Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Pendaftaran bakal pasangan calon presiden dan wakil presiden (bacapres bacawapres) akan berlangsung pada 19 - 25 Oktober 2023.
Siapa saja nantinya yang akan maju, investor akan lebih memilih pada pasangan capres-cawapres yang berpihak kepada ekonomi, bisnis, dan dunia usaha.
Head of Research Center Mirae Asset Sekuritas Indonesia Roger MM mengatakan cerminan dari capres-cawapres yang difavoritkan oleh dunia usaha nantinya akan tergambar pada laju indeks harga saham gabungan (IHSG), terutama pada saham-saham milik emiten BUMN.
"Pertama, yang ditunggu oleh pelaku pasar dan investor pengumuman capres-cawapres, yang mudah-mudahan pada akhir Oktober ini sudah ketahuan siapa nama-namanya," kata Roger pada Mirae Asset Media Day, Selasa (17/10).
Sebab ini akan menentukan arah market saham akan kemana. Paling mudah, kata Roger, nanti akan terlihat pertama pada saham-saham emiten BUMN, sebagai bentuk pasar yakin dengan capres-cawapres yang akan memimpin negara selanjutnya.
Berkaca pada pemilu sebelumnya di 2014 dan 2019, penentuan cawapres menjadi penting, dan jauh menjadi lebih penting pada 2024 ini.
Hal ini melihat berbagai dinamika antara calon-calon wapres yang disukai pelaku pasar dan pebisnis dan juga yang beredar di dunia perpolitikan akhir-akhir ini.
Sebelumnya, kata Roger, dari berbagai wawancara dengan investor, ekspektasi pelaku pasar sebetulnya banyak yang berharap Prabowo bisa menggandeng Erick Thohir. Ini terlihat dari berbagai saham emiten yang tiba-tiba bergerak naik seperti saham emiten Mahaka Media Tbk (ABBA), dan Mahaka Radio Integra Tbk (MARI).
Kemudian, arah pasar menjadi netral kembali setelah hasil keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait batas minimal usia pencalonan capres-cawapres.
"Kami melihat arah yang akan menentukan ke depan di tahun politik adalah siapa favorit market. Itu yang perlu ditentukan terlebih dahulu. Di pemilu 2014 dan 2019, terlihat jelas siapa favorit market. Namun untuk 2024 ini favorit market masih tebak-tebak antara tiga pasangan tersebut," kata Roger.
Apabila hasil dari akhir pendaftaran paslon pada 25 Oktober nanti, berjejer pasangan-pasangan yang disukai pelaku pasar, maka tren IHSG akan terlihat menanjak seperti pemilu periode sebelumnya.
"Sebaliknya, apabila pasangan-pasangan capres-cawapres itu bukan menjadi favorit market, mereka akan bersikap netral. Itu yang kemungkinan akan membuat pasar saham kemudian geraknya menjadi berat," kata Roger.
Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Martha Christina menjelaskan untuk tahun politik, mereka melihat sejauh ini emiten mengatakan tidak akan berdampak banyak pada saham sejauh kondisi pemilu kondusif dan aman.
Beberapa emiten yang akan berpengaruh, emiten media, terkait iklan politik. Emiten konsumer juga akan diuntungkan dari pesta Pemilu, karena erat kaitannya dengan agenda bagi-bagi sembako oleh partai. Selain itu memang biasanya konsumsi ritel juga akan lebih tinggi pada kuartal IV.
"Jadi bukan hanya karena politiknya, melainkan juga memang secara keseluruhan pada kuartal IV tahun ini dan kuartal I tahun depan, emiten sektor konsumer, ritel dan media akan cukup diuntungkan," kata Martha. (Try/E-1)
Merujuk data Laporan Bulanan Registrasi Pemegang Efek SMIL pada Mei, investor pemegang saham SMIL naik hingga 3.217 menjadi 9.027 investor dari bulan sebelumnya hanya 5.810 investor.
KINERJA pasar saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama sepekan perdagangan atau pada Senin-Jumat, 16–20 Juni 2025 menunjukkan tren pelemahan.
Hingga 28 Mei 2025, total nilai transaksi Repo di SPPA mencapai Rp100,85 triliun, dengan rata-rata transaksi harian mencapai Rp2,86 triliun.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), pada Senin 16 Juni 2025, dibuka menguat 10,61 poin atau 0,15% ke posisi 7.176,68.
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat bahwa per Mei 2025, jumlah investor saham di Indonesia telah mencapai rekor tertinggi, yakni 7.001.268 SID.
BNI mengumumkan rencana penerbitan obligasi berlandaskan keberlanjutan (Sustainability Bond) Berkelanjutan I Tahap I Tahun 2025, dengan nilai maksimal Rp5 triliun.
HINGGA akhir April 2025, data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) menunjukkan jumlah investor saham di pasar modal hampir menyentuh angka 6,9 juta investor.
Investor reksa dana mencatatkan pertumbuhan hingga Mei 2025 menjadi 15,6 juta, naik hampir 30% daripada periode sama 2024 sebesar 12,1 juta investor,
Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi menegaskan bahwa jaminan keamanan menjadi kunci dalam menarik investor untuk menanamkan modal di suatu daerah.
Di tengah perubahan lanskap kewirausahaan global, pelaku wirausaha kini dihadapkan pada tantangan membangun bisnis yang tangguh dan berkelanjutan.
PENURUNAN daya saing Indonesia di tingkat global dinilai mengkhawatirkan. Terlebih penurunan daya saing itu utamanya disebabkan oleh penurunan peringkat efisiensi pemerintah.
PENURUNAN tajam peringkat daya saing Indonesia dalam laporan IMD World Competitiveness Ranking 2025 tidak lepas dari merosotnya efisiensi pemerintah dan efisiensi bisnis.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved