Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Pasar Saham Indonesia Melemah pada Oktober

M. Ilham Ramadhan Avisena
30/10/2023 16:00
Pasar Saham Indonesia Melemah pada Oktober
Papan-papan elektronik berisi data pergerakan bursa saham yang melemah di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (18/10/2023).(MI/Susanto.)

PASAR saham global yang melemah turut menekan kondisi pasar saham Indonesia. Tercatat indeks harga saham gabungan hingga 27 Oktober 2023 melemah 2,61% (month to date/mtd) ke level 6.758,79 atau merosot dari September 2023 yang tercatat 6.939,89.

Pelemahan tersebut diwarnai dengan penarikan dana oleh investor asing sebesar Rp6,37 triliun dalam sebulan berjalan di Oktober 2023. Jumlah tersebut jauh lebih tinggi ketimbang penarikan yang terjadi di Agustus 2023, yaitu Rp4,06 triliun dalam sebulan berjalan.

Hal itu disampaikan Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi dalam konferensi pers secara daring, Senin (30/10). "Secara year to date (ytd/tahun berjalan), IHSG tercatat melemah tipis sebesar 1,34% dengan non-resident membukukan net sell sebesar Rp11,61 triliun, sedangkan September 2023 net sell sebesar Rp5,24 triliun (ytd)," ujarnya.

Dari sisi likuiditas transaksi, lanjut Inarno, rata-rata nilai transaksi pasar saham di Oktober 2023 turun menjadi Rp10,32 triliun (mtd) dan turun Rp10,47 triliun (ytd). 

Catatan kurang apik juga terjadi di pasar Surat Berharga Negara (SBN) yang mencatatkan aliran modal keluar. Sejalan dengan pergerakan global, pasar SBN per 26 Oktober 2023 membukukan outflow investor asing sebesar Rp13,63 triliun (mtd), sehingga mendorong kenaikan yield SBN rata-rata sebesar 40,86 bps (mtd) di seluruh tenor. "Secara tahun berjalan, yield SBN naik rata-rata sebesar 25,48 bps di seluruh tenor dengan non-resident mencatatkan net buy sebesar Rp47,19 triliun (ytd)," jelas Inarno.

Adapun indeks pasar obligasi ICBI pada 27 Oktober 2023 melemah 1,38% (mtd). Namun dalam tahun berjalan masih tercatat penguatan 4,45% ke level 360,12. Sedangkan di pasar obligasi korporasi, aliran dana keluar investor nonresiden tercatat sebesar Rp842,83 miliar (mtd) dan secara tahun berjalan masih tercatat outflow Rp1,67 triliun.

Kemudian di industri pengelolaan investasi, nilai Asset Under Management (AUM) pengelolaan investasi per 25 Oktober 2023 sebesar Rp824,24 triliun atau turun 0,40% (ytd). Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksa dana tercatat Rp499,54 triliun atau turun 1,33% (mtd).

"Namun, investor reksa dana masih membukukan net subscription sebesar Rp5,18 triliun (mtd). Secara tahun berjalan, NAB meningkat 1,05% dan tercatat net subscription sebesar Rp13,12 triliun," kata Inarno.

Penghimpunan dana di pasar modal masih tinggi yaitu tercatat sebesar Rp204,14 triliun dengan emiten baru tercatat sebanyak 68 emiten hingga 27 Oktober 2023. Penghimpunan dana per Oktober ini telah memenuhi capaian target di tahun 2023.

Sementara itu, pipeline Penawaran Umum masih terdapat 97 dengan perkiraan nilai indikatif sebesar Rp54,48 triliun yang di antaranya merupakan rencana IPO oleh emiten baru sebanyak 65 perusahaan. (Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya