Kepala Bapanas Jelaskan Alasan Harga Telur belum Turun

Indriyani Astuti
19/3/2024 21:04
Kepala Bapanas Jelaskan Alasan Harga Telur belum Turun
Peternak mengumpulkan telur ayam ras di Desa Gribig, Gebog, Kudus, Jawa Tengah, Selasa (5/3/2024).(Antara/Yusuf Nugroho)

KEPALA Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menjelaskan alasan harga telur masih tinggi. Ia menyebut butuh waktu hingga harga telur kembali normal.

"Ya kan masih stok yang lama. Biasanya kan memang perlu proses ya (penurunan harga komoditas). Biasanya bisa tiga minggu sampai satu bulan," ujarnya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (19/3).

Arief menuturkan harga produk pertanian tidak bisa langsung turun. Ia juga memastikan setelah stok lama habis di pasaran, harga telur akan turun.

Baca juga : Hadapi Ramadhan, Pemerintah Bergegas Tambah Stok Beras Bulog

"Besok turun. Ada proses, karena kan perlu proses stok yang lama kan," imbuhnya.

Selain telur, Arief memastikan pemerintah akan melakukan impor daging sapi. Pelaku usaha atau swasta sudah dapat melakukan impor. Sebelumnya impor hanya diperbolehkan untuk badan usaha milik negara (BUMN).

"Kan yang privat (swasta) sudah jalan. Sekarang menunggu masuk minggu 2-3 puasa ini," terang Arief.

Baca juga : Ini Deretan Komoditas Pangan yang Alami Kenaikan Harga

Jumlah yang disetujui, sambung Arief, yakni 145 ribu ton dalam bentuk daging dan beberapa ratus sapi hidup. Ia menyebut impor sapi hidup kebanyakan berasal dari dari Australia. Namun, untuk daging diimpor dari Amerika Serikat dan Selandia Baru.

Selain daging, Arief mengatakan produksi beras saat panen raya Maret 2024 diproyeksikan meningkat dari 3,5 juta ton menjadi 3,8 juta ton. Namun, hasil panen pada April 2024 disebut terkoreksi dari 4,92 turun jadi 4,9. "Karena ada 17 ribu hektare (lahan sawah) yang memang terendam," terang Arief.

Seperti diberitakan, harga telur dan daging ayam ras terus naik memasuki Ramadan. Dilaporkan harga telur per kilogram mencapai lebih dari Rp30.000. (Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya