Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
PAKAR ekonomi Universitas Brawijaya, Kota Malang, Jawa Timur, mengungkap penyebab kelangkaan beras yang mengakibatkan harganya melonjak.
"Peningkatan harga beras karena adanya penyesuaian harga gabah di tingkat petani," tegas Peneliti senior Pusat Penelitian Kebijakan Ekonomi (PPKE) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (FEB-UB) Joko Budi Santoso, Rabu (21/2).
Joko menjelaskan kenaikan harga terjadi pada Januari meski permintaan beras menurun karena musim liburan mahasiswa.
Baca juga : DKPP Klaten Nyatakan Kenaikan Harga Beras Merupakan Mekanisme Pasar
Pada Februari, permintaan kembali meningkat usai libur kuliah. Daya beli masyarakat naik sejalan meningkatnya kebutuhan beras selama masa kampanye pemilu. Hal ini berpotensi membuat harga beras naik lagi.
Di sisi lain, pasokan gabah belum normal lantaran panen raya diperkirakan Maret nanti. Situasi ini diperkuat dengan pola tahunan, yakni permintaan bahan pangan meningkat ketika menjelang Ramadan dan Lebaran.
Solusinya, Bulog sebagai buffer stock harus responsif menggelontorkan beras ke pasar guna menjaga pasokan sekaligus mengimbangi kenaikan permintaan. Cadangan beras Bulog sekitar 1,4 juta ton dinilai cukup untuk program stabilisasi harga beras.
Baca juga : Kementan Ajak Petani Muda Berpartisipasi di YAA Lahan Rawa 2024
"Tujuannya agar harga beras tidak terus melejit," ujarnya.
Sedangkan pemerintah harus memastikan cadangan pangan utama, khususnya beras, gula, minyak goreng, dan lainnya sangat cukup agar tidak terjadi panic buying. Program urban farming dan diversifikasi pangan dalam upaya meningkatkan ketahanan pangan keluarga harus terus dilakukan secara berkelanjutan.
Selain itu, produksi dan produktivitas hasil pertanian terus digenjot memanfaatkan modernisasi pertanian. Juga memastikan ketersediaan pupuk dan benih.
"Pemerintah harus memastikan mekanisme stabilisasi harga saat panen raya agar harga tidak jatuh sehingga petani tetap tersenyum," tuturnya.
Selanjutnya, pengawasan dan penindakan terhadap lini distribusi harus ditingkatkan. Hal itu untuk mengurangi penimbunan maupun permainan harga karena struktur pasar yang cenderung oligopoli di sektor komoditas pangan. (Z-6)
Baca juga : Beras Menghilang di Minimarket, Masyarakat Diminta Jangan Panik
Kegiatan yang digelar Pemerintah Kota Denpasar tersebut merupakan upaya pengendalian inflasi daerah
PRESIDEN Prabowo Subianto mengancam agar tidak ada pihak yang bermain-main dengan kebutuhan pangan. Soal permasalahan beras, ia memperingatkan penggilingan beras skala besar
Blue bites adalah bentuk konkret dari konsep blue food, yaitu pangan yang berasal dari ekosistem perairan, laut, pesisir, sungai, dan danau—seperti ikan, rumput laut, moluska, dan krustasea.
EDITORIAL Media Indonesia pada Rabu (16/7) lalu menggambarkan kenyataan pahit mengenai dugaan beras oplosan di Indonesia.
Anggota Komisi C DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDI Perjuangan, Hardiyanto Kenneth, mendesak Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Food Station bersikap terbuka terkait beras oplosan.
PEMERINTAH Indonesia tengah memacu transformasi ekonomi nasional melalui penguatan sektor pangan dan energi domestik.
OBSESI untuk mencapai pertumbuhan ekonomi tinggi 8% agar Indonesia keluar dari middle income trap (MIT) masih terasa berat.
Pemkab Cirebon telah menetapkan bahwa luas lahan sawah padi yang harus dilindungi mencapai 44 ribu hektare.
PROGRAM Transformasi Ekonomi Kampung Terpadu (Tekad) diharapkan dapat disinergikan dengan Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih.
Pelatihan pertanian organik yang diselenggarakan pada tanggal 5 dan 7 Agustus 2025 ini diikuti oleh 12 kelompok tani.
Guru Besar IPB University Edi Santoso mengapresiasi gebrakan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman yang secara berani telah membongkar adanya praktek kecurangan kualitas beras.
JAUH di atas ekspektasi pasar, laju pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II 2025, y-o-y, mencapai 5,12%, meningkat dari 4,87% kuartal I 2025.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved