Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Bank Himbara Diharapkan Miliki Kebijakan Kesejahteraan Hewan dan Sistem Pangan Berkelanjutan

Putra Ananda
18/4/2024 19:55
Bank Himbara Diharapkan Miliki Kebijakan Kesejahteraan Hewan dan Sistem Pangan Berkelanjutan
NGO Sinergia Animal(Dok)

HIMPUNAN Bank Pemerintah (Himbara) diharapkan memiliki kebijakan yang mendukung peningkatan kesejahteraan hewan dan sistem pangan yang berkelanjutan. Berdasarkan laporan NGO perlindungan hewan internasional Sinergia Animal yang  berjudul ‘Beyond Porfits : Global Review of Financial Institutions in Animal Welfare and Food Systems.” tercatat bahwa  53% bank di seluruh dunia tidak memiliki komitmen terhadap perlindungan kesejahteraan hewan atau dalam mempromosikan alternatif pangan berbasis nabati. Tingkat kepatuhan rata-rata di bidang-bidang tersebut hanyalah 10%.

Laporan tersebut merupakan analisis komprehensif terhadap 80 lembaga keuangan di 22 negara, termasuk Indonesia. Ternyata terungkap kurangnya komitmen sektor keuangan terhadap kesejahteraan hewan dan sistem pangan yang berkelanjutan.

Temuan utama ini menyoroti tren yang cukup memprihatinka yakni tingkat kepatuhan lembaga keuangan yang dievaluasi dalam menerapkan kebijakan untuk melakukan divestasi dari praktik kekejaman terhadap hewan dan mempromosikan alternatif pangan nabati masih berada pada angka 10%, dengan lebih dari 53% lembaga keuangan mendapat skor nol. Meskipun terdapat kemajuan, yang mana 11 bank telah memperbaiki kebijakan mereka sejak tahun 2023. 

Baca juga : Wealth Wisdom 2023: Permata Bank Soroti Pentingnya Harmonisasi

Manajer Program Animal Welfare and Finance di Sinergia Animal  Merel van der Mark menuturkan bahwa saat ini dunia sedang menghadapi tantangan  krisis iklim yang berisiko tinggi terhadap  kesehatan masyarakat. Belum lagi tantangan meningkatnya kerawanan pangan yang memerlukan tindakan segera dari semua sektor. 

“Laporan tersebut menilai kinerja bank dalam bidang-bidang tersebut menggunakan 21 kriteria, termasuk kebijakan yang melarang pendanaan praktik paling kejam terhadap hewan ternak atau aktivitas kejam lainnya seperti perdagangan satwa liar, pengujian non-medis dan medis, serta penggunaan antibiotik yang tidak bertanggung jawab. Dukungan terhadap transisi ke alternatif berbasis nabati juga diukur,” ungkap Mark. 

Dalam laporan tersebut, beberapa Bank Himbara di Indonesia tercatat mendapatkan poin nol terhadap komitmennya tentang kesejahteraan hewan dan komitmen pangan berkelanjutan. Sementara  bank-bank internasional seperti Triodos, de Volksbank, Australian Ethical, Rabobank, dan ABN Amro tetap menjadi lima bank teratas yang dinilai memiliki praktik sistem pangan berkelanjutan dan kesejahteraan hewan terbaik.

Baca juga : Program Tebar Hewan Kurban 1444H untuk Pemerataan Kesejahteraan dan Kelestarian Alam

“Laporan tersebut mengungkapkan bahwa sebagian besar lembaga keuangan masih tertinggal dalam mendukung seruan global terhadap peningkatan perlindungan hewan dan transformasi sistem pangan,” lanjut Mark.

Dalam pernyataan internasional baru-baru ini Majelis PBB mendesak ambisi yang lebih besar untuk memperkuat kesejahteraan dan kesehatan hewan. Hal tersebut dijadikan sebagai kontributor signifikan terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selain itu, COP28 juga mengeluarkan deklarasi  untuk memprioritaskan ketahanan sistem pangan serta aksi iklim. 

“OECD telah memperbarui pedomannya untuk memasukkan ketentuan mengenai kesejahteraan hewan. Selain itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga ikut menyerukan agar hewan menjadi lebih sehat, terdiversifikasi serta  makan berbasis nabati yang lebih banyak,” tutur Mark. 

Baca juga : MUFG Bank dan HFH Indonesia Gelar Program Sejahterahkan Warga Desa 

“Bank mempunyai kekuatan dan tanggung jawab untuk mewujudkan masa depan di mana kesejahteraan hewan, aksi iklim, dan kesehatan manusia terintegrasi ke dalam inti praktik ekonomi. Laporan ini merupakan seruan bagi sektor keuangan untuk memprioritaskan keberlanjutan jangka panjang dibandingkan keuntungan jangka pendek, memprioritaskan kesejahteraan hewan, dan membangun sistem pangan yang lebih berkelanjutan,” tambah Mark. 

Laporan “Beyond Profits: Global Review of Financial Institutions in Animal Welfare and Food Systems” menyajikan studi kasus mengenai kampanye yang meminta bank asal Belanda, Rabobank untuk menerapkan kebijakan kesejahteraan hewan sepenuhnya, yang mengharuskan beberapa kliennya, seperti retailer internasional Makro dan Ahold Delhaze, berhenti memasok telur dari ayam yang dikurung dalam sangkar yang kontroversial di seluruh operasi mereka—termasuk di negara - negara berpendapatan menengah-atas seperti Argentina, Kolombia, dan Indonesia.

“Melalui kampanye ini, kami menyoroti pentingnya peran lembaga keuangan dalam memfasilitasi perubahan positif. Membiayai industri makanan yang tidak mengubah rantai pasoknya dan menghilangkan praktik paling kejam terhadap hewan merupakan hal yang bertentangan dengan kebijakan positif yang diterapkan Rabobank. Untuk memiliki kebijakan saja tidak cukup—bank juga harus memastikan kebijakan tersebut diterapkan,” ungkap  Mark.

Rincian lebih lanjut terkait dengan kinerja bank-bank lain dapat ditemukan selengkapnya di banksforanimals.org. Melalui situs tersebut publik juga dapat mengirim pesan ke berbagai institusi untuk meminta mereka melakukan perbaikan.

“Kami berharap bank-bank dalam daftar kami melihat hal ini sebagai peluang untuk melakukan perbaikan dan mendapatkan hasil yang lebih baik sambil terus mengevaluasi dan memberikan visibilitas terhadap kebijakan mereka,” tambah Mark. (Z-8)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putra Ananda
Berita Lainnya