Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
THE Federal Reserve diperkirakan mengumumkan pada Rabu (1/11) bahwa mereka akan mempertahankan suku bunga pada level tertinggi dalam 22 tahun. Ini merupakan upaya untuk mengatasi inflasi tanpa merugikan perekonomian Amerika Serikat (AS).
The Fed dengan cepat menaikkan suku bunga pinjaman acuannya hampir sepanjang tahun lalu di kisaran antara 5,25% dan 5,50%. Harapannya, langkah tersebut dapat mengembalikan inflasi ke target jangka panjang sebesar dua persen.
Ketika The Fed menaikkan suku bunga, hal ini meningkatkan biaya pinjaman dari bank, sehingga menghambat aktivitas ekonomi dan melemahkan pasar tenaga kerja. "Para pejabat Fed tampaknya telah memberi isyarat bahwa mereka tidak akan menaikkan suku bunga," Kepala Ekonom Goldman Sachs AS David Mericle menulis dalam catatan investor baru-baru ini.
Baca juga: Toyota Naikkan Perkiraan Tahunan karena Laba Bersih Melesat
"Kami menafsirkan komentar mereka baru-baru ini menyiratkan bahwa sebagian besar memilih untuk tidak menaikkan suku bunga lagi. Ini sejalan dengan perkiraan kami," tambahnya.
Meskipun analis lain, termasuk Bank of America dan Deutsche Bank, melihat kemungkinan besar jeda pada November, mereka kurang yakin bahwa The Fed menyelesaikan siklus penaikan suku bunganya. Pedagang berjangka menetapkan kemungkinan lebih dari 98% bahwa The Fed akan memilih untuk mempertahankan suku bunga stabil pada November, menurut data CME Group.
Sejak mencapai puncaknya di lebih dari tujuh persen pada Juni tahun lalu, inflasi yang diukur The Fed telah turun lebih dari setengahnya, meskipun tetap terjebak kuat di tiga persen. Banyak analis, termasuk mereka yang bekerja di The Fed, memperkirakan Amerika Serikat akan memasuki resesi tahun ini karena pesatnya penaikan suku bunga.
Baca juga: Keuntungan ExxonMobil Turun karena Harga Minyak Mentah Jatuh
Namun, pertumbuhan ekonomi secara mengejutkan tetap kuat, sehingga memperkuat ekspektasi akan terjadi soft landing (pendaratan lunak). Ini terjadi ketika The Fed dengan lancar menurunkan inflasi tanpa membebani perekonomian.
Pasar tenaga kerja, yang juga mendapat dukungan dari The Fed, telah menunjukkan beberapa tanda pelemahan tahun ini, meskipun tingkat pengangguran masih mendekati titik terendah dalam sejarah.
"Saya selalu mengatakan bahwa bertaruh melawan rakyat Amerika ialah suatu kesalahan," kata Presiden Joe Biden dalam pernyataan pada Kamis, tak lama setelah angka ekonomi terbaru dirilis.
Meskipun data ekonomi baru-baru ini kuat, keputusan suku bunga The Fed menjadi lebih mudah dengan lonjakan imbal hasil obligasi pemerintah jangka panjang baru-baru ini. Sementara suku bunga utama jangka pendek The Fed terutama memengaruhi suku bunga pinjaman yang ditawarkan oleh bank, imbal hasil treasury menentukan, "Segala sesuatu mulai dari suku bunga hipotek hingga imbal hasil obligasi korporasi dan daerah," Kepala Ekonom KPMG Diane Swonk menulis dalam catatannya baru-baru ini kepada kliennya.
Bagi beberapa analis, seperti David Mericle dari Goldman, kenaikan cepat imbal hasil treasury sepuluh tahun memainkan peran terbesar dalam membentuk kemungkinan keputusan The Fed untuk mempertahankan suku bunga pada Rabu.
Komite penetapan suku bunga The Fed, "Tampaknya telah bersatu dalam pandangan bahwa pengetatan kondisi keuangan baru-baru ini yang disebabkan oleh penaikan suku bunga jangka panjang telah membuat penaikan suku bunga lagi tidak diperlukan," tulis ekonom di Citi dalam catatan baru-baru ini kepada kliennya.
Pada pertemuan terbarunya, para pengambil kebijakan The Fed mengindikasikan bahwa mereka memperkirakan setidaknya satu kali penaikan suku bunga lagi pada tahun ini. Namun kondisi terkini melunakkan sikap mereka terhadap penaikan suku bunga lebih lanjut dalam beberapa minggu setelahnya.
Awal bulan ini, Ketua Fed Jerome Powell mengatakan sikap kebijakan saat ini bersifat membatasi. Ini menunjukkan bahwa kebijakan moneter berupaya memberikan tekanan pada aktivitas ekonomi dan inflasi.
Presiden Fed Philadelphia Patrick Harker mengatakan dia yakin The Fed berada, "Pada titik kita dapat mempertahankan suku bunga pada kondisi saat ini. Saya pikir tidak melakukan apa pun pada saat ini sama dengan melakukan banyak hal."
Dengan adanya jeda yang pasti bagi pasar dan analis, perhatian sekali lagi terfokus pada konferensi pers Powell setelah keputusan tersebut diumumkan. "Meskipun terdapat kehati-hatian baru, kami memperkirakan Powell akan menggunakan konferensi pers ini untuk menegaskan kembali bahwa The Fed tetap bergantung pada data dan tidak akan ragu untuk bereaksi jika risiko penaikan terhadap inflasi terwujud," tulis ekonom Citi dalam catatan investor mereka baru-baru ini. (Z-2)
Bank Indonesia (BI) dan Bank Prancis atau Banque de France (BdF) menyepakati penguatan kerja sama bilateral di area kebanksentralan.
Bank Indonesia bakal menambah besaran insentif dalam Kebijakan Likuiditas Makroprudensial (KLM) di 2025 menjadi Rp283 triliun.
LPEM FEB UI mendesak Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuan BI-Rate pada level 6% pada Rapat Dewan Gubernur BI November 2024.
BANK sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) kembali memangkas suku bunga acuan dengan besaran 25 basis poin (bps) menjadi 4,50-4,75% pada Kamis (7/11) waktu AS
INDEKS Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat (27/9) sore ditutup melemah di tengah penguatan mayoritas bursa saham kawasan Asia.
IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (24/9) sore ditutup menguat seiring pelaku pasar merespons positif komentar dovish pejabat Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Fed.
Militer AS mengumumkan pemimpin senior ISIS Dhiya’ Zawba Muslih al-Hardani dan kedua putranya tewas dalam serangan di Suriah.
Prancis jadi negara berkekuatan besar pertama di Eropa yang menyatakan secara terbuka niatnya mengakui Palestina.
AS menuduh Hamas tidak menunjukkan keseriusan dalam merespons proposal gencatan senjata yang telah dibahas selama lebih dari dua pekan.
Skema kerja sama merupakan bagian dari kesepakatan tarif timbal balik antara kedua negara.
PEMERINTAH Indonesia dan Amerika Serikat telah sepakat untuk menyusun protokol keamanan dalam menjaga data pribadi warga negara Indonesia (WNI)
Hingga kini Amerika Serikat belum memiliki undang-undang perlindungan data pribadi yang setara dengan regulasi Indonesia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved