Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
PT Brantas Energi (BREN) yang merupakan anak usaha PT Brantas Abipraya (Persero) menyatakan membutuhkan inovasi pendanaan dalam investasi pengembangan usaha proyek energi baru terbarukan (EBT). Perusahaan tersebut membutuhkan investasi Rp16 triliun dari periode 2024-2030.
Inovasi pembiayaan itu berasal dari pendanaan hijau, dana dari penawaran umum saham atau initial public offering (IPO), dan asset recycle atau melepas sebagian aset unit pembangkit.
"Kita melakukan inovasi pendanaan seperti IPO, asset recycle, mencari partner investasi dari badan usaha milik negara (BUMN) atau dari swasta," ungkap Direktur Utama Brantas Energi Satiyobudi Santoso dalam Executive Forum Media Indonesia: Pembiayaan Renewable Energy di Hotel Aryaduta, Jakarta, Kamis (19/10).
Baca juga: PLN: Kebutuhan Investasi Hijau hingga 2040 Capai Rp2.487 T
Ia juga menyatakan salah satu partner utama investasi BREN berasal dari PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI). Melalui program Menuju Transisi Energi Rendah Karbon (Mentari), BREN bersama SMI berupaya mendapatkan hibah dari Palladium Internasional, Ltd.
Dilansir laman resmi BREN, perusahaan itu meneken perjanjian untuk mendukung tiga proyek energi terbarukan tenaga air dengan total kapasitas pembangkit sebesar 7 MW pada Maret 2023 lalu. Dari total biaya pembangunan yang dibutuhkan sebesar Rp210 miliar, Pemerintah Inggris akan ikut berkontribusi sebesar Rp21 miliar melalui hibah Program Mentari.
Baca juga: Emiten Minyak Bumi bakal Panen Raya Sampai 2024
"Kami mendapatkan hibah atau grant dari program Mentari di tiga proyek kami. Ada kunjungan dari menteri energi dari Inggris untuk memastikan proyek Mentari berjalan," terang Satiyobudi.
Proyek yang dimaksud ialah tiga pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTM) yakni PLTM Batanghari di Sumatra Barat, PLTM Titab di Bali, dan PLTM Pandanduri di Nusa Tenggara Barat. Proyek tersebut akan memberikan manfaat dengan menghasilkan listrik dari kelebihan debit air yang mengalir dari bendungan eksisting.
Di sisi lain, Satiyobudi menerangkan di tengah kondisi global yang tak menentu, mulai dari perang Rusia-Ukraina, memanasnya perang Israel-Palestina, dan inflasi yang tinggi, pihaknya mengalami masalah terkait kebutuhan turbin untuk pengadaan pembangkit listrik tenaga air.
"Soal pengadaan turbin, kami mengalami kesulitan karena biasanya mengambil dari Eropa. Dengan kondisi global saat ini, kami akan mengambil dari Asia atau dalam negeri," pungkasnya. (Ins/Z-7)
Porsi pendanaan iklim di Indonesia masih lebih banyak ditopang anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) dibandingkan kontribusi dari sektor swasta.
(APBN) hanya mampu memenuhi sekitar 12,3% dari total kebutuhan pendanaan aksi iklim yang diperkirakan mencapai Rp4.000 triliun hingga 2030.
Potensi investasi nikel di Indonesia mencapai US$127,93 miliar dengan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar US$43,25 miliar.
AGENDA penghiliran industri menjadi salah satu cara yang bakal ditempuh pemerintah untuk mencapai angka pertumbuhan ekonomi 8 persen secara bertahap.
Menurut data dari Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, sektor mineral memberikan kontribusi terbesar terhadap investasi hilirisasi.
MENTERI Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno menyiapkan Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) untuk ikut membeli gabah dan beras petani dengan dana komersial
Penelitian dan pilot project perlu digencarkan untuk menyesuaikan algoritma machine learning dengan kondisi geologi Indonesia.
Seluruh sumber energi untuk menghasilkan hidrogen masih berkaitan dengan bawah permukaan bumi .Geofisika menjadi salah satu disiplin ilmu yang dapat mengidentifikasinya.
Pengesahan RUPTL juga menunjukkan komitmen Pemerintah dalam mewujudkan kedaulatan energi dan transisi energi di Tanah Air.
Investasi untuk pembangkit listrik sebesar Rp2.133,7 triliun, di mana sekitar 73% dialokasikan untuk partisipasi pihak swasta atau independent power producer (IPP).
BANYAK pakar lingkungan hidup memberikan penilaian bahwa kondisi bumi saat ini sedang tidak baik-baik saja.
Tenaga Ahli Menteri ESDM Satya Hangga Yudha menyatakan optimistis Indonesia mampu mencapai transisi energi yang berkelanjutan dan memenuhi target emisi karbon yang ditetapkan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved