Headline
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.
EKONOM Bank Permata Josua Pardede memperkirakan ruang kebijakan Bank Indonesia untuk menaikkan suku bunga semakin sempit.
"Hal ini terutama jika dilihat dari indikator fundamental perekonomian Indonesia," kata Josua, Kamis (23/11).
Defisit transaksi berjalan pada 3Q23 menyempit menjadi 0,25% PDB, menandakan terbatasnya dampak normalisasi harga komoditas.
Baca juga: Perekonomian Indonesia Solid, BI Harus Tahan Suku Bunga di 6%
Sementara itu, Rupiah juga mengalami rebound dalam 3 minggu terakhir, mencerminkan masuknya investor asing di pasar keuangan.
Kondisi tersebut akan mendukung stabilitas nilai tukar Rupiah, yang pada gilirannya akan membatasi risiko impor inflasi.
Baca juga: Rupiah Kembali Menguat karena Perekonomian Terjaga
Sementara itu, inflasi dalam negeri juga masih tercatat di bawah 3% yang menunjukkan relatif stabilnya tingkat harga di Indonesia.
"Kami memperkirakan BI akan mempertahankan BI-7DRRR pada level 6,00% setidaknya hingga paruh pertama tahun 2024," kata Josua.
Keputusan BI mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI-7DRRR) sebesar 6,00% pada pertemuan November 2023, karena BI memandang inflasi pada tahun 2024 akan stabil di kisaran 3,2%.
"Sehingga keputusan ini mendukung BI untuk mempertahankan suku bunga kebijakan," kata Josua.
Lebih lanjut, BI menyatakan bahwa keputusan kebijakan yang diambil akan bergantung pada data, sehingga BI tidak akan memiliki target suku bunga kebijakan yang ketat, terutama di tengah tingginya ketidakpastian global. (Try/Z-7)
KETIDAKPASTIAN arah kebijakan moneter Amerika Serikat kembali menjadi perhatian setelah desakan terbuka Presiden Donald Trump agar Federal Reserve memangkas suku bunga acuan.
BTN mempertegas posisinya sebagai pemimpin pembiayaan perumahan nasional dengan menggelar Akad Kredit Massal KPR Non-Subsidi secara serentak di lima kota besar
Ketua Umum Apindo, Shinta Widjaja Kamdani, menyambut baik keputusan Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan ke 5,5%.
Bulan ini, Mei 2025, jadi waktu yang tepat bagi Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunga acuan (BI Rate). Pasalnya, nilai tukar rupiah mulai stabil.
Pasar properti residensial Indonesia awal 2025 tumbuh terbatas. Penjualan hanya naik 0,73% YoY, didorong oleh kenaikan harga di segmen rumah kecil-menengah.
Keputusan Bank Indonesia (BI) yang menurunkan suku bunga acuan (BI rate) menjadi 5,5% akan disambut positif sektor perbankan dan sektor riil.
Menurutnya, perbankan juga perlu menyesuaikan struktur biaya dana, termasuk dana pihak ketiga dan bunga kredit, agar penyaluran kredit semakin efektif.
DALAM Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada Selasa-Rabu, 20-21 Mei 2025 memutuskan untuk memangkas suku bunga acuan atau BI-Rate sebesar 25 basis points (bps) menjadi 5,5%.
Bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve (The Fed) pada Rabu (7/5) waktu setempat, memutuskan mempertahankan suku bunga acuan (fed fund rate/FFR) tetap di level 4,25-4,50%.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved