Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
KINERJA Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada Januari 2024 mencatatkan surplus senilai Rp31,3 triliun, setara 0,14% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Capaian itu dinilai masih cukup baik dan sesuai dengan yang direncanakan oleh pengelola keuangan negara.
"Jadi kalau kita lihat, bahwa APBN 2024 meski pun ini baru bulan pertama, tapi kinerjanya masih menunjukkan sesuatu yang baik dilihat dari 2023 maupun 2022," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers APBN secara daring, Kamis (22/2).
Data Kementerian Keuangan menunjukkan realisasi pendapatan negara hingga 31 Januari 2024 mencapai Rp215,5 triliun. Nilai tersebut setara 7,7% dari target pendapatan 2024 yang dipatok sebesar Rp2.802,3 triliun.
Baca juga : Pemerintah Minta Kebijakan Utang tak Hanya Lihat Nominal
Pendapatan negara tersebut berasal dari penerimaan pajak senilai Rp149,2 triliun, atau 7,5% dari target sebesar Rp2.309,9 triliun. Lalu penerimaan kepabeanan dan cukai senilai Rp22,9 triliun, setara 7,1% dari target sebesar Rp321 triliun.
Sedangkan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) hingga 31 Januari 2024 telah terealisasi senilai Rp43,3 triliun, setara 8,8% dari target PNBP tahun ini sebesar Rp492 triliun.
Sementara itu realisasi belanja negara telah mencapai Rp184,2 triliun, setara 5,5% dari alokasi dana belanja negara yang sebesar Rp3.325,1 triliun. Realisasi tersebut berasal dari belanja pemerintah pusat senilai Rp96,4 triliun, atau 3,9% dari pagu Rp2.467,5 triliun dan Transfer ke Daerah (TKD) senilai Rp87,8 triliun, setara 10,2% dari pagu Rp857,6 triliun.
Baca juga : APBN Kembali Catatkan Surplus Rp67,7 Triliun, Menkeu: Trennya Cukup Baik
"Sisi penerimaan negara momentumnya masih terjaga dan dari sisi belanja negara terlihat masih sesuai dengan program dan prioritas nasional," kata Sri Mulyani.
Kendati realisasi anggaran negara itu terbilang baik, lanjutnya, APBN akan tetap difokuskan untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi tahun ini. Apalagi tantangan perekonomian dari dunia masih membayangi ekonomi dalam negeri.
Karenanya, kata perempuan yang karib disapa Ani tersebut, sebisa mungkin anggaran negara digunakan untuk menjaga dan mendukung geliat sumber-sumber pertumbuhan ekonomi nasional.
"Kita harus mewaspadai global di 2024 ini masih menantang dan kecenderungannya masih tetap lemah, sehingga kita harus menjaga sumber-sumber momentum pertumbuhan ekonomi di dalam negeri. Pelemahan ekonomi global ini juga berpotensi menimbulkan volatilitas di pasar keuangan yang perlu kita antisipasi secara baik," pungkasnya. (Mir/Z-7)
Pemberian penghargaan merupakan bagian dari memeriahkan Hari Jadi Cianjur ke-347.
SETAN Merah sebutan untuk Manchester United mengalami masa terendah di era Liga Primer Inggris menyusul kekalahan 0-4 dari Brighton.
Lembaga Survei Indonesia (LSI) memaparkan 91,4% publik puas dengan kinerja Erick Thohir dalam membenahi sepak bola nasional.
PRESIDEN Joko Widodo memasuki 2022 dengan kepercayaan tinggi.
Bila melihat sejarah Pilpres 2024, dukungan terhadap Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka lewat muslimat NU itu didorong oleh Khofifah Indar Parawansa.
Pemerintah Indonesia telah meninggalkan jejak terkait dengan kebijakan pengelolaan sampah di Indonesia.
NILAI tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Senin (12/8) ditutup melemah di tengah pasar mengantisipasi rilis data neraca perdagangan Indonesia untuk Juli 2024.
PROVINSI Sulawesi Selatan tidak membutuhkan ada beras impor karena Sulsel surplus dan mensuplai ke beberapa provinsi lain
GUBERNUR Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo menegaskan Provinsi Jateng tak perlu menerima beras impor dari pusat. Pasalnya, Jateng merupakan penghasil beras yang besar.
Gubernur Sumatra Selatan Herman Deru mengklaim provinsi tersebut setiap tahun selalu dalam kondisi surplus beras.
Sumatra Barat (Sumbar) tak berdampak fenomena El Nino dari sisi pangan. Bahkan Sumbar, yang dikenal penghasil beras premium, mengalami surplus beras 20-30 ton per bulan.
Kinerja ekspor nonmigas mendominasi dengan 98,34% dari total perdagangan luar negeri, pada Januari 2025.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved