Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Kuartal I Tumbuh 5,11%, Kemenkeu: Basis Baik Ekonomi 2024

Fetry Wuryasti
06/5/2024 18:00
Kuartal I Tumbuh 5,11%, Kemenkeu: Basis Baik Ekonomi 2024
Sejumlah kendaraan melintas di Jalan Rasuna Said, Jakarta, Jumat (3/5/2024).(Antara/Indrianto Eko Suwarso)

PERTUMBUHAN ekonomi Indonesia kuartal I 2024 yang sebesar 5,11% menjadi basis baik untuk pertumbuhan Indonesia 2024. Angka ini lebih tinggi dibandingkan kuartal I 2023 yang sebesar 5,03%.

"5,11% itu angka yang cukup tinggi. Itu menjadi basis baik untuk pertumbuhan Indonesia 2024," kata Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara ditemui di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (6/5).

Dia tidak menampik tingginya pertumbuhan ekonomi kuartal I 2024 dikontribusi besar salah satunya dari momentum Pemilu yang mendorong konsumsi rumah tangga. "Kita ingin di atas 5% untuk konsumsi rumah tangganya," kata Suahasil.

Baca juga : Butuh 0,25% untuk Capai Target Pertumbuhan 5,3% di 2023

Dia meyakini pertumbuhan ekonomi Indonesia akan tetap terjaga pads kuartal-kuartal selanjutnya. Hal ini mengingat insentif pemerintah yang terus berjalan seperti insentif pembebasan pajak pertambahan nilai (PPN) ditanggung pemerintah (DTP) untuk pembelian rumah dan bantuan biaya administrasi.

"Semoga bisa mendorong konstruksi dan mendorong investasi di kuartal-kuartal mendatang," kata Suahasil. Angka pertumbuhan ekonomi kuartal I 2024, menurutnya, menjadi basis yang baru, tetapi pemerintah ingin ekonomi tumbuh lebih tinggi lagi.

Untuk target pertumbuhan ekonomi 2025 yang tercantum di dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP), Suahasil mengatakan baru akan mulai dibahas pembicaraan pendahuluannya pada Kebijakan Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM PPKF) dan pada pembicaraan di RAPBN 2025. Beberapa tantangan dunia di 2025 dan tahun-tahun mendatang seperti tingkat suku bunga dan harga minyak dunia, disampaikan Suahasil bahwa beberapa variabel itu sangat memengaruhi biaya belanja fiskal Indonesia, sehingga akan memengaruhi APBN.

"Jadi tentang biaya harga minyak pasti mempengaruhi subsidi dan kompensasi kita. Sedangkan tentang tingkat suku bunga itu akan memengaruhi gerak ekonomi secara keseluruhan dan nilai tukar kurs sebenarnya juga memengaruhi," kata Suahasil.

Kementerian Keuangan akan terus memonitor pergerakan dinamika ekonomi global dan dampaknya ke Indonesia juga efeknya ke APBN. "Tiap bulan kami selalu paparkan pergerakan APBN, suku bunga, dan kurs-kurs seperti apa. Nanti kelihatan di sana. Nanti tentu kami akan mulai berbicara pendahuluan RAPBN 2025 pada Mei sekitar tanggal 20-an," kata Suahasil. (Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya