembali Meningkat
Selain pemerintah, peranan pelaku usaha juga dinilai penting. Para eskportir, utamanya yang bergerak di sektor sumber daya alam (SDA) didorong untuk bisa menempatkan dana hasil ekspor (DHE) ke sistem keuangan dalam negeri. Apalagi pemerintah juga telah memberikan beragam stimulus kepada eksportir yang melakukan hal itu.
"Itu kan sudah ada return dari pemerintah. Kalau ini dilakukan oleh para eksportir, cadangan devisa bisa menguat, dan ketahanan nilai tukar rupiah menjadi lebih kuat," kata Ryan.
Dia menambahkan, sejatinya Bank Indonesia telah berupaya untuk menjaga ketahanan nilai tukar rupiah dari fenomena strong dolar (penguatan dolar AS). Berbagai intervensi telah dilakukan bank sentral agar depresiasi rupiah tak terlampau dalam. Karenanya, kebijakan dari pemerintah yang mampu mendukung upaya-upaya BI amat diperlukan. (Z-10)
Nilai tukar rupiah pada perdagangan Kamis, 10 Juli 2025, dibuka menguat sebesar 42 poin atau 0,26% menjadi Rp16.216 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.258 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah pada perdagangan Rabu, 9 Juli 2025, dibuka melemah sebesar 43 poin atau 0,27% menjadi Rp16.249 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.206 per dolar AS.
Ancaman tarif sepihak dari AS menambah tekanan terhadap neraca eksternal Indonesia dan nilai tukar rupiah.
Nilai tukar rupiah pada perdagangan Senin, 7 Juli 2025, dibuka melemah sebesar 33 poin atau 0,20% menjadi Rp16.218 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.185 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah pada perdagangan Senin, 30 Juni 2025, dibuka melemah sebesar 2 poin atau 0,01% menjadi Rp16.197 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.195 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah pada perdagangan Kamis, 26 Juni 2025, dibuka menguat sebesar 10 poin atau 0,06% menjadi Rp16.290 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.300 per dolar AS.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Senin, 14 Juli 2025, diprediksi bergerak menguat dengan ditopang faktor-faktor domestik.
Bank Indonesia mengungkapkan posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Juni 2025 tercatat sebesar US$152,6 miliar atau senilai Rp2.477 triliun.
Sejak awal tahun hingga 3 Juli 2025, modal asing keluar bersih di pasar saham dan SRBI masing-masing sebesar Rp52,95 triliun dan Rp34,72 triliun.
Sistem pembayaran digital QRIS Tap ditargetkan mendukung percepatan digitalisasi pembayaran di Sulawesi Selatan
BANK Indonesia memperkirakan Federal Reserve (The Fed) akan melonggarkan kebijakan moneternya secara bertahap dalam dua tahun mendatang.
nilai tukar rupiah ditutup menguat ke level (bid) Rp16.390 per dolar AS Kamis (19/6), meskipun demikian imbal hasil (yield) Surat Berharga Negara dengan tenor 10 tahun naik
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved