Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Sri Mulyani: Nilai Tukar Rupiah dalam Posisi yang Relatif Baik

M Ilham Ramadhan Avisena
25/10/2023 16:28
Sri Mulyani: Nilai Tukar Rupiah dalam Posisi yang Relatif Baik
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati(AFP/Punit Paranjpe)

MENTERI Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, nilai tukar rupiah saat ini berada dalam kondisi yang relatif baik. Sebab depresiasi mata uang Garuda tak sedalam yang dialami oleh mata uang negara-negara lain.

“Sebetulnya rupiah kita dalam posisi yang cukup baik depresiasinya, meski orang Indonesia melihatnya nominal, tapi kalau kita lihat pergerakan nilai tukar, year to date (ytd/tahun berjalan) depresiasinya di 0,7%,” ujar dia dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Rabu (25/10).

Sri Mulyani menambahkan, mata uang Filipina, Vietnam, Thailand, Korea Selatan, dan Malaysia mengalami depresiasi yang cukup dalam terhadap dolar AS. Depresiasi 0,7% (ytd) yang terjadi pada rupiah dinilai tak signifikan.

Baca juga : Rupiah Melemah 1,24 Persen Terhadap Dolar AS

Dia juga menyampaikan, fenomena yang terjadi saat ini ialah penguatan dolar AS. Itu menyebabkan banyak mata uang negara-negara lain tampak melemah. Indeks dolar AS (DXY) tercatat menguat 2,7% (ytd). Ini berdampak besar lantaran mata uang Negeri Paman Sam sampai saat ini masih banyak digunakan oleh banyak negara.

“Jadi penyebabnya bukan rupiahnya, tapi dolarnya menguat, dolar dengan interest rate yang tinggi, kita lihat DXY itu mengalami kenaikan 2,7% ytd. Ini menggambarkan bahwa secara relatif dolar menguat, maka banyak mata uang melemah dibandingkan dengan USD,” jelas Sri Mulyani.

Kondisi perekonomian di AS tak hanya berdampak pada pergerakan mata uang, tetapi juga ke pasar keuangan dunia. The Federal Reserve diketahui menerapkan kebijakan suku bunga tinggi untuk periode yang cukup lama (higher for longer). Itu mendorong aliran modal asing keluar (capital outflow) dari negara-negara berkembang.

Baca juga : Rupiah Ditutup Melemah ke Rp15.525 per Dolar AS

Karena kondisi ekonomi AS itu, pasar keuangan Indonesia mencatatkan capital outflow. Itu kemudian berdampak pada tingkat imbal hasil (yield) dari Surat Berharga Negara (SBN) tenor 10 tahun. Tercatat yield SBN bertenor 10 tahun saat ini di angka 5,87%, naik dari sebelumnya yang hanya 4,8%.

“Ini kelihatan, meski SBN kita relatif kinerjanya cukup baik, namun tetap terkena dampaknya, llihat Indo Global Bond 10 tahun 5,87%, AS sudah 5% dan tertinggi semenjak 2007. sedangkan yang domestik, SBN kita juga mengalami kenaikan di 7,08%. Ini yang sedang dan akan terus kita kelola dan waspadai,” kata Sri Mulyani.

“Karena memang pergerakan dari pasar keuangan, pasar surat berharga, nilai tukar, dan suku bunga menjadi faktor sentimen yang cukup dominan pada bulan-bulan ini dan ke depan,” pungkas dia. (Z-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya