Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
HARGA emas mengalami penurunan tajam di sesi perdagangan Asia hari ini setelah data pasar tenaga kerja yang kuat membuat para investor mempertimbangkan kembali ekspektasi terkait kebijakan bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve.
Harga emas spot turun di bawah level kunci US$2.000 per ons, mencatat reversal tajam dari rekor tertinggi yang dicapai minggu lalu.
Menurut analisis dari Deu Calion Futures (DCFX) Andrew Fischer, penurunan tersebut sebagian besar dipicu oleh Dolar yang tangguh dan indikasi kekuatan ekonomi AS.
Baca juga : Harga Emas Turun Setelah Sentuh Level Tertinggi
Harga emas spot turun sebesar 0,4% menjadi US$1.996,24 per ons, sementara emas berjangka yang akan jatuh tempo Februari turun 0,1% menjadi US$2.012,75 per ons pada pukul 11.19 WIB.
"Rekor tertinggi minggu lalu kini menjadi kenangan, dengan kedua instrumen perdagangan ini diperdagangkan sekitar $150 di bawah level tersebut," kata Fischer, melalui keterangan yang diterima, Selasa (12/12).
Baca juga : IHSG Menguat Jelang Keputusan Suku Bunga The Fed
Sentimen risiko yang membaik setelah data tenaga kerja AS yang kuat menjadi salah satu faktor penekan terbesar terhadap harga emas.
Para investor juga tetap waspada menjelang rapat Federal Reserve pekan ini. Meski bank sentral AS diperkirakan akan menahan suku bunga tetap rendah, prospek untuk pemangkasan suku bunga pada tahun 2024 tetap menjadi fokus utama.
Data terbaru menunjukkan bahwa pasar tenaga kerja AS berjalan kuat, dan ekspektasi pemotongan suku bunga pada Maret 2024 telah mengalami penurunan tajam.
Pasar merespons dengan meningkatnya minat risiko, mengindikasikan bahwa ekonomi AS mungkin mengalami "soft landing".
"Hal ini menyebabkan penurunan harga emas, sementara pasar saham menguat," kata Fischer.
Selain Federal Reserve, keputusan suku bunga dari Bank of England, European Central Bank, dan Swiss National Bank juga menjadi sorotan minggu ini.
Ketiga bank tersebut diperkirakan akan memberikan sinyal suku bunga yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama, yang dapat menekan harga emas dengan meningkatkan biaya peluang berinvestasi di logam mulia yang tidak menawarkan imbal hasil.
Dalam analisanya, Fischer menyebutkan, prediksinya secara garis besar, emas (XAUUSD) cenderung melanjutkan penurunan, dan penurunan ini nampaknya masih akan berlanjut dalam waktu dekat. Menurutnya, belum ada faktor yang mendukung kenaikan untuk saat ini.
Ia melihat, emas akan cenderung melanjutkan penurunan hari ini. Meskipun ada harapan pelemahan USD berdasarkan berita "US Inflation," Fischer menekankan kemungkinan penguatan tersebut hanya bersifat sementara dan emas mungkin kembali mengalami penurunan setelahnya.
Para investor juga akan memantau data inflasi AS untuk bulan November yang dijadwalkan akan dirilis nanti Selasa (12/12) pukul 20.30 WIB.
"Data ini diharapkan memberikan gambaran lebih jelas tentang kondisi ekonomi dan mungkin memengaruhi arah harga emas dalam sesi perdagangan mendatang," kata Fischer. (Z-4)
KETIDAKPASTIAN ekonomi global tidak selalu identik dengan risiko. Hal tersebut salah satunya terjadi pada emas yang mengalami lonjakan harga.
OneGold.io hadir untuk memberi nilai lebih pada kerja keras petani emas serta mengembalikan emas ke tangan mereka dalam bentuk token yang bernilai dan bisa diakses secara global.
Tidak hanya bernilai seni tinggi, Noor Dinar dan Rana Gold Bar, yang diproduksi oleh Peruri, dilengkapi dengan teknologi keamanan mutakhir.
Idealnya, investasi emas dilakukan dengan dana dingin atau dana lebih setelah pengeluaran rutin tercukupi.
BPS mencatat inflasi Jakarta pada April 2025 sebesar 1,44%, terutama bersumber dari kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga, kelompok perawatan pribadi dan jasa
KETIDAKPASTIAN arah kebijakan moneter Amerika Serikat kembali menjadi perhatian setelah desakan terbuka Presiden Donald Trump agar Federal Reserve memangkas suku bunga acuan.
Kami perkirakan FFR akan turun dua kali yaitu sekitar bulan September sekali dan di bulan Desember
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), pada Kamis 8 Mei 2025, dibuka menguat 19,75 poin atau 0,29% ke posisi 6.945,98.
Bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve (The Fed) pada Rabu (7/5) waktu setempat, memutuskan mempertahankan suku bunga acuan (fed fund rate/FFR) tetap di level 4,25-4,50%.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), pada perdagangan Rabu 7 Mei 2025, dibuka menguat 27,05 poin atau 0,39% ke posisi 6.925,25.
Kepala Ekonom Trimegah Sekuritas Fakhrul Fulvian meramalkan Bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed) akan mempertahankan suku bunga acuan fed fund rate.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved