Headline
Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.
Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.
Indonesia harus mampu memproduksi secara mandiri katalis yang merupakan elemen penting dalam produksi bahan bakar baik yang berasal dari energi fosil maupun minyak nabati. Itu sangat diperlukan agar Indonesia tidak tergantung pada negara lain dalam pengadaan katalis.
Hal itulah yang kini tengah dilakukan Institut Teknologi Bandung (ITB) melalui Laboratorium Teknik Reaksi Kimia dan Katalisis (TRKK) dan Pusat Rekayasa Katalisis (PRK). Mereka sudah berhasil memproduksi katalis yang khusus digunakan untuk mengubah minyak sawit menjadi bahan bakar, yang produk akhirnya dinamai bensin sawit. Tidak hanya itu, tim tersebut juga sudah memiliki katalis yang mampu mengonversi minyak kelapa atau minyak inti sawit menjadi bioavtur.
Kepala Lab TRKK ITB Melia Laniwati Gunawan mengungkapkan katalis adalah bahan penting dalam pengembangan energi hijau. Oleh karena itu, Indonesia sebagai penghasil minyak sawit terbesar di dunia, harus mampu memproduksi komoditas tersebut untuk pengembangan industri bahan bakar berbasis sawit ke depan.
Baca juga : Minyak Sawit Bisa Wujudkan Bahan Bakar Pesawat Ramah Lingkungan
"Kalau kita bergantung pada negara lain, nanti bisa jadi masalah. Mereka bisa saja nanti melakukan, tidak mau menjual kepada Indonesia karena melihat kemampuan dari sawit yang luar biasa," tuturnya.
Saat ini, ITB telah mampu memproduksi katalis ini dengan reaktor ukuran kecil. Kapasitas produksi yang dimiliki sebesar 40 kilogram per hari.
"Ini kebutuhannya hanya untuk penelitian jadi tidak produksi setiap hari. Kita hasilkan sesuai kebutuhan," tuturnya.
Baca juga : Garuda Indonesia Uji Coba Bioavtur pada Mesin Pesawat B737-800 NG
Saat ini, TRKK dan PRK ITB tengah memfokuskan penelitian untuk mengembangkan teknologi katalisis dan sistem pemroses minyak sawit dan minyak inti sawit menjadi berbagai produk yang memiliki nilai tambah lebih tinggi, dengan fokus utama konversi minyak sawit dan inti sawit jadi berbagai bahan bakar nabati dengan didukung berbagai pemangku kepentingan. Hasilnya, telah ada bensin sawit (Bensa), biohidrokarbon dan bioavtur.
bioavtur sudah mulai diproduksi massal oleh Pertamina dan digunakan untuk bahan bakar penerbangan komersil. Sementara, bensa sudah dilakukan uji coba terbatas pada sepeda motor dengan rute Banudung, Jawa Barat-Sabang, Aceh. (Ant/Z-11)
Baca juga : Industri Biodiesel Sudah Ikuti Aturan Pemerintah
Uji coba ini dilakukan di Kilang Cilacap, Jawa Tengah, dengan target produksi awal sebesar 9.000 barel per hari.
NDONESIA memiliki potensi used cooking oil (UCO) atau minyak jelantah yang besar. Pemanfaatan minyak jelantah untuk diolah menjadi bahan bakar ramah lingkungan
Program pengembangan bahan bakar ramah lingkungan dari used cooking oil (UCO) atau minyak jelantah, dinilai sebagai terobosan luar biasa Pertamina.
Kilang Pertamina Internasional berkomitmen untuk menjadi pelopor dan produsen unggul bioavtur di Indonesia.
Bioavtur J2.4 merupakan produk dari Kilang Pertamina Internasional (KPI) Refinery Unit (RU) IV Cilacap. Disebut bioavtur karena avtur yang diproduksi berbahan baku nabati dari sawit.
Maskapai Pelita Air meresmikan pengoperasian penerbangan komersial dengan Sustainable Aviation Fuel (SAF) atau bahan bakar bioavtur melalui rute Denpasar-Jakarta.
"Pengolahan sampah plastik menjadi petasol adalah solusi inovatif untuk mengatasi masalah sampah sekaligus menyediakan energi alternatif,"
Kombinasi ini mampu menghasilkan energi listrik secara efisien dan menghemat biaya bahan bakar pembangkit dengan mengurangi konsumsi LNG.
Tahukah kamu bagaimana sejarah penemuan bahan bakar dan penggunaan energi di dunia? Menurut sejarah, penggunaan minyak bumi telah ada sejak 5.000 tahun sebelum masehi.
Dengan menjaga kondisi motor dan menerapkan cara berkendara yang efisien, Anda bisa mengurangi konsumsi bahan bakar motor dan menghemat pengeluaran untuk bensin.
Pompa ini bekerja dengan memompa bahan bakar menuju injektor atau karburator, tergantung pada jenis sistem bahan bakar yang digunakan motor tersebut.
Motor, atau sering disebut sepeda motor, dirancang untuk memudahkan mobilitas dengan ukuran yang relatif kecil, hemat bahan bakar, dan kemampuan melewati berbagai jenis jalan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved