Headline
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
TAK sedikit orang mengatakan bahwa memulai bisnis harus dengan passion. Apalagi menggeluti bisa yang memang terkait dengan hobi akan berbeda dalam mengembangkannya.
Sebagai pengusaha, Nicholas Renaldi juga merintis kariernya tak lepas dari hobi seninya yang dimiliknya. Bahkan dari hobinya, ia sukses mewujudkan impiannya memiliki perusahaan.
Sekarang Nicholas dikenal sebagai foundar dari perusahaan yang bergerak di bidang interior desain. Bidang interior telah disukai Nicholas sejak kecil.
Baca juga: Novi Rolastuti, Perempuan di Balik Sepak Terjang CRIF Indonesia
Tak heran selepas sekolah menengah atas, Nicholas ingin melanjutnya pendidikanya dengan mengambil jurusan desain interior.
Sayangnya impian Nicholas tak bisa terwujud karena terkendala dengan pandangan matanya. Ia dinyatakan memiliki buta warna parsial mengakibatkan Nicholas tidak bisa masuk jurusan desain interior.
Kendati begitu, semangatnya tidak padam dan kecintaan kepada dunia desain interior pun tak surut. Justru Nicholas membuat mock up atau konsep rancangan desain.
Bahkan mock up karya Nicholas dicoba untuk dipasarkan secara online ke keluarga serta teman-teman dekatnya. Mock up ini yang menjadikan cikal bakal dari sebuah brand interior yang sekarang menjadi 'Marble & Co'.
Baca juga: Dari Karyawan Biasa, Dina Masyusin Kini Jadi CEO dan Aktivis Politik
"Keindahan dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari," ucap Nicholas yang kini dikenal sebagai founder dari Marble & Co. dalam keterangan, Jumat (22/9).
Dalam pandangan falsafahnya, Nicholas mengatakan bahwa estetika seni merupakan cerminan dari personality atau kepridian seseorang.
"Apa yang mereka sukai apa yang mereka gemari akan membentuk estetika seseorang. It’s all about personal taste,” tutur Nicholas.
Nicholas juga memiliki pandangan bahwa setiap orang memiliki selera yangberbeda-beda. Pemikiran inilah yang akhirnya memutuskan marmer sebagai bahan dasar untuk bisnis yang dijalaninya.
Menurut Nicholas, marmer merupakan sebuah produk alami yang memiliki keindahan serta keunikan tersendiri di mana setiap warna dan karakternya menggambarkan selera pemiliknya.
Marble & Co. Dibangun dari Kecintaan pada Marmer.
Nicholas sebagai founder dan desainer Marble & Co. serta Monica sang istri sebagai Co-Founder dan CEO Marble & Co. pada awalnya hanya memproduksi produknya menggunakan marmer sisa produksi (waste).
Namun seiring bertambahnya minat dari para konsumennya membuat Nicholas dan istri membeli slab marmer utuh dengan berbagai motif dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi serta konsistensi menjaga keestetikaan marmer.
Akhirnya menjadikan marmer sebagai produk interior salahsatu inovasi yang dilakukan Marble & Co. dan menjadikan Nicholas termotivasi untuk menjadi yang pertama dan terdepan di industri ini.
Baca juga: Kisah Inspiratif Hypernet, dari Warnet jadi Perusahaan IT dengan Ribuan Klien
Produk Marble & Co. dibuat oleh para seniman lokal yang memang suka dan hobi menggeluti marmer, karena dalam pengerjaannya membutuhkan kesabaran dan ketelitian sehingga urusan kualitas produk-produk Marble & Co. tidak diragukan lagioleh para penikmatnya.
Seiring berjalannya waktu para konsumen juga semakin paham akan terobosan baru ini bahwa marmer tidak hanya digunakan untuk pembuatan dinding ataupun lantai namun juga bisa menjadi karya seni yang fungsional untuk menghiasi interior rumah mereka.
Pembukaan Store Pertama Marble & Co.
Setelah 6 tahun fokus pada penjualan online akhirnya Marble & Co. memutuskan untuk membuka store pertamanya di kawasan Indonesia Design District, PIK 2, Jakarta Utara.
Nicholas mengucapkan rasa terima kasih kepada konsumen yang selama ini telah percaya dan mendukung penjualan produknya, karena menurutnya membeli produk marmer secara online bukan hal yang mudah. “Each pieces will be different,” tegasnya.
Namun hebatnya banyak konsumen Marble & Co yang berani beli dan terus percaya bahkan mereka melakukan pembelian kembali (repeat order).
Baca juga: Pengusaha Properti Arief_arthagroup Mulai Tertarik Bisnis Sejak Kuliah
Store pertama mereka ini merupakan sebuah pencapaian dari Nicholas dan seluruh timnya yang sudah berkembang.
Nicholas menegaskan kembali dan mengatakan,"Yang dulunya hanya hobi, tidak memiliki tim bahkan sampai mengecat sendiri mereknya di garasi rumahnya sekarang sudah memiliki banyak tim ini merupakan sebuah prestasi buat saya”.
Mimpi Nicholas selanjutnya dengan dibukanya store pertama Marble & Co. yakni ingin semakin dekat dengan para penikmat produknya, serta siap memamerkankarya luar biasa lainya di store-nya.
Kemudian dia ingin menjadikan store ini sebagai wadah untuk berkolaborasi dengan berbagai macam pihak, seperti arsitek, desainer interior, berbagai komunitas, serta berbagai macam brand. (RO/S-4)
Di tengah perubahan lanskap kewirausahaan global, pelaku wirausaha kini dihadapkan pada tantangan membangun bisnis yang tangguh dan berkelanjutan.
Melalui pemberian keterampilan praktis, wawasan bisnis tajam, dan akses tanpa batas ke pasar global, SheHacks menjadi tonggak penting dalam mempercepat inklusivitas gender.
Di era digital saat ini, Google Business Profile (GBP) menjadi salah satu aset digital paling vital bagi pelaku usaha – baik skala kecil, menengah, maupun besar.
Pengusaha muda Victor Herryanto secara resmi mengembalikan formulir pencalonan sebagai Calon Ketua Umum BPC Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Jakarta Utara periode 2025–2028.
KOPERASI diharapkan dapat ikut berperan aktif dalam pemberdayaan usaha kecil dan menengah (UKM), kewirausahaan, penyediaan fasilitas modal kerja, dan pendampingan pengembangan usaha.
KETUA Fraksi Golkar M. Sarmuji menyebut Menteri ESDM Bahlil Lahadalia diserang oleh pengusaha 'hitam' yang merasa dirugikan oleh kebijakannya. Itu berkaitan dengan tambang nikel di Raja Ampat
Sebagai “The Home of World Class Brands”, IndoBuildTech Expo 2025 menjadi platform interaksi bisnis onsite utama bagi lebih dari 550 Exhibitors.
Penggunaan software desain canggih yang terintegrasi langsung dengan sistem produksi fisik menjadi salah satu solusi yang mulai diadopsi oleh banyak produsen.
RUANG kerja yang inspiratif, dinamis, dan kolaboratif perlu diciptakan.
BISNIS jasa desain interior masih tumbuh di tengah perekonomian yang melesu. Setidaknya ini dialami Nodes Studio yang mulai berkiprah sejak 2020.
Desain interior di ruang publik ini bisa disebut mengadopsi gaya tribun, podium, ampiteater, atau juga tribun.
MEWUJUDKAN ruang impian baik untuk hunian maupun komersial bukan sekadar soal furnitur mahal atau gaya desain yang sedang tren.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved