Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Ini Catatan Mudik Lebaran 2024, Fasilitas dan Transportasi Publik Kurang Optimal

M. Ilham Ramadhan Avisena
15/4/2024 21:12
Ini Catatan Mudik Lebaran 2024, Fasilitas dan Transportasi Publik Kurang Optimal
Kendaraan arus balik arah Jakarta terjebak kemacetan di GT Cikampek Utama(Antara)

AKADEMISI Prodi Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata Djoko Setijowarno memberikan sejumlah catatan perihal mudik Lebaran 2024. Catatan tersebut berkaitan dengan penyelenggaraan fasilitas dan transportasi publik yang dinilai beroperasi kurang optimal.

Hal pertama yang ia soroti ialah mengenai pembenahan penyeberangan di Pelabuhan Merak. Diketahui pada arus mudik Lebaran 2024 terjadi kemacetan panjang dari Tol Tangerang menuju ke Merak. Jumlah pemudik yang menyeberang melalui Merak disebut menjadi salah satu sebab kemacetan itu.

"Penambahan rute kapal gratis dengan melibatkan perusahaan swasta dinilai perlu agar tak ada lagi penumpukan kendaraan di pelabuhan. Pada Lebaran 2024, jumlah rute kapal gratis yang disediakan sebanyak 20 rute," kata Djoko saat dihubungi, Senin (15/4).

Baca juga : Arus Mudik di Pantai Timur Jambi Terus Meningkat

Ia juga menyayangkan pemerintah tak masif melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai rute kapal gratis tersebut. Padahal itu merupakan salah satu keunggulan yang dimiliki untuk melayani masyarakat.

Djoko turut menyayangkan pemerintah hanya tampak fokus pada penyelenggaraan fasilitas transportasi darat selama musim mudik Lebaran 2024. Padahal banyak sarana angkut lain yang menjadi pilihan masyarakat.

"Jadi fokus ke darat saja. Padahal kalau bicara tol saja, darat saja, itu tidak akan selesai. Tahun ini banyak masyarakat memilih kendaraan umum, itu artinya memang ada perbaikan, tapi kan itu malah tidak dilihat oleh pemerintah," ujarnya.

Baca juga : Arus Penumpang Belawan Diprediksi Naik 12,05%

"Kalau memang itu dilihat, harusnya kan ada upaya perbaikan fasilitas, peningkatan pelayanan, jangan hanya fokus pada jalan raya. Karena jalan raya itu tidak akan selesai sampai kapan pun (permasalahannya)," tambah Djoko.

Hal kedua yang menjadi catatan Djoko ialah penyelenggaraan mudik gratis dengan bus. Itu juga perlu ditambah dengan mudik gratis Jakarta-Lampung dengan tujuan di setiap kota/kabupaten. Juga perlu ada mudik gratis dengan bus dari Sumatra ke Jawa sebagai antisipasi tarif tiket pesawat yang mahal.

Ketiga, Djoko mendorong agar ada kampanye yang masif terkait dengan pemberlakuan contraflow di ruas-ruas jalan bebas hambatan.

Baca juga : H+3 Lebaran, Pengguna Angkutan Umum Capai 1,2 Juta Orang

Itu juga perlu diikuti dengan ketegasan pemangku kepentingan mengenai penggunaan sabuk pengaman untuk semua kendaraan perjalanan jarak jauh, utamanya yang melalui tol.

"Harus ada juga kampanye yang masif mengenai waktu istirahat bagi pengemudi. Tempat istirahat bagi pengemudi yang cukup perlu untuk diadakan," tuturnya.

Selain itu, pemangku kepentingan juga dinilai perlu menyediakan tempat istirahat bagi pengemudi bus di terminal tipe A asal dan tujuan, yakni terminal O-D.

Pihak-pihak yang terkait, kata Wakil Ketua Pemberdayaan dan Penguatan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) itu, baik itu pemerintah maupun penyelenggara fasilitas transportasi harus membenahi akar masalah di sektor tersebut.

Hal itu ialah revitalisasi angkutan pedesaan, angkutan perkotaan, angkutan Antarkota Dalam Provinsi (AKDP), hingga angkutan perintis. "Perlu pula untuk menertibkan angkutan umum tidak resmi dengan masa transisi memberikan izin bus AKAP berhenti hingga terminal tipe C," jelas Djoko. (Mir/Z-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya