Headline

PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia

Fokus

MALAM itu, sekitar pukul 18.00 WIB, langit sudah pekat menyelimuti Dusun Bambangan

Mendag Zulhas Sebut Beras Mahal karena El Nino dan Stok Kurang

M. Ilham Ramadhan Avisena
13/3/2024 15:40
Mendag Zulhas Sebut Beras Mahal karena El Nino dan Stok Kurang
Warga antre membeli beras saat kegiatan Gerakan Pangan Murah di Mejobo, Kudus, Jawa Tengah.(Dok. Antara)

MENTERI Perdagangan, Zulkifli Hasan (Zulhas), mengungkapkan melonjaknya harga beras dalam beberapa waktu terakhir disebabkan oleh kurangnya ketersediaan komoditas itu di lapangan. Hal itu disebabkan oleh produksi beras yang tertunda akibat fenomena iklim el nino.

"Musim tanam itu bergeser, maka beras lokal kurang, karena tidak ada yang tanam. Kalau tanam pun, itu hanya sedikit, mereka yang punya bendungan dan irigasi yang kuat saja. Jadi musim tanamnya bergeser, panennya bergeser," ujarnya dalam Rapat Kerja bersama Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat, Rabu (13/3).

Zulkifli mengatakan, situasi itu kemudian mendorong pemerintah untuk mengambil langkah cepat, yaitu impor beras. Itu bahkan telah dipercepat sejak akhir tahun lalu dengan realisasi impor mendekati 3 juta ton.

Baca juga : Pedagang Diminta tidak Jual Beras SPHP di Marketplace

Impor terus dilakukan dengan kuota importasi beras tahun ini mencapai 3,6 juta ton. Jumlah itu bertambah 1,6 juta ton dari kuota awal tahun ini yang sebelumnya disepakati 2 juta ton.

Beras impor itu, kata pria yang akrab disapa Zulhas tersebut, digunakan untuk membanjiri pasar melalui program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan yang dijalankan oleh Perum Bulog. "SPHP itu dijamin oleh pemerintah harganya Rp11 ribu kurang sedikit, dan beras medium Rp14 ribu per kg," tuturnya.

Lebih lanjut dia mengatakan, kenaikan harga beras sedianya tak hanya terjadi di Indonesia. Negara-negara produsen beras lainnya juga mengalami hal yang sama. Dus, harga beras di level internasional juga berada dalam level yang relatif tinggi.

Baca juga : Stok Beras Aman, Kemendag Imbau Masyarakat tidak Panic Buying

Selain karena faktor iklim, kebijakan proteksi, atau pelarangan ekspor beras oleh India disebut menjadi sebab melambungnya harga komoditas itu di tingkat internasional. "Harga beras Thailand per Februari 2024 itu US$610, naik 32% dari periode yang sama tahun lalu," pungkas Zulhas.

Namun penjelasan mengenai dinamika harga beras itu dikritisi oleh Anggota Komisi VI DPR Harris Turino. Dia mengatakan, jika El Nino disebut menjadi sebab utama, maka pemerintah dianggap gagal mengelola perberasan nasional. Sebab, masih banyak negara lain yang menghadapi El Nino namun harga beras relatif terkendali.

"Banyak negara lain yang masih punya kemampuan ekspor. Jadi pernyataan bahwa ini melulu karena El Nino menjadi dapat dipertanyakan," kata dia.

Baca juga : Kemendag Sebut Beras Medium Tunjukkan Penurunan Harga, Beras Premium Masih Tinggi

Salah pengelolaan juga menurutnya dilakukan secara sadar oleh pemerintah. Harris mengungkapkan, pada Januari 2024, data Badan Pangan Nasional (Bapanas) stok beras nasional ada di angka 7,04 juta ton. Sementara kebutuhan untuk Februari saat itu diperkirakan mencapai 3 juta ton.

Namun karena adanya kepentingan Pemilu 2024, pemerintah tampak mengabaikan hal itu dan memilih melakukan impor secara masif. Penggunaannya pun menurut Harris tak jelas. Dugaan terkuat ialah untuk menyalurkan bansos menjelang pemilu.

"Bansos yang dilakukan besar-besaran di dalam waktu menjelang pemilu ini akhirnya menurunkan kemampuan pemerintah melakukan operasi pasar ketika terjadi kenaikan harga," tuturnya.

(Z-9)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik