Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
ANGGOTA Dewan Energi Nasional (DEN) Abadi Poernomo menyatakan lifting perdana produk bahan bakar minyak berupa Sustainable Aviation Fuel (SAF) atau bioavtur dengan campuran minyak jelantah dari Kilang Cilacap menjadi kado hari ulang tahun (HUT) ke-80 RI dari Pertamina untuk kemandirian energi dan upaya menuju swasembada energi.
"Ini langkah positif dari Pertamina. Karena kalau mau swasembada energi, memang harus mencari alternatif-alternatif energi selain fosil,” ujar dia, di Jakarta, Sabtu (16/8).
SAF dari minyak jelantah, lanjutnya, menjadi langkah penting dalam menjaga ketahanan energi nasional. Sebab, produk tersebut sebagai bahan baku tersedia sangat melimpah di Indonesia, bahkan di berbagai negara penggunaan bioavtur dari minyak jelantah pun sudah banyak.
Namun demikian, menurut Abadi, pemanfaatannya harus ada konsistensi, jika SAF tersedia di Bandara Soekarno-Hatta, maka di Surabaya juga harus tersedia. "Jadi kita harus menetapkan, semua bandara di Indonesia harus tersedia SAF itu. Kecuali jika sifatnya masih uji coba," katanya melalui sambungan telepon.
Dia menilai kualitas SAF dari minyak jelantah produk Pertamina tentu memenuhi standar penerbangan, terbukti ketika diuji coba oleh Garuda Indonesia saat penerbangan Jakarta-Semarang tidak ada masalah. Namun, dia berharap, agar Pertamina tetap menjaga harga SAF dari campuran minyak jelantah tersebut. Setidaknya tak ada perbedaan yang terlalu besar antara harga SAF dengan avtur biasa.
Sebelumnya, PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) meluncurkan lifting atau pengiriman perdana produk Sustainable Aviation Fuel (SAF) berbahan dasar minyak jelantah (Used Cooking Oil/UCO) dari Kilang Cilacap.
Lifting ini merupakan tonggak penting dalam pengembangan bahan bakar ramah lingkungan di Indonesia sekaligus mendukung target Net Zero Emission (NZE) 2060.
Bioavtur hasil produksi Green Refinery Kilang Cilacap ini akan digunakan dalam penerbangan komersial oleh maskapai Pelita Air dengan rute Jakarta–Denpasar pada pertengahan Agustus 2025.
Direktur Utama Kilang Pertamina Internasional Taufik Adityawarman menyebut pengiriman perdana ini sebagai kebanggaan nasional karena melibatkan inovasi energi bersih hasil karya anak bangsa.
"Pengiriman perdana SAF berbahan baku minyak jelantah ini adalah langkah besar dalam mendukung kemandirian energi dan keberlanjutan lingkungan,” kata Taufik di Cilacap, Selasa (12/8). (Ant/E-2)
Uji coba ini dilakukan di Kilang Cilacap, Jawa Tengah, dengan target produksi awal sebesar 9.000 barel per hari.
NDONESIA memiliki potensi used cooking oil (UCO) atau minyak jelantah yang besar. Pemanfaatan minyak jelantah untuk diolah menjadi bahan bakar ramah lingkungan
Program pengembangan bahan bakar ramah lingkungan dari used cooking oil (UCO) atau minyak jelantah, dinilai sebagai terobosan luar biasa Pertamina.
Kilang Pertamina Internasional berkomitmen untuk menjadi pelopor dan produsen unggul bioavtur di Indonesia.
Bioavtur J2.4 merupakan produk dari Kilang Pertamina Internasional (KPI) Refinery Unit (RU) IV Cilacap. Disebut bioavtur karena avtur yang diproduksi berbahan baku nabati dari sawit.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved